[7] Seseorang?

716 102 17
                                    

TEMAN - TEMANNN!

AKU BUTUH BANTUAN!

Jadi gini, mungkin yang udah baca nggak masalah. Cuman yang belum baca dan sedang dalam baca yang bikin aku panik.

CHAPTER 7 KENAPA BANYAK HHHHHH NYA? (ᗒᗩᗕ) Aku baca ulang ternyata bagian narasi pertama sebagiannya hancur, penjelasannya keganti hhhhh gitu(༎ຶ ෴ ༎ຶ)

Aku kaget, shock, terkejut, malu🤣

Aku udah merevisinya yaa, tapi masih khawatir gitu bagian bawahnya ke ganti. Apa semua part ada bagian penjelasan nggak jelas seperti aahhhhsnsmwkdkdoKalau ada, tolong bilang ke author. Aku malu banget wkwkwk kenapa tulisan aku jadi banyak hhhhhshshdn gitu nya🤣

Tolong ya..

Please.. ༼;´༎ຶ ۝ ༎ຶ༽

°°°

Diluc menatap jam tangan di tangan kirinya. Jam sudah menunjukkan dini hari. Ternyata, sudah beberapa jam mereka terjebak di dalam goa yang suhu udaranya tidak menghangat sedikitpun. Semakin dingin karena di luar sedang badai salju.

Diluc menatap ke arah Kaeya yang sedang tertidur di dalam Geo Shield tipis milik Albedo. Pria seperti bajak laut itu tertidur tenang di dalamnya. Luka yang disebabkan Lawachurl tadi sudah di obati oleh Albedo dengan ramuannya.

Albedo bilang, Kaeya hanya cukup meminum ramuannya yang sangat pahit dan tidur selama beberapa jam. Obatnya akan bekerja dengan baik ketika sang pasien beristirahat. Laki - laki berambut pirang pucat itu sengaja memberi Geo Shield yang melindungi pria berambut biru langit malam itu. Jika seandainya mereka dalam bahaya, setidaknya pria itu sedikit terlindungi.

Hening.

Diantara Diluc dan Albedo, keduanya tidak saling berbicara. Hanya diam dengan aktivitasnya masing - masing. Albedo sibuk dengan menggambar objek yang menarik perhatiannya. Sementara Diluc-ah Diluc biasa membuat minuman anggur. Dia bingung harus melakukan apa disaat seperti ini.

Master Jean benar. Memasukkan Kaeya di dalam Tim Investigasi kali ini adalah pilihan yang sangat tepat. Terbukti tidak adanya Kaeya diantara mereka, suasana berubah menjadi canggung.

Diluc menghembuskan nafasnya. Ia ingin berada di kedai anggurnya. Melayani para pembeli dengan membuat minuman anggur terbaiknya.

"Kalau kau ingin tidur, tidur saja. Aku akan berjaga," sahut Albedo tiba - tiba. Sepertinya laki - laki itu mendengar hembusan nafas berat dari Diluc.

"Aku tidak bisa tidur di situasi seperti ini." balas Diluc. Albedo mengangguk mengerti.

Memang, tempat ini bukanlah tempat yang cocok untuk bersantai ria. Justru mereka harus terjaga semalaman penuh untuk melindungi diri dari bahaya.

Diluc membaringkan tubuhnya di permukaan salju. Menatap langit - langit goa yang terang. Mungkin karena terkena pantulan duri es yang bersinar.

Lamunannya buyar saat suara Albedo menginterupsi dirinya, "Tuan Diluc. Aku ingin berjalan - jalan sebentar," Laki - laki berjas putih dipadukan warna hitam dan emas itu berdiri. Ia sangat penasaran dengan goa ini.

Diluc mengerutkan keningnya, "Jalan - jalan? Kau pikir ini tempat wisata yang bisa di lihat dengan santai?"

Albedo mengibaskan tangannya sambil terus berjalan. "Aku bisa menjaga diri. Kau tidak perlu khawatir. Tolong jaga Tuan Kaeya agar tidak ada yang membahayakannya. Aku akan kembali secepat mungkin,"

Diluc menggelengkan kepalanya. Albedo begitu tidak peduli dengan situasi sekitar. Padahal goa ini bukanlah goa umum yang biasa di tempati oleh para petualang. Namun, laki - laki itu tetap melakukan riset lebih dalam. Tanpa mempedulikan bahaya yang menanti di depannya.

ᴀʟʙᴇᴅᴏ - ɢᴇɴꜱʜɪɴ ɪᴍᴘᴀᴄᴛ • [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang