Chapter 14

1K 162 21
                                    

┏━━━━━✦❘༻༺❘✦━━━━━┓
Swordsfight
┗━━━━━✦❘༻༺❘✦━━━━━┛

Lyane terbangun dengan sakit kepala hebat yang menyerangnya, dia sempat memikirkan penyebab sakit di kepalanya sebelum dia teringat akan kejadian kemarin malam. Sepertinya ini adalah efek hangover dari anggur yang dia minum. Setelah dipikir-pikir, Lyane merasa bodoh karena minum sebanyak itu hanya untuk menghilangkan perasaan aneh dan berpikir anggur itu dapat menormalkan detak jantungnya. Lyane meringis saat dirinya beranjak duduk, lalu alisnya mengernyit saat menemukan segelas air, satu bungkus aspirin dan secarik kertas di atas nakas.

Kesadaran seketika menghantamnya, sadar bahwa dia terbangun di kamarnya, sadar bahwa gaun pestanya telah berubah menjadi gaun tidur. Lyane mencoba me-recall ingatannya, namun memorinya macet di tangga. Tangga, itulah hal yang terakhir Lyane ingat. Jika dia memang pingsan di tangga lalu siapa yang membawanya ke kamar dan menggantikan pakaiannya? Lyane buru-buru membuka secarik kertas yang ditindih oleh gelas.

Drink, you'll feel better. Also, be grateful i was the one who found you.

Begitu isinya, dahi Lyane semakin berkerut, karena merasa kepalanya kembali pening, dia memutuskan untuk meminum satu buah aspirin sembari menebak-nebak orang di balik semua ini.

Ketukan terdengar tepat setelah Lyane selesai meneguk satu buah aspirin, sekarang pening di kepalanya telah berkurang sedikit. "Masuk!" Sahut Lyane.

Corin masuk sambil menghela napas lega. "Ada apa?" Tanya Lyane.

"Syukurlah, aku khawatir padamu, kemarin banyak Lady yang membicarakan dirimu, katanya kau pingsan di tangga, apa itu benar?" Kata Corin sambil berjalan ke arah Lyane lalu duduk di ujung kasurnya.

"Sepertinya iya... hey apa kau yang melakukan ini?" Ujar Lyane, menunjukkan secarik kertas yang tadi terselip di bawah gelas.

"Tidak, kalau aku yang menemukanmu, tidak mungkin aku akan se-khawatir tadi," jawab Corin.

Lyane terbengong, beban pikirannya kembali bertambah. "Yasudah, yang  terpenting kau sudah bangun dengan aman, aku sudah tiga kali bulak-balik, mengunjungi kamarmu namun baru kali ini kau menjawab, dan ini adalah kunjunganku yang ke empat kali," jelas Corin panjang.

"Apa kemarin mabukku sebegitu buruk?" Tanya Lyane.

"Well... kau hampir tersungkur jika aku tidak menahanmu saat kau mau memasuki istana. Aku menawarkan bantuan untuk mengantamu namun kau keras kepala," jelas Corin.

"Apakah kau sudah kuat bangun?" Tanya Corin.

"Sepertinya ya." Lyane mencoba bangun, walau kepalanya masih sedikit pening tapi dia merasa lebih baik.

"Yasudah, ku tunggu di ruang makan ya," kata Corin sebelum beranjak.

"Tunggu, kalian belum sarapan?" Heran Lyane.

"Sarapan apanya, ini sudah waktu makan siang." Corin terkekeh.

"HAH?? Kau bercanda kan?" Tanya Lyane, tidak percaya.

"Lihatlah jam di belakangmu, dan bukalah tirai jendeamu," ujar Corin.

Lyane berbalik, matanya terbelalak saat melihat jarum jam yang menunjukkan pukul setengah satu, "aku separah itu ternyata... yasudah kalau begitu aku mandi dulu." Dan dengan begitu Corin pun meninggalkan kamar Lyane.

𝐀𝐫𝐫𝐨𝐠𝐚𝐧𝐭 -𝘌𝘥𝘮𝘶𝘯𝘥 𝘗𝘦𝘷𝘦𝘯𝘴𝘪𝘦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang