"Nona, awas di belakangmu!"
Seseorang berteriak lantang, Lumine sedikit tersentak dan mengangkat wajahnya dari kantung berisi mora. Kemudian ia kembali terkejut ketika tubuhnya sedikit terpental karena seseorang berdiri di belakangnya sambil menahan tangan yang sedang mengangkat kapak.
"Hei, bukankah kalian terlihat seperti pecundang jika merampok seorang gadis yang berjalan sendirian?" ujar laki - laki yang sedang menahan kapak besar itu.
Lumine bisa melihat orang yang sedang memegang kapak tersebut. Tinggi besar dengan otot yang menonjol serta anggota lainnya yang siap melempar botol kaca yang berisi asap. Sepertinya mereka bagian dari kelompok Treasure Hoarder.
Tetapi, Lumine tidak bisa melihat siapa orang yang menolongnya. Jika dilihat dari postur tubuh, gaya rambut, pakaian, dan suaranya, ia benar - benar tidak mengenali siapa pemuda ini.
"Jangan halangi kami, dasar pemuda sialan!" Orang yang memegang kapak tersebut menarik kembali kapaknya. Kemudian ia siap mengayunkan kapak besar itu pada pemuda yang berada di hadapannya.
Sebelum itu terjadi, pemuda itu mengeluarkan dua pedang yang terbuat dari air. Meskipun senjatanya berasal dari elemen air, namun tetap saja, senjatanya itu sangatlah tajam.
Pemuda itu tertawa, ia dengan senang hati menggoreskan luka pada lengan orang yang sedang memegang kapak besar. Alhasil, Orang itu merintih kesakitan karena luka yang dibuat oleh pemuda tersebut.
Lumine meringis ketika ia melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Rasanya, ia ingin berlari secepat mungkin kembali ke kota mondstat, yang dimana kota tersebut sangatlah damai.
"Hee~ ternyata kapak sebesar itu tidak berguna. Lalu untuk apa kau terus membawanya dalam perjalananmu? Untuk memperlihatkan identitas kelompok Treasure Hoarder adalah kelompok pecundang? Atau ingin membuat Teater kanak - kanak?"
Orang berbadan besar menggeram, pemuda ini benar - benar menyulut emosinya. "Lempar botol beracun itu sekarang!" perintahnya kepada yang lain. Sepertinya ia adalah ketua dari kelompoknya kali ini.
Pemuda itu memainkan dua pedangnya, "Kau mengeluarkan perintah untuk siapa? Lihatlah ke belakang, kawanmu pun meninggalkanmu sendirian,"
Orang tersebut menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, kemudian ia menggerutu kesal.
"Sialan! Awas saja kau pengembara, Lihat pembalasanku nanti!"
Ia berlari tertatih - tatih meninggalkan dua petualang yang sedang melihatnya. Kapaknya pun ia tinggalkan begitu saja.
Lumine hanya bisa mengerjapkan matanya, mencoba mencerna apa yang sedang terjadi.
Pemuda itu menoleh menatap Lumine, "Kau baik - baik saja, Nona?"
Gadis itu terperangah, "Ah, eng... Ya, saya baik - baik saja." balasnya dengan suara sedikit bergetar.
Pemuda tersebut terkekeh, melempar dua pedangnya ke atas dan menghilang, "Tidak perlu takut, Nona. Aku bukanlah orang yang akan membahayakanmu,"
Lumine terdiam, ia hanya bisa menggenggam kantung mora lebih erat. Bagaimanapun, Lumine belum mengetahui asal usul pemuda yang ada dihadapannya. Bisa saja kejadian sebelumnya hanyalah sebuah rekayasa yang dibuat - buat.
"Hmm, sepertinya kau tipe orang yang sulit menaruh kepercayaan," simpul pemuda itu sambil mengelus dagunya.
"Ya sudahlah, tidak apa. Yang terpenting kau baik - baik saja, Nona."
Hening..
Gadis itu tidak membalas perkataanya.
Pemuda itu berjalan mendekat ke arah Lumine, kemudian ia menyejajarkan tingginya dengan tinggi gadis manis ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴀʟʙᴇᴅᴏ - ɢᴇɴꜱʜɪɴ ɪᴍᴘᴀᴄᴛ • [HIATUS]
RandomCerita ini berisikan karakter dari Genshin Impact milik MiHoYo dan sedikit banyak cerita yang disatukan dengan imajinasi saya. Albedo x Lumine Kalau suka mangga silahkan dibaca Kalau tidak, tinggalkan saja.