Chapter 14

829 93 8
                                    

Ken datang masuk menemui Kao. Kao mempersilahkannya duduk. Kao mengambil Paper Bag dan meletakkannya dimeja dihadapan Ken.

"Ini pakaian ganti, beberapa jam lagi kita akan sampai untuk menemui seseorang, pakailah untuk temani aku,"

Ken diam sambil mengambil paper bag dimeja. Dan sesaat mengintip isinya.

"Oiya, aku punya permintaan,"

"Apa? Katakan.."

"Tolong kabarkan sama teman-temanku bahwa aku sudah mati, aku mau mereka nggak mencariku lagi,"

"Baiklah, aku akan menyuruh untuk membuatkan foto palsu kematianmu untuk di sebar pada mereka,"

***

Max menghentikan motornya, dia berboncengan dengan Mark, sementara dibelakang Mike dan mean mengikuti. Mereka berhenti disebuah warung untuk membeli minuman. Dari semalam mereka sibuk berkeliling mencari keberadaan Ken dan mencari tahu soal kelompok itu tapi tidak ada hasil. Geng Motor timur, nama geng yang menyerang mereka itu tidak memiliki markas tetap, mereka sering berpindah-pindah. Ini membuat mereka kesulitan mencari jejak.

"PHII!!" Mark berteriak ketika melihat ponselnya. Mean, Max dan Mike menghampiri Mark dan mengambil Ponsel ditangan Mark.

Pesan dari Hp Ken yang pasti bukan dari Ken.

Mark terjatuh dan berteriak tak peduli dengan orang disekitarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark terjatuh dan berteriak tak peduli dengan orang disekitarnya. Dia menangis. Mike terduduk dengan mata memerah dan badan tak berdaya. Air mata Mean tak terasa menetes melihatnya. Max terdiam sejenak seakan tak percaya.

"Ini bukan kamu kan ken?" Gumamnya lemah.

Keempat sahabat itu larut dalam perasaan kehilangan tak terkira. Mengingatkan mereka awal bertemu Ken. Mikelah yang pertama kali bertemu Ken disebuah terminal bus. Saat itu dia dicopet ketika akan naik bus. Diantara para preman di sana, cuma Ken lah yang membantunya mencari pencopetnya dan berhasil menemukan dompetnya. Bukan uang yang Mike cari. Tapi di dompet itu ada satu-satunya foto ibunya yg dia punya, yang sekarang sudah tiada. Sejak itu Mike dan Ken sering bertemu. Mike sering membawakan beberapa makanan atau minuman untuk Ken.

Kemudian mereka bertemu dengan Max dan Mean yang komplotan pencuri. Mereka berpapasan ketika Max dan Mean kabur saat ketahuan mencuri dan mereka melindungi Max dan Mean dengan mengelabui para pengejar dengan mengejar kearah lain dan setelah itu mereka pergi dari sana. Setelah hari itupun mereka menghabiskan waktu bersama.

Terakhir adalah Mark. Ken bertemu Mark di bar dan menjadikannya pacar hingga dia sering bergabung dan menghabiskan waktu bersama yang lainnya. Meskipun akhirnya Mark putus dengan Ken tapi Mark dan Ken masih tetap berhubungan baik karena Mark sangat nyaman berada diantara teman lainnya.

Tapi penghubung itu kini telah tak ada. Meninggalkan banyak kenangan yang membuat hati semakin hancur berantakan. Ken yang tidak banyak cerita tentang dirinya tapi selalu care pada orang lain. Ken yang kadang keras tapi mampu menjadi pemimpin yang adil. Tapi itu semua hanya tersisa sebagai kenangan saja.

***

Che baru saja menutup telepon setelah dia menelpon polisi yang menangani laporannya menanyakan hasil tapi belum ada titik terang apapun. Che menghela nafas berat. Konsentrasinya terpecah saat ini. Bahkan dia tidak bisa menangani pasien dengan baik. Akhirnya Che memilih menutup kliniknya hari ini dengan alasan dia tidak enak badan dan menyuruh perawatnya libur. Che duduk bersandar pada bangku ruang tunggu pasien. Saat itu 4M tiba-tiba masuk membuat Che terbangun, karena berharap Ken lah yang pulang.

Saat mereka masuk wajah mereka nampak muram. Bahkan mata Mark bengkak. Firasat Che mulai tidak enak. Tapi hatinya mencoba menepisnya. Max memberikan ponsel pada Che memberitahu tentang pesan yang tadi dikirim oleh ponsel Ken.

Perlahan Che mengambil ponsel Max, memberanikan menatap chat didalamnya. Saat itu tubuhnya seakan langsung membeku. Tapi kemudian tulangnya terasa diambil, dia terjatuh kelantai,

"Nggak.. ini nggak mungkin.. mereka pasti bohong.." katanya sambil menangis.

Mark menangis lagi sambil memeluk Max. Mike dan Mean juga berusaha menghapus air matanya. Mencoba kuat.

"Nggak mungkin... Nggak mungkin nong.. rencana kita sangat banyak! Kita mau bikin rumah sakit kan..." Che semakin histeris.

Mike menghampiri Che dan mengusap pundaknya.

"Kenapa dia ninggalin aku, mike? Kenapa???" Che menangis sejadi-jadinya. Hatinya terkoyak begitu parah. Sakit yang teramat sangat.

Saat dia merasa menemukan cinta yang sesungguhnya tapi cinta itu pergi lagi. Seperti dunia memang tidak ingin dia mencintai seseorang. Che pernah 2x patah hati dengan seorang wanita, dan keduanya menyakitinya dengan berkhianat. Setelah bertahun-tahun dalam kesendirian, dia berani memulai lagi. Tapi sekali lagi luka dia dapatkan. Alasan Che tak pernah berkomitmen dengan Marie adalah dia belum berani untuk mencintai lagi. Tapi ketika bertemu Ken, dia tahu dia ingin bersamanya. Meskipun dia belum lama mengenalnya. Tapi sekali lagi dia tak beruntung. Dan sekarang lebih menyakitkan. Karena Che tidak akan bisa melihat lagi selamanya. Karena orang ketiga diantara mereka bukan seorang lelaki atau perempuan tapi orang ketiga itu adalah kematian.

dr.KenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang