[14] Vision

781 79 32
                                    

HALO TEMAN TEMAN!

AKU TAHU INI KELAMAAN, TAPI AKU GAAKAN BANYAK BICARA. INTINYA MAAF SEBANYAK-BANYAKNYA DAN SELAMAT MEMBACA!

a/n: Jika terdapat kesalahan penulisan kata harap beritahu author di kolom komentar ya!( ◜‿◝ )♡

°°°
[Perhatian]
Alur waktu bersifat maju-mundur!

°°°
Lumine berhenti sejenak kala ia merasakan deru nafasnya berantakan. Gadis itu sedikit membungkukkan tubuhnya yang kelelahan karena berlari tiada henti. Membiarkan peluh yang hadir disekitar pelipisnya jatuh menetes ke permukaan tanah tanpa bisa dicegah. Sedikit membuat anak rambut pirang bagian depannya basah karena peluh tersebut.

Entahlah, Lumine sudah tidak peduli lagi dengan penampilan.

Yang ia pikirkan saat ini hanyalah suaminya. Perasaannya mengatakan bahwa Albedo sedang tidak baik-baik saja.

Setelah merasa nafasnya mulai teratur, Lumine menegakkan kembali tubuhnya. Dari tempat ia berdiri, gadis itu bisa melihat perbatasan Dragonspine secara jelas. Tinggal mengambil langkah puluhan meter lagi hingga ia bisa sampai disana, mencari jawaban atas mimpi buruk yang menghantui tidur malamnya.

Tanpa berpikir panjang lagi, gadis itu segera melangkahkan kaki rampingnya menuju perbatasan Dragonspine, berharap suaminya berada disana sedang berbincang dengan para penjaga-Meskipun hal tersebut mustahil mengingat Albedo jarang sekali berbicara dengan orang yang tidak terlalu dikenalinya.

Namun, baru beberapa langkah ia berjalan, pupil mata gadis itu menangkap beberapa kelompok prajurit Mondstadt sedang berkumpul disana. Mereka terlihat sangat sibuk dengan pedang hitam dan pakaian zirah mereka. Tidak hanya para prajurit, sang pustakawan dan GrandMaster juga turut hadir di tengah keramaian itu.

Seketika tubuh Lumine yang sempat tenang kini kembali menegang. Bukan karena gadis itu takut dirinya tertangkap basah oleh para prajurit ditengah dini hari seperti ini, melainkan ia takut kejadian yang berada di mimpinya benar menjadi sebuah kenyataan. Terlebih lagi saat gadis itu melihat jelas keberadaan sang GrandMaster dan Pustakawan Mondstadt sedang berdiri beberapa puluh meter dari tempatnya. Tentu dengan keberadaan dua orang penting tersebut, Mondstadt tengah memiliki misi penting yang harus di jalani.

Mereka bergerak pada pukul dini hari. Bukankah sudah sangat jelas misi kali ini adalah hal yang sangat penting sehingga Knight of Favonios tidak bisa menundanya?

Tapi, misi seperti apa yang sedang mereka hadapi..?

Kenapa Lumine memiliki firasat yang sangat buruk..?

Apakah ini ada kaitannya dengan ketidakmunculan batang hidung sang Alkemis Mondstadt..? Atau para monster sedang membuat ulah di wilayah berbahaya ini sehingga membahayakan warga sekitar..?

Apapun dugaan Lumine saat ini, perasaan gadis itu semakin gelisah. Berbagai macam pikiran negatif mulai menghampiri dirinya. Kilas balik kejadian acak terkait mimpinya berputar cepat di dalam otaknya. Hingga pada akhir dari cerita pendek bunga tidurnya, Albedo menggumamkan suatu lokasi berbahaya.

Ya, Dragonspine.

Salah satu wilayah berbahaya yang memiliki suhu begitu rendah, cuaca yang sangat ekstrim, dan berbagai macam monster kuat sedang bersembunyi di dalamnya.

Lumine tidak tahu apa maksud dari gumaman dalam mimpi tersebut. Bisa saja itu semua terjadi karena ia sedang mengalami setres dan khawatir berlebihan. Sehingga tanpa ia sadari, pikirannya terus bekerja keras walau tubuhnya sedang diistirahatkan.

ᴀʟʙᴇᴅᴏ - ɢᴇɴꜱʜɪɴ ɪᴍᴘᴀᴄᴛ • [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang