Chapter 11

912 96 3
                                    

Che memarkirkan mobilnya dipinggir pantai. Che tahu kalau Ken butuh suasana sedikit tenang karena kejadian barusan. Ken turun dari mobil dan berjalan kearah pantai. Dia menendang-nendang pasir pantai dengan kesal.

Che menghampirinya dengan tenang. Dia duduk dipasir disamping Ken berdiri tanpa kata-kata. Ken ikut duduk disampingnya.

"Kamu nggak apa-apa?"

"Aku nggak apa-apa, itu bukan yang pertama mereka memperlakukan aku seperti itu, phi,"

"Kenapa kamu nggak menjelaskan semua apa yang kamu mau?"

"Nggak gampang, phi. Dihatiku sekarang hanya rasa sakit, aku nggak punya kekuatan untuk mengatakan apapun,"

"Tapi kamu punya aku sekarang sebagai kekuatanmu,"

"Terima kasih sudah membelaku,"

"Aku bukan membelamu, aku cuma nggak suka orang yang aku cintai di hina seperti itu,"

Ken menoleh pada Che sambil tersenyum. Che memegang tangan Ken.

"Jangan pernah lupa, ada aku sekarang yang selalu ada dipihakmu meskipun dunia menyalahkanmu,"

Ken tersenyum lagi dan membalas memegang tangan Che.

"Terima kasih, Phi, kamu telah percaya sma aku sejak kita pertama bertemu,"

Che tersenyum sambil membelai rambut Ken.

"Apa kamu lapar? Makan malam kita gagal gara-gara kakakmu, tapi tadi aku membeli roti dan minuman di supermarket, aku ambilkan dulu ya," kata Che bangkit dari duduk tanpa menanyakan jawaban Ken.

Ken hanya tersenyum menatapnya menuju mobil. Pandangannya beralih pada lautan gelap. Sekarang pukul 9 malam. Karena hari kerja, pantai ini pun terlihat sepi, bahkan cuma mereka diarea itu.

Saat sedang asyik memandang lautan yang gelap dan suara ombak, Ken menyadari ada cahaya dibelakangnya. Disana Che memegang kue mini dengan lilin ulang tahun yang menyala.

"Happy birthday to you... Happy birthday to you..." Che menyanyi untuk Ken. Ken terasa tak percaya, terharu dan bahagia.

"Selamat ulang tahun, Tua aeng, aku berharap aku bisa mengucapkan ini lagi ditahun berikutnya,"

Ken tersenyum mendengar kata-kata Che.

"Ayo tiup lilinnya,"

Ken meniupnya. Kemudian kembali menatap Che.

"Sekali lagi terima kasih, Phi," kemudian Ken memeluk Che. Che membalas pelukan Ken dengan sebelah tangannya.

"Ayo kita makan kuenya," kata Che. Ken mengangguk dan melepaskan pelukan.

Sejak dia di SMP tak pernah ada lagi perayaan ulang tahun. Menurut orang tuanya saat itu karena Ken bukanlah anak berprestasi yang harus diberi hadiah dengan sebuah perayaan ulang tahun. Semakin dia tak sesuai keinginan orang tuanya. Semakin dia tidak dipedulikan. Dan ini pertama kalinya oleh orang yang dia cintai. Ken tak pernah mendapatkan kejutan ulang tahun dari pacar sebelumnya karena setiap dia ulang tahun, dia pasti tidak memiliki pacar. Teman-temannya pun tak ada yang tahu ulang tahunnya. Karena Ken sangat menutup diri tentang informasi dirinya. Kecuali dengan Che. Sekarang mungkin ulang tahun terbaik dalam 10 tahun terakhir, bersama dengan orang yang menyayanginya, makan bersama di iringi suara ombak malam. Memori ini akan dia ingat seumur hidupnya.

dr.KenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang