Mata cantik itu perlahan terbuka. Mengerjap lucu, membiasakan cahaya yang masuk kedalam penglihatannya. Mata nya menyapu keadaan ruangan. Tidak. Ini bukan di kamarnya.
"Kau sudah sadar, nak?" Tanya wanita paruh baya disampingnya.
"A-aku dimana?" Tanyanya.
"Kau sekarang ada dirumah sakit." Jawabnya.
"Rumah sakit? K-kenapa?"
Ia bangun, berusaha untuk duduk. Tapi ia merasa aneh. Kaki nya tidak bisa digerakkan.
"Kaki ku kenapa tidak bisa digerakkan?" Tanya nya heran.
Wanita paruh baya itu terkejut. Ia keluar kamar rawat untuk memanggil dokter. Dokter pun datang dan memeriksanya.
"Apa anda merasakan sesuatu?" Tanya Dokter pada Irene.
Gadis itu hanya menggelengkan kepalanya.
"Dok, kenapa kaki anak saya tidak bisa digerakkan?" Tanya Ibu Irene.
"Begini nyonya Bae, untuk sementara waktu anak anda tidak bisa berjalan terlebih dahulu. Kecelakaan yang menimpanya agak fatal karena ia terseret sangat jauh." Jelas dokter.
Nyonya Bae terkejut. Begitupun sahabatnya, Wendy menutup mulutnya dan menggelengkan kepalanya.
"M-maksud dokter s-saya lumpuh?" Tanya Irene terbata-bata.
"Untuk dikatakan lumpuh, itu tidak. Karena anda masih bisa sembuh dan berjalan jika anda melakukan pengobatan. Tpi untuk sementara waktu, anda tidak bisa berjalan." Jelas dokter. "Saya permisi dulu." Pamitnya.
"Terima kasih, dok." Ujar nyonya bae membungkukkan badannya. Dokter mengangguk dan meninggalkan ruangan.
Irene menggelengkan kepalanya dengan air mata yang sudah berjatuhan.
"T-tidak. Tidak. Aku tidak mau lumpuh. A-aku mau berjalan." Ucap Irene.
"Eonnie.." panggil Wendy menahan tangisnya dan mendekati Irene.
"W-wendy, a-aku tidak mau lumpuh." Ujar Irene yang menangis dipelukkan sahabatnya.
Air mata membasahi kedua pipi putih gadis cantik yang tengah duduk dikursi roda. Dengan cepat ia mengusapnya. Untuk kesekian kalinya, peristiwa menyakitkan itu berputar lagi dikepalanya tanpa permisi.
Sudah sekitar dua bulan semenjak kepulangannya dari rumah sakit, ia menjalani terapi agar dirinya bisa berjalan kembali.
Ceklek
"Irene.." panggil seseorang ketika memasuki kamarnya.
"Eoh? Eomma, ada apa?" Tanyanya ketika Nyonya Bae menghampirinya.
"Ada yang ingin bertemu denganmu." Jawab nyonya Bae tersenyum.
"Siapa?"
Nyonya Bae hanya tersenyum dan mulai mendorong kursi roda anaknya menuju ruang tamu. Irene nampak bingung ketika ada sepasang suami istri dan seorang pria yang seumuran dengannya. Dan satu lagi, seorang gadis cantik sepertinya memiliki umur yang selisih 5 tahun dengan Irene.
"Apakah ini anaknya?" Tanya wanita paruh baya itu tersenyum pada Ibu Irene.
"Iya Nyonya Kim." Jawab Ibu Irene sembari tersenyum. Nyonya Bae memegang pundak Irene, itu tandanya Irene harus memperkenalkan diri.
"Saya Bae Irene, Nyonya, Tuan." Irene memperkenalkan dirinya sembari tersenyum membungkuk.
"Apa eonnie itu yang akan menjadi kakak iparku?" Tanya gadis cantik dengan mata berbinar.
"Iya." Jawab pria paruh baya itu tersenyum sembari mengusap puncak kepala gadis itu. Dan sepertinya itu adalah ayahnya.
Gadis itu berdiri dan menghampiri Irene. Irene menatapnya bingung. Hingga gadis itu mensejajarkan dirinya dengan Irene yang duduk dikursi roda.
"Eonnie annyeong," sapa gadis itu dengan senyuman manis diwajahnya. "Namaku Kim Yerim, panggil saja Yeri."
"Irene," ucap Irene tersenyum dengan gadis didepannya ini. Irene bisa melihat, ada kebahagian di matanya.
"Aku senang mendengar bahwa kau akan menjadi kakak iparku." Ujar Yeri yang senyumnya tak pernah luntur.
"Kakak ipar?" Tanya Irene bingung.
"Iya, kau akan menikah dengan oppa ku." Jawab Yeri tersenyum sambil menunjuk pria yang tengah duduk dengan wajah dinginnya.
Menikah? Oh tidak. Irene belum siap sama sekali. Bahkan ia tidak mengenal siapa pria yang sedang duduk dengan wajah dinginnya. Apa pria itu akan menerima Irene dengan keadaan seperti ini?
..
Asikk.. setelah sekian lama didraf, akhirnya publish juga hehehe..
Semoga suka yeorobun❤,,
Jgn lupa voment yaaa; )..
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble [SURENE]✔
Romansa"Apakah aku salah telah mencintaimu lebih dulu?" - Irene • kimcotton_22 • started : 28-02-2021 finished : 22-09-2021