25. Ini waktunya

52 16 0
                                    

Klik bintang dulu ya:)

***

Greace berjalan tergesa-gesa melewati beberapa murid yang memandangnya aneh. Penampilan Greace sangat berbeda. Ia tak lagi menggunakan seragam sekolah. Ia menggunakan kemeja putih, rok span hitam dan blazer hitam yang tampak formal. Tak lupa high heels yang menambah tinggi badannya, juga tas branded hitam yang hanya dicangkok di lengan bawah.

Semeter darinya, sudah ada tiga lelaki dari pihak kepolisian yang telah melewati tahap pemilihan oleh Derry. Derry dan Greace belajar dari kasus Lily dua tahun lalu bahwa tidak semua orang berada di pihak mereka. Banyak yang mengkhianati hanya karena sebongkah emas.

“Greace? Apa-apaan kamu?! Tidak sopan,” celetuk Bu Rani sinis. Guru itu memakai kacamatanya membuat wajah Greace terlihat jelas dimatanya. Tepat pada saat itu, Vina dan Keira keluar dari toilet wanita bersama Misella dan Sandra. Mereka tampak habis berselisih di dalam sana. Vina terlihat terkejut, lain halnya dengan Keira yang terlihat biasa saja.

“Ada apa, Re?” tanya Misella. Misella yakin, jika ini adalah hal yang tidak penting, maka Greace tidak akan berpakaian seperti ini di lingkungan sekolah. Misella tahu betul bagaimana prinsip yang dipegang erat oleh Greace. Tidak akan menunjukkan kemampuan tersembunyi sebelum tepat waktunya.

Apa ini yang dimaksud waktu yang tepat oleh Greace?

“Kami ingin menangkap saudari Vina atas tuduhan pembunuhan dua tahun silam yang sangat ramai diperbincangkan.” Polisi itu mengangkat selembar kertas bukti perintah penangkapan itu benar adanya. Bisik-bisik mulai terdengar. Mereka yang berada di depan toilet wanita heboh seketika dan tak urung membuat lingkaran saat Bu Rani menatap mereka dengan melotot.

Bu Rani mencoba tersenyum ramah. “Maaf, Pak. Saat ini Vina masih berada di lingkungan sekolah jadi dia masihlah tanggung jawab kami. Maka dari itu, saya mohon kepada Bapak untuk menyelesaikan hal ini secara baik-baik dan diluar jam sekolah.”

“Mana sempat keburu kabur,” sahut Sandra berani.

Greace maju satu langkah mendekati Bu Rani. Diperlihatkannya riwayat teleponnya dengan Ayah Vina beberapa menit lalu. “Saya telah menelepon orang tua dari saudari Vina. Mereka mengizinkan saudari Vina untuk ditahan sampai tuduhan ini terbukti salah. Jika tuduhan ini benar,” ujar Greace menjeda. Ia melihat sekeliling. Banyak murid yang menatapnya takut bahkan kagum. “Mohon maaf, saudari Vina harus mengikuti sidang ulang.”

Bu Rani mengepalkan tangannya. Dia benci seperti ini. Dia benci ketika ada murid yang menentangnya, berbuat seenaknya dan mempermalukan nama sekolah. “Lalu apa urusan kamu, Greace?”

“Saya yang menuntut dia.” Greace tersenyum bangga. Kemudian dia mengkode dua polisi untuk segera memakaikan borgol kepada Vina. Vina berjalan mundur, ingin kabur. Sial, dia kalah cepat. Misella dan Sandra sudah ada di belakangnya.

“GREACE JANGAN KURANG AJAR KAMU!” teriak Bu Rani, murka. Greace hanya meliriknya sebentar lalu kembali fokus kepada Vina. Ia merampas borgol dari tangan polisi dan memakaikannya ke kedua tangan Vina.

Vina memberontak saat kedua lengannya dipegang oleh Misella dan Sandra. “Lepasin! Greace lo bilang bakal ringankan hukuman gue. Mana?! Lo pembohong!”

Greace yang baru saja menaruh kunci borgol di tasnya, mendongak. Ia mengelus pelan pipi Vina. “Vina sayang, gue menjanjikan itu karena gue kira lo jujur. Tapi apa yang gue dapatkan? Lo bohong ke gue. Lo khianati gue sama Derry kan? Lo juga gak kirim semua apa yang gue minta.”

Vina menangis. Ia ketahuan sekarang. Semua perlakuan busuknya. Semua aibnya di masa lalu. Semuanya terbongkar, semua orang sudah tahu.

“Andai lo turuti kata-kata gue, gue akan tepati janji itu. Karena lo udah mau jujur. Tapi sayang itu cuma andai. Sekali busuk ya tetap busuk,” ujar Greace menusuk.

“Bawa dia,” perintah salah satu polisi. Vina yang menangis terus saja memberontak. Ia memohon pada orang-orang yang mengerubunginya. Namun siswa-siswi bahkan guru-guru yang terkenal sayang dengan Vina hanya menunduk. Tidak tahu harus berbuat apa. Keira memandangnya jijik.

“Miris,” ejek Keira.

Greace pun menjauh dari Vina dan menghampiri Bu Rani. Ia membungkuk hormat. “Terima kasih atas kerja samanya, Nyonya Bimangsa.” Greace memandang Bu Rani dengan tatapan menantang kemudian ia tersenyum miring melihat Bu Rani terkejut. Greace mengetahui identitasnya.

Misella pun tak kalah terkejut. Greace tidak pernah memberitahunya tentang ini. “Jadi, Bu Rani itu..”

“Bu Rani adalah Ibu Vina,” ungkap Greace.

Bu Rani terkekeh sinis. “Sial. Muridku terlalu pintar.”

“Siapkan diri anda untuk membayar pengacara ternama, Nyonya.” Greace tersenyum lebar yang menurut mereka yang ada disana, itu menyeramkan. Greace melangkah pergi diikuti ketiga polisi yang menyeret Vina. Greace menyempatkan untuk mengirim kode pada Misella dan Sandra lewat tatapan seriusnya.

Mereka yang tadinya membuat lingkaran kini bubar memberi jalan untuk Greace. Banyak yang menyoraki gadis itu dengan berbagai pujian. Greace hanya menanggapinya dengan tersenyum ramah.

Misella dan Sandra saling menatap. Mereka ikut kaget dengan kejutan yang diberikan Greace pagi ini. Pengumuman jika jadwal belajar untuk hari ini dikosongkan membuat murid sekitar heboh. Tentu alasannya karena masalah Vina. Vina itu adalah murid kesayangan sekolah. Sekolah ini pasti tidak akan tinggal diam saat Vina diperlakukan seperti ini.

“Greace keren banget tadi,” ujar Sandra sewaktu berjalan menuju kelas. Misella mengangguk menyetujui. Dia saja tidak menyangka jika Greace berani menantang Bu Rani yang notabene-nya adalah guru killer sekolah ini. Tapi, Greace tidak salah karena bersikap seperti tadi. Diluar status Bu Rani sebagai guru, Bu Rani juga memiliki status sebagai Ibu dari Vina yang menjadi tersangka pembunuhan.

“Tapi, Sel. Lo ingat gak dibicarakan Dokter waktu itu?”

Alis Misella bertautan. Gadis ini kan sering lupa. “Yang mana? Lupa gue.”

Tiba-tiba sekelebat bayangan muncul. “Ketika kalian menemukan pelaku sebenarnya. Tolong jangan membenci saya.”

“Gue inget, San. Tapi gue gak ngerti.”
Sandra mengangguk. Ia sedang mencari teori dalam pikirannya. “Apa Dokter itu ikut andil dalam pembunuhan adik lo?”

“Gak mungkin lah. Gue percaya Kak Tari itu orang baik,” bantah Misella.

“Okey. Kalau gitu berarti Dokter itu pasti mempunyai suatu hubungan dengan sang pelaku. Tapi kira-kira siapa?” Sandra yakin dengan jalan pikirannya kali ini. Masalahnya ia tak tahu siapa yang ia maksud.

Misella juga terlihat berpikir. “Em, gue setuju sih kalau yang ini. Kalau Keira kayaknya gak mungkin. Pasti ini ada hubungannya sama orang yang Vina sebutkan.”

“Orang yang disebutkan Vina?” Mereka berdua berhenti melangkah. Sandra memang tak tahu-menahu jika ada lagi satu pelaku yang selalu mengorbankan dirinya demi Keira.

“Orang itu. Orang yang selalu menuruti perintah Keira. Orang yang selalu melakukan apapun demi Keira.”

“Apa itu Sasya?” gumam Sandra. Selama ini, ia tak pernah berpikir untuk menuduh seorang sahabat demi seorang teman yang baru-baru ini datang. Tapi ia juga tidak mau temannya ini kesusahan dan sahabatnya terus hidup dan bersembunyi dengan segala kebohongan.

I Can't Stop Loving You || DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang