4. Who Him?

2.6K 265 1
                                    

Wanita cantik ini berjalan menuju tempat yang ditunjukkan oleh sahabatnya tadi. Dengan tatapan dinginnya, pandangannya terus menghadap kedepan.

Langkahnya melambat ketika ia baru memasuki restoran itu. Pandangannya tertuju pada seseorang yang sedang duduk tegap dan terlihat begitu familiar dimatanya. Keningnya juga mengerut ketika orang itu berhadapan dengan seorang wanita yang sepertinya belum lama ia lihat.

Dirinya benar-benar penasaran. Ia melangkah pelan-pelan agar bisa mendengar suara pria dihadapan wanita itu. Sampai akhirnya...

"Eonnie.."

"Aigoo, kamchagiya!"

Irene memegang dadanya terkejut ketika sebuah tangan memegang bahunya. Sementara wanita yang membuatnya terkejut hanya senyum cengengesan.

"Kau sudah selesai?" Tanya Irene ketika dirinya dan Wendy sudah mendapati tempat duduk.

"Sudah.. dan sangat melelahkan." Jawab Wendy sembari mengipasi wajahnya dengan kedua tangannya.

Irene terkekeh melihatnya. Ia perempuan, seharusnya Wendy bisa bertahan selama berjam-jam soal urusan berbelanja kan?

Mata Irene kembali tertuju pada sosok pria yang membuatnya penasaran. Postur tubuh itu benar-benar sangat familiar baginya. Apa mungkin itu..

"Eonnie!" Panggil Wendy menepuk tangan Irene, membuat wanita itu tersentak. "Ya! Lihat dirimu, terlalu banyak melamun. Aku berbicara kau tidak dengarkan?" Wendy benar-benar kesal.

"Mianhe.." ujar Irene meringis. Wendy memutar bola matanya malas.

"Wendy!" Panggil seorang pria tampan bertubuh tinggi. Ia melebarkan senyumnya, lalu ia menghampiri yang menjadi tujuannya.

"Kenapa kau menjemputku sekarang? Aku bilangkan kalau aku sudah menyelesaikan semuanya." Ujar Wendy tidak terima.

"Memangnya kenapa? Aku menjemputmu sekarang agar kita bisa makan siang bersama." Jawabnya menaikan kedua alisnya.

Wendy memutar matanya malas. Irene mengerjap matanya lucu. Tidak mengerti dengan situasi.

"Ahiya eonnie, ini Chanyeol." Wendy memperkenalkan pria yang duduk disampingnya kepada Irene. Ia sangat paham wajah bingung Irene.

"Chanyeol.." pria itu mengenalkan dirinya.

"Irene" Irene tersenyum. Lalu ia teringat sesuatu. "Sepertinya aku pernah melihatmu."

Chanyeol terkekeh mendengarnya. "Tentu saja. Aku kan temannya Suho hyung."

"Aa jinjja?" Irene membulatkan matanya ketika menyadari suatu hal. "Aku baru ingat ketika kau kerumah kami." Irene tersenyum.

"Jadi kalian sudah pernah bertemu?" Tanya Wendy ketika kedua orang ini saling kenal.

"Ne, waktu itu aku kebetulan kerumah Suho hyung untuk memberikan berkas yang lupa ia bawa." Jawab Chanyeol.

"Aaah begitu.." Wendy menganggukan kepalanya paham. "Aku ke toilet sebentar." Izinnya.

Selepas Wendy beranjak dari tempat duduknya, keadaan menjadi canggung. Irene tidak tahu topik apa yang cocok. Sedangkan Chanyeol, ia ingin berbicara tapi takut pembicaraannya menyinggung Irene.

"Irene..ssi?" Panggil Chanyeol canggung. Irene menatap Chanyeol, menunggu lanjutan kata dari chanyeol.
"Apa Suho hyung tahu kalau kau pergi dengan Wendy?"

"Tidak."

"Kau tidak izin dengannya?""

Mendengar pertanyaan itu Irene tersenyum kecut. "Izin atau tidak, dia tidak akan peduli dengan apa yang aku lakulan. Yang ia tahu, aku hanyalah beban untuknya." Irene terkekeh.

Trouble [SURENE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang