2 bulan kemudian.
Ken memasang earpiece di telingannya. Menyelipkan senjata api didalam kantong jasnya. Dia berjalan keluar menuju ruangan Kao. Ini adalah hari pertama mereka tiba di Thailand setelah 2 bulan di jepang dan akan menemani Kao bertransaksi dengan seseorang disebuah hotel ternama dan Ken harus menemaninya.
Ken sekarang sudah sangat terbiasa dengan yang dia lakukan. Dia tak banyak bicara dan bergaul. Setelah selesai menemani Kao biasanya dia akan kembali ke kamar dan menghabiskan waktu dengan tidur atau main game dengan Hp yang diberikan Kao. Hp lamanya sudah dimusnahkan bersama isi didalamnya.
Ken tahu bahwa Kao tertarik padanya. Tapi Ken tak berminat melakukan hal lebih daripada sekedar menjadi bodyguard. Dari cerita yang beredar, Kao memiliki seorang istri dan anak, dan jika dia melakukan hal lebih dari tugasnya, maka itu akan melukai mereka. Dan Ken tidak mau.
Ken bergabung dibarisan bersama Krist dan Singto menunggu Kao keluar kamar.
"Boss menyuruhmu masuk," kata Krist melihat Ken berdiri disampingnya.
Ken mengerutkan kening tapi kemudian mengetuk pintu dan masuk.
"Phi memanggilku?"
"Hari ini setelah pertemuan dengan klien, aku harus menghadiri undangan pernikahan kenalanku, aku minta kamu ikut sama aku,"
"Untuk apa?"
"Menemaniku,"
"Nggak bisa, aku nggak mau ada masalah kalau istrimu tahu,"
Kao tersenyum kemudian menghampiri Ken. Dia merangkul Ken.
"Dia emang tau ada kamu kok,"
Ken menatap dengan kaget dan bingung.
"Orang yang paling dekat sama aku itu istriku, dia tahu bahwa dihatiku ada orang lain,"
Ken menghela nafas dan menyingkirkan tangan Kao dari bahunya. Meskipun Kao adalah bosnya tapi bukan sifat Ken untuk tunduk pada hal yang tidak dia sukai.
"Nggak usah aneh-aneh, aku bekerja sama kamu tanpa melibatkan perasaan pribadi,"
"Oke.. aku nggak akan maksa kamu sekarang, suatu saat hatimu pasti terbuka buat aku.."
"Kenapa kamu bisa menyukaiku padahal kamu sudah punya istri?" Tanya Ken terang-terangan.
"Kamu akan dapat jawabannya setelah bertemu dengan Earn..."
"Earn?"
"Putriku,"
Ken memandang Kao dengan bingung. Kao berjalan menuju lemari pakaiannya dan memberikan paper bag pada Ken.
"Aku akan mempertemukan kalian nanti, sekarang kamu pakai ini untuk menemani aku ke acara, ini bukan permintaan berlebihan kan?"
Ken diam tak menjawab. Ini memang bukan permintaan yang aneh. Dan rasanya dia yang akan berlebihan jika harus meributkan hal ini.
***
Ken dan Kao memasuki acara berdua. Mereka tampak serasi dengan setelan jas merah. Para bodyguard lain menunggu diluar ruang pesta. Hanya Kao dan Ken yang masuk.
Ini adalah pesta pernikahan dari seorang anak perempuan pemilik Rumah Makan terkenal. Cabangnya ada dimana-mana. Meskipun bisnisnya kebanyakan Ilegal. Tapi Kao memiliki satu bisnis legal yaitu bisnis pariwisata yang besar yang memiliki banyak rekan bisnis karena bisnis itu. Karena bisnis itu telah menyebar ke seluruh Thailand.
Kao menemui pimpinan rumah makan pemilik acara.
"Khun Thanit, Swatdhi krub.." sapa Kao sambil Wai.
"Ah Nong Kao.. Swatdhi.. swatdhi... " Katanya sambil tersenyum lebar menyambut Kao.
"Apa kabar, Khun?"
"Baik.. baik.. aku senang kamu bisa menyempatkan datang, padahal aku sempat berfikir kamu nggak bisa datang.."
"Acara orang penting seperti anda, nggak mungkin aku lewatkan.."
"Terima kasih, Nong. Siapa pemuda tampan disampingmu ini?"
"Oh, ini Nongku, namanya Alex," katanya sambil mengenalkan Ken.
Sejak Ken bertekad untuk melepaskan masa lalu dan menguburnya. Kao memberi panggilan Alex padanya untuk nama yang dipakai sebagai identitasnya dikalangan bisnis Kao. Sementara dilingkungan sekitar dia tinggal bersama Kao, dia masih memakai nama Ken seperti biasanya.
"Oi, aku jadi ingat mau mengenalkanmu dengan anakku, kita dulu sering membicarakannya tapi kamu nggak punya kesempatan ketemu sama dia, kalian pasti cocok, ayo kebetulan dia ada disini," Kata Khun Thanit mengajak Kao dan Ken berjalan mengikutinya.
Mereka mengikuti Khun Thanit dan menghampiri rombongan orang. Kao dan ken menunggu sementara Khun Thanit menghampiri anaknya diantara rombongan.
Tak berapa lama mereka datang dan tatapan terkejut tak dapat dihindarkan. Karena anak Khun Thanit yang dimaksud adalah Dokter Jongche. Pertemuan pertama kali setelah beberapa bulan membuat Che terkejut melihat Ken. Ken menunduk menghindari tatapan Che, berupaya berpura-pura tidak mengenalnya. Karena Ken tahu bahwa Che sudah mendapatkan info kematiannya.
"Che, ini Kao, dia yang sering papa ceritakan," Kata Khun Thanit.
Che berusaha merangkai apa yang sebenarnya terjadi. Halusinasi atau cuma sekedar mirip. Che mulai tenang dan melakukan Wai pada Kao.
"Swadhi krub dokter, oiya ini kenalkan, nongku, Alex" kata Kao sambil merangkul pinggang Ken. Membuat che menatap gerakan itu sejenak.
"Swadhi krub" kata Ken menatap sekilas.
Che menatap lekat-lekat Ken. Mencoba melihat dengan jelas, bahwa ini bukan halusinasinya.
"Kenapa che? Kamu memandang Alex begitu?" Tanya Khun Thanit
"Oh.. nggak, pa, aku merasa nggak asing dengannya,"
Kao menautkan alis dan menoleh ke arah Ken.
"Nong, kamu pernah ketemu dokter Jongche?"
Ken melihat kearah Che dengan berusaha menenangkan hatinya.
"Nggak, Phi, mungkin dokter punya kenalan yang mirip denganku," katanya sambil menggeleng.
Che menautkan alis. Dia sangat yakin yang dihadapannya adalah Ken. Tapi..
"Phi, aku lapar, bisa kita makan?" Tiba-tiba Ken menggenggam tangan Kao dan menatapnya.
Kao tentu takkan bisa menolak. Bahkan Ken tak perlu memegang tangannya saja dengan dia meminta dengan lembut begitu, Kao bisa melakukan apa saja. Kao merasa sangat bahagia dengan apa yang dilakukan Ken.
"Ya Tuhan aku sampai lupa, ayo kalian makanlah, nanti kita akan mengobrol lagi," kata Khun Thanit.
Kao dan Ken pamit dan menjauh dari mereka. Che sama sekali tak melepaskan pandangannya. Bukan cuma dia merasa itu adalah Ken. Tapi rasa cemburu itu ada saat melihatnya disentuh pria lain. Jika itu bukan Ken, ikatan dan perasaan ini tidak mungkin ada. Tapi buat kenapa dia melakukan ini? Meninggalkan Che dalam luka berminggu-minggu.
"Kita harus pulang," Kata Ken tanpa memandang Kao.
"Kenapa?"
"Pria tadi ada didalam bagian masa laluku," kata Ken.
Kao terkejut.
"Kalau Phi masih punya urusan disini, aku ijin keluar dan menunggu di mobil, aku yakin dia bisa mengenaliku,"
"Baiklah, aku akan pulang bersama kamu, karena akan lebih mencurigakan kalau kamu yang pergi duluan dibanding aku,"
Ken hanya mengangguk. Dalam hatinya ada gejolak yang tak dapat ditahan. Jujur saja, dia merindukan pria itu dan sangat bahagia bisa melihatnya lagi dalam keadaan baik-baik saja. Karena dialah, Ken mengambil langkah ini. Rasanya dia ingin memeluk Che begitu melihatnya, tapi nyawa Che akan dalam bahaya jika dia melakukannya. Dan Ken tidak mau menyia-nyiakan usahanya 2 bulan ini menata perasaan hari demi hari untuk melupakan Che. Tapi hari ini Ken sadar, Che masih ada dihatinya karena sekian lama, rasa ketika melihatnya masih sama.
![](https://img.wattpad.com/cover/256791979-288-k896586.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
dr.Ken
Fiksi PenggemarKisah ini diinspirasi oleh keinginan Gulf yang saya kembangkan dengan imajenasi sendiri. Maaf jika banyak penggambaran kata-kata yang kurang dimengerti. Untuk diperhatikan !🌈🌈🔞🔞🔞🔞Cerita ini mengandung konten LGBT. Jika anda homophobia lebih ba...