Chapter 20

812 85 1
                                    

Hari mulai gelap ken mulai memeriksa keadaan rumah. Ken tahu jam-jam ini adalah saat situasi rumah sepi, karena Kao akan tiba di rumah jam 8. Sementara hari ini Baifern juga sedang menjaga orang tuanya yang sakit. Di rumah ini cuma ada beberapa anggota kelompok, pelayan dan Earn. Di jam-jam itu biasanya beberapa anggota tidur, karena sebagian dari mereka akan beraktivitas malam hari sampai pagi. Sisanya tinggal mengelabui penjaga gerbang.

Ken berhasil membawa Che keluar dari kamarnya menuju lantai 1. Mereka berniat lewat garasi karena rencana Ken adalah Che akan tunggu sebentar disana sampai dia mengelabui penjaga dan bisa berlari keluar dengan cepat setelahnya. Tapi saat akan masuk garasi dia mendengar namanya dipanggil dengan keras. Ken Tak sempat menghindar dan mereka berpapasan dengan Kao.

Kao terkejut melihat Che bersama Ken dirumahnya.

"Sedang apa dia disini? Kamu mencurangi aku Ken?" Bentak Kao.

Che baru akan maju tapi Krist dan Singto dengan cepat memegang tangannya.

"Jangan salahkan dia, aku yang menyelinap masuk kesini!" Katanya tanpa rasa takut.

Kao menghampiri Che dan memegang kerahnya. Ken sudah mau menghadang tapi bodyguard lainnya menariknya dan memegang tangannya ke belakang punggung.

Belum sempat Ken bicara, Baifern tiba-tiba masuk.

"Ada apa ini?" Tanyanya bingung dengan mata basah.

"Ken menipuku dengan membiarkan laki-laki ini masuk, aku nggak akan biarkan kamu hidup!!"

"Bisakah kamu kesampingkan dulu urusan pribadimu, kita harus menemukan Earn!" Kata Baifern histeris.

"Earn? Kenapa dia?" Tanya Ken

"Dia belum sampai rumah sampai sekarang sejak dari kantor tadi sore!"

Ken terkejut mendengarnya.

"Lepaskan aku!" Kata Ken Tapi para bodyguard makin mempererat pegangannya.

"Kubilang lepaskan aku!!!"

Mereka menoleh pada Kao untuk meminta persetujuan.

"Phi, ayo urus urusan kita nanti, saat ini lebih penting menemukan Earn," kata Ken pada Kao.

Kao hanya menunduk menahan segala perasaannya.

"Lepaskan dia," kata Kao.

"Apa ada info yang Phi dapat?" Kata Ken mendekati Kao setelah dilepaskan.

Kao dengan perasaan berat menoleh pada Ken. Matanya sudah memerah. Perasaannya tentang Earn dan Ken bercampur jadi satu menyakiti hatinya.

"Mereka menyuruh aku datang membawa 20 juta bath,"

"Phi tunggu disini, biar aku yang kesana,"

"Mereka mau aku yang mengantar,"

"Apa phi sadar, mereka nggak cuma mau uang, tapi mereka mau nyawamu jika kamu yg datang,"

"Kalau bukan aku yang mengantar, Earn yang akan dibunuh, dan aku harus sendirian,"

Ken terdiam sejenak.

"Aku dan teman-teman akan mengikutimu, nyawamu diincar, aku nggak akan biarkan mereka melukaimu,"

"Kenapa? Harusnya kamu senang kalau aku nggak ada, maka perjanjian itu akan hangus,"

"Aku yang melanggar janji, kamu harus tetap hidup untuk memberiku hukuman," kata Ken menatap Kao dengan tegas.

Dua bulan lalu, bagi Ken, Kao hanya pimpinan egois. Tapi semakin mengenalnya Ken tahu bahwa Kao bukan orang jahat. Cara mendapatkan Ken dalam hidupnya memang salah. Tapi Diluar itu semua Kao tak pernah memaksakan apa yang Ken tidak mau. Setiap kebutuhan Ken dipenuhi dengan baik. Pekerjaannya adalah pekerjaan kriminal, tapi sisi hati lainnya dia hanya Ayah yang baik untuk putri satu-satunya. Ken menyayangi Earn dan tidak mau Earn kehilangan Ayahnya diluar semua apa yang Ayahnya lakukan dibelakangnya.

***

Kao sudah menyiapkan uang di koper. Dia siap untuk berangkat menuju tempat perjanjian. Ken memakai jaket hitam dan memasukkan beberapa peluru ke kantong jaket dan menyelipkan senjata api di pinggangnya.

"Boleh aku ikut?" Tanya Che tiba-tiba

Semua menoleh pada Che termasuk Ken.

"Buat apa, phi? Ini bahaya,"

"Aku petugas medis, kalau ada keadaan nggak diinginkan aku bisa melakukan pertolongan pertama, mungkin aku nggak bisa pegang senjata, dan beladiriku nggak terlalu bagus, tapi aku bisa beladiri, aku nggak akan menyusahkan"

"Phi.."

"Aku nggak bisa biarkan kamu pergi sendirian, dan aku nggak mau cuma nunggu kamu kayak sebelumnya," kata Che sedih,

Ken menoleh pada Kao. Kao memandang Ken sejenak kemudian dia berdiri.

"Terserah kamu saja!" Katanya sambil berjalan menuju mobil.

dr.KenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang