3. Sorry

2.6K 269 3
                                    

Suasana dikediaman sepasang suami istri dengan marga Kim masih sama. Tidak ada yang mengesankan. Irene yang selalu berusaha membantu Suho agar tidak jarak antara keduanya, selalu ditolak.

"Biar aku bantu" tutur Irene ketika melihat Suho tengah memasang dasi dikerah kemejanya.

"Tak perlu." Ujar Suho menepis tangan Irene dari dasinya.

Irene menghela napasnya. Ia kecewa dengan perlakuan Suho pada dirinya. Seberapa keras ia berusaha dekat dengan Suho layaknya sapasang suami istri, maka sekeras itu juga Suho menolak mentah-mentah bantuannya.

"Apa kau ingin sarapan dulu?" Tanya Irene ketika Suho sudah selesai memasang dasinya.

"Tidak."

"Tapi setidaknya kau sarapan walau hanya sedikit" ujar Irene tetap membujuk Suho. Wanita itu menoleh kearah jam dinding dikamar mereka. "Kau tidak akan terlambat jika sarapan seben--"

"KALAU AKU BILANG TIDAK, YA TIDAK! KAU TIDAK DENGAR?!" Ujar Suho membentak.

Irene terkejut. Ia menundukkan kepalanya. "I-iya aku dengar, maaf."

Irene terus menundukan kepalanya. Ia sangat takut untuk mengangkatnya. Lalu mendengar pintu kamar tertutup dengan keras, cairan kristal keluar dari mata cantiknya.

Rumah tangganya tidak seharmonis rumah tangga orang lain. Tidak ada kecupan dikening yang ia terima layaknya seorang istri pada umumnya. Setiap pagi hanya ada bentakan dari suaminya dan tangisan dari dirinya.

●●●

Tok tok tok

"Masuk."

Pintu ruangannya terbuka. Menampilkan pria tampan bertubuh tinggi dengan senyuman diwajahnya.

"Hyung."

Pria yang duduk dikursi kebesarannya itu menaikan sebelah alisnya. Menunggu pria didepannya untuk melanjutkan perkataannya.

"Ini untukmu." Pria bertumbuh tinggi itu memberikan undangan berwarna gold kepada pria didepannya.

"Apa ini?" Tanyanya penasaran. Ia membuka undangan yang diberikan dan membacanya. "Kau akan menikah?"

Pria bertubuh tinggi itu mengangguk sembari tersenyum.

"Ya! Park Chanyeol! Apa kau bercanda?" Tanya tidak percaya.

"Kau pikir aku bercanda tentang sebuah pernikahan?" Tanya pria bernama Park Chanyeol itu jengah.

Pria dihadapan Chanyeol masih menatap sahabatnya tak percaya. Ia membaca ulangan undangan itu. "Park Chanyeol dengan Son Wendy?"

"Ne. Wanita pilihanku." Ujar Chanyeol tersenyum membayangkan wajah calon istrinya. "Ah iya hyung, saat jam makan siang nanti, aku izin keluar."

"Kemana?" Tanyanya.

"Aku ingin menjemput Wendy karena aku tidak bisa menemani dia berbelanja." Jawab Chanyeol.

"Ya! Kau ini kan belum menjadi suaminya, kenapa harus menjemputnya?" Tanya Suho tak mengerti dengan rekan kerja sekaligus sahabatnya itu.

Chanyeol terkekeh. "Hyung, aku bukanlah dirimu yang tidak memberikan perhatian atau perlakuan manis pada istrimu sendiri. Walaupun Wendy masih berstatus 'calon' istriku, tapi setidaknya perlakuan atau perhatian kecilku bisa membuat ia senang." Ujarnya tersenyum. "Kalau begitu, aku permisi, hyung."

Trouble [SURENE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang