13. Rusuh

87 33 3
                                    

"HOAAA HOEE."

"Sungguh kuterpuruk dalam lamunan. Seakan ragaku hangus terbakar. Begitu besar api~ Gak tau lagi liriknya."

Aldi begitu heboh bernyanyi di bus membuat Misella tidak tahu lagi harus bagaimana. Apalagi liriknya dengan yang amburadul, semakin membuat Misella pusing saja. Kegilaan Aldi sungguh memalukan nama baik OSIS, lebih tepatnya Arka yang malu mempunyai sahabat seperti dia.

"Sengajakah kau kirimkan undangan? Ataukah hanya pelampiasan? Adakah alasan yang kau tunggu?"

"ASEK ASEK JOSSS!"

"HEI MANUSIA!"

"JENGJENGJENGJENGJENG!"

"HORMATI IBUMU," nyanyi Reyhan dengan sangat menghayati. Ia berjalan mondar-mandir dengan wajahnya yang seolah meminta belas kasihan. Tangannya bergerak kesana kemari membuatnya semakin dramatis.

"Di depan orang tuamu kau malukan diriku. Kau bandingkan aku dengan dirinya," lanjut Derry menggantikan Aldi dan Reyhan yang kini menjadi tim sorak-sorai. Bukannya enjoy, Derry malah diejek habis-habisan.

"Curhat tentang Vina lo?"

"Kan Babang Arka memang lebih gemoy daripada elu."

"Bang Arka unch unch." Mereka tertawa lagi. Bahkan Reyhan dan Aldi tanpa sadar sudah berguling di lantai bus dengan memegangi perutnya yang terasa sakit karena terlalu banyak tertawa.

"ANJRIT KOK BAU TAI?!" Reyhan segera bangkit dan menggeliatkan badannya seperti cacing kepanasan.

"Bu Ketos minta parfum dong," pintanya memasang puppy eyes membuat Misella mendelik. Pada akhirnya Misella pun memberikan sebotol parfum dengan logo berwarna hitam putih di depannya.

"Itu punya Bang Derry."

"Bang Derry? DER LU DIPANGGIL BANG MASA SAMA BU KETOS," adu Reyhan berteriak kencang membuat semua murid terusik dan menoleh padanya. Reyhan hanya menyengir seolah tak berdosa.

"BWANG AKU PADAMU BWANG," ledek Aldi. Derry hanya bisa mengusap wajahnya pasrah. Hari ini ia dijadikan tumbal lagi oleh Reyhan. Padahal Derry berniat mengajak teman-temannya untuk menghujat Reyhan, tetapi malah ia yang kena.

"Emang kenapa kalau gue panggil dia pakai embel-embel Bang? Bang Derry kan emang lebih tua dari gue," tutur Misella membela Derry yang sekarang tengah tersenyum cerah karena ada yang membelanya.

"Iya sih, betul juga. Tapi lo pilih kasih banget tau gak? Derry digituin, gue nggak. Nama gue aja sering lo lupain," ujar Gino memprotes.

"Ya jangan ngambek dong, Bang Gino," ucap Derry membuat tawa mereka meledak.

"Sialan. Malah gue yang kena," gumam Gino merutuki perbuatannya.

"SUDAH TIDAK USAH BERCANDA LAGI!" teriak Bu Rani dari arah depan. Bu Rani sengaja menempatkan dirinya di bus ini bersama dengan Bu Rana. Isi bus ini didominasi oleh anak-anak nakal. Jika hanya Bu Rani yang menjaga, sudah pasti mereka akan berbuat ulah.

"Yaelah, Bu. Terus mau diseriusin? Maap bu saya belum siap," sahut Aldi.
"Lagian saya juga masih harus jagain Fira, Bu. Ibu sabar aja ya. Ibu tetap prioritas saya kok," ujarnya semakin ngawur. Fira yang duduk di sebelah Aldi langsung membekap mulutnya.

"Aldi diam aja ya," katanya lembut dan diangguki Aldi. Jika Fira sudah bersikap lembut seperti ini, itu bisa saja jadi pertanda buruk. Mungkin ia akan sangat marah jika tidak dituruti.

"Saya bilang tidak usah bercanda," geram Bu Rani menatap sengit murid-murid yang berada dari barisan Aldi sampai ke kursi paling belakang.

"Terus harus berjanda gitu Bu? Biar kayak Bu Yura ya?" tanya Reyhan dengan parfum menyengatnya. Untung saja Bu Yura tidak ikut, jika Bu Yura mendengar ini bisa dipastikan Reyhan mendapati amukan kepala sekolah berstatus janda tersebut.

I Can't Stop Loving You || DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang