34. Tertembak

54 15 0
                                    

Arka melihatnya. Arka melihat Gino dibopong oleh Reyhan.

Arka tersenyum kecil. Arka akan membiarkan Reyhan bermain-main untuk saat ini. Arka pun berbalik menuju kelasnya karena tidak ingin Bu Rana curiga.

Sesampainya Arka di kelas, ternyata Bu Rana mendapat panggilan dari Bu Yura, kepala sekolah untuk datang ke ruangannya. Arka duduk dengan santainya. Ia menatap Greace serius. Greace mengambil ponselnya dan mengirim pesan ke kontak yang sengaja disematkannya.

Derry menggaruk pipinya yang terasa gatal. "Apasih? Gue gak ngerti." Ya, tentu saja. Hanya Greace yang tahu arti tatapan Arka.

"Ada apa, Ka? Kamu gak ketemu mereka?" tanya Misella cemas. Arka memegang pundak kiri Misella. Arka tersenyum tipis. "Mereka akan habis malam ini."

***

Ini sudah larut malam. Orang normal pasti sudah tidur nyenyak sedari tadi. Tapi berbeda dengan Arka. Arka berjalan menyusuri jalanan yang gelap. Kemudian Arka berhenti dan bersembunyi pada salah satu pohon besar yang rimbun.

Dari sana, Arka dapat melihat banyaknya orang bersetelan hitam menjaga bangunan kosong. Di bangunan itu masih ada garis polisi yang terombang-ambing tak karuan saat tertiup angin malam. Arka memicingkan matanya. Ada Reyhan yang berbicara pada salah satu penjaga disana. Setelah itu, Reyhan masuk ke dalam bangunan tanpa menaruh curiga.

Lima belas menit Arka hanya diam mengamati pergerakan lawan. Komando Greace terdengar. Ia maju dan melawan para penjaga yang jumlahnya ada sekitar 20 orang. Ada yang pingsan dan ada juga yang tak menyerah dan terus bangkit ketika dijatuhkan. Arka tanpa henti memukul, menendang dan membabi buta mereka.

Arka memang bertarung dengan tangan kosong. Senjata api belum legal untuknya.

Arka masuk ke dalam bangunan tersebut. Bangunan yang sama ketika Mas-nya Reyhan membunuh Ayah Misella. Arka menendang pintu itu tanpa peduli apapun. Reyhan tampak kaget, berbeda dengan Masnya yang biasa saja.

Masnya Reyhan, sebut saja Reynald menjambak rambut Sandra yang terduduk lemas di kursi. Sandra tak mampu lagi membuka matanya. Lebam di pipi kiri dan kanan. Kening yang berdarah. Lengan yang tersayat. Sudah pasti itu bukti penyiksaan dari Reynald.

Sekali lagi, Reynald menjambak rambut Sandra. "Heh! Bangun! Pahlawan lo udah dateng."

Karena tak kunjung membuka mata, Reynald mengambil balok kayu dan memukul kepala Sandra.

"Akhh! Uhuk.. uhuk.." Sandra meringis kesakitan. Ia memuntahkan darah dari mulutnya. Sandra menatap Arka dengan sayu. Sandra tidak berharap lebih untuk diselamatkan. Sandra tidak ingin Arka turut menjadi korban karenanya.

"Per..gi," lirihnya.

"Apa lo bilang?" Reynald mendekatkan telinganya pada Sandra. "Per-gi Arka."

"Jangan lah, nanti ga seru. Ya ga, Arka Narendra?" Reynald menatapnya datar. Arka menggeram marah. Tangannya terkepal kuat. Arka mulai melangkah maju. Tidak ada alasan untuk dirinya berdiam diri sekarang. Arka merasa amarahnya meledak melihat temannya diperlakukan seperti itu.

Dor!

Satu tembakan melesat. Arka sontak mundur. Dilihatnya Reynald sedang menggenggam handgun. Arka tahu Reynald sengaja menembak lantai. Melihat caranya memegang senjata, Reynald seperti penembak jitu.

"Sekali lagi lo ngelangkah maju, gue pastiin salah satu organ tubuh lo tertembak," ancamnya. Sandra merinding mendengarnya. Ia menahan tangisnya kuat-kuat.

"Ngapain lo nangis, hah?!" bentak Reynald. Reynald menampar Sandra beberapa kali. Arka hanya bisa diam di tempatnya.

Tak lama, dua orang bertubuh kekar datang menyeret Gino. Reynald memerintahkan mereka untuk menggantung Gino pada palang yang sudah disiapkan. Mereka pun mengikat kedua tangan Gino ke atas menggunakan rantai. Keadaan Gino lebih parah dari Sandra. Bahkan Gino sudah banyak mendapatkan luka tusukan.

Reynald menyiram wajah serta tubuh Gino menggunakan air panas. Gino berteriak kesakitan. Gino mendongakkan kepalanya, meraup udara yang ada. Dia harus tetap bernapas, pikir Gino.

Reynald terus menyiksa Gino tanpa menyadari gelagat Reyhan yang cenderung aneh. Saat memastikan Reynald tidak akan berbalik, Reyhan pun pelan-pelan melepas ikatan tali dari tangan Sandra.

Arka merasa bingung sekarang. Reyhan membantunya melepaskan Sandra?

Dor!

"Akh!"

Satu tembakan lagi melesat. Arka duduk bersimpuh. Reyhan, Sandra dan Gino kaget mengetahui peluru yang ditembakkan Reynald kini bersarang di perut Arka. Arka menutupi lukanya dengan tangan, berharap darahnya berhenti keluar. Arka terbatuk-batuk dan memuntahkan banyak darah membuat Reynald tertawa terpingkal-pingkal melihat itu.

"Reyhan, Mas harap kamu tidak lagi bertindak seperti itu. Kalau tidak, dia yang akan kena imbasnya." Reynald menunjuk Arka dengan dagu dan kembali tertawa.

Gue harap kalian cepat datang, batin Arka. Arka tetap berusaha membuka matanya. Meskipun kepalanya sudah pusing mendengar Reynald tak henti-hentinya tertawa atas kebodohan yang dilakukan Reyhan. Arka hampir kehilangan kesadarannya.

"ARKAAA!"

Teriakan itu, menyadarkan Arka. Arka menoleh ke belakang. Disatu sisi ia ingin tersenyum melihat kedatangan pujaan hatinya diikuti Greace, Derry, juga orang-orang kepolisian. Tapi Arka juga ingin marah karena Greace membiarkan Misella ikut.

Tubuh Arka tumbang ke belakang. Misella menahannya, tak peduli dengan gesekan yang terjadi antara lutut dan kakinya. Misella menepuk-nepuk pipi Arka.

"Kaa," panggilnya pelan. Misella tak lagi memedulikan penjahat itu. Yang ada dipikirannya kini hanya Arka.

Arka membuka matanya. Ia tersenyum tipis memandang wajah Misella yang sedang menahan tangisnya. Tangan Arka terangkat mengelus pipi berisi milik calon gadisnya itu. "Ma-af. Aku udah buat kamu nangis."

Misella menggeleng dengan air mata yang mengucur membasahi pipinya. "Tolong kamu tetap sadar, Ka. Jangan tutup mata kamu!"

Arka lagi-lagi tersenyum tipis. "Maaf. Mataku berat, aku ngantuk."

"KAAA?! ARKA AKU BILANG JANGAN TUTUP MATA KAMU!" Misella panik. Arka menutup matanya. Tidak ada lagi pergerakan dari Arka. Misella pun menangis sejadi-jadinya.

***

Arka kenapaaa?😭

Agak sedih juga ya, tapi aku ga nangis. Kasian Arka, Sandra dan Gino. Moga di chapter selanjutnya mereka sembuh.

Tapi gatau kalau Arka yaa😝

"Mereka akan habis malam ini." Di dialog ini, mereka yang dimaksud Arka itu Reyhan & Reynald yaa..

next? kuy vote dulu.

I Can't Stop Loving You || DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang