[4] Klee berulah

1.1K 123 46
                                    

"Tuan, apakah ini sudah selesai digunakan?" Seorang gadis berkacamata bulat bertanya pada Albedo yang sedang mengamati hasil penelitiannya. Ia tampak berpikir, seperti merasa ada yang kurang dengan catatannya.

"Hmm.. Sepertinya aku harus melakukan eksperimen lagi," gumam Albedo sambil menuliskan sesuatu dalam catatannya. Hasil dari eksperimen hari ini tidak memuaskan dirinya.

"Eee.. Tuan?" Gadis berkacamata kembali memanggil tuannya. Ia menghembuskan nafasnya kala Albedo tidak kunjung merespon panggilannya.

Gadis berambut hijau itu lebih memilih membereskan peralatan kimia lainnya. Membersihkan terlebih dahulu sampai bersih, kemudian menaruh kembali peralatan tersebut ke tempat semula.

Setelah selesai, gadis itu mengambil gelas ukur yang masih terdapat cairan sementara. Kemudian ia berdiri dihadapan Albedo yang sedang menatap catatannya. "Tuan, apakah cairan ini sudah selesai digunakan?" tanya gadis itu.

Albedo tersadar dari pemikirannya, ia menoleh pada gadis yang sedang menatap polos dirinya. "Ah, itu biar aku saja yang membersihkan, Sucrose. Kau bersiap untuk pulang saja,"

Laki - laki berambut pirang pucat ini mengambil alih gelas ukur yang berada di tangan Sucrose, membuat gadis itu kaget. "Eh, Tuan....tidak apa, biar aku—"

Albedo mengangkat tangan kirinya menghentikan Sucrose yang ingin mengambil gelas ukurnya. "Tidak apa, biar aku saja yang membersihkannya."

"Sebagai gantinya kau bereskan saja barangmu. Kita sudahi eksperimen hari ini," ujar Albedo sambil mulai mencuci gelas ukur tersebut.

Sucrose menganggukan kepalanya pelan, "Baik, Tuan,"

Sucrose adalah asisten pertama Albedo. Gadis berambut hijau dengan mata bulat besar, kacamata bulat yang bertengger di hidungnya, kuping sedikit panjang kebawah—Ia pernah bilang bahwa ini bukanlah suatu kelainan, tetapi memang keturunan dari keluarganya— dan seringkali memiliki rona merah di pipinya.

Benar - benar mencerminkan ia adalah gadis pemalu.

Selain itu, Albedo masih memiliki asisten laki - laki. Ia bernama Timaeus, yang masih dalam tahap belajar.

Sesuai dengan perintah Tuan Albedo, Sucrose bersiap - siap untuk pulang. Gadis itu merapihkan terlebih dahulu kertas - kertas yang menurutnya penting, kemudian mendekapnya erat. Ia juga membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan. Juga topinya ia posisikan seperti semula.

Yah, walau Sucrose seorang gadis pemalu, tetap saja ia harus memperhatikan penampilannya. Bisa - bisa ia di tatap aneh sepanjang perjalanan pulang jika ia berpenampilan berantakan.

Albedo mengelap tangannya yang basah, kemudian ia memakai sarung tangan hitam yang masih bersih.  Kemudian mengambil catatannya yang terjepit dengan alas papan kayu.

Laki - laki itu berjalan keluar laboratorium. Kini ia bisa melihat langit yang mulai berwarna oranye, dan merasakan hembusan angin sore yang damai. Di susul Sucrose yang mengunci pintu laboratorium.

"Yosh! Sudah terkunci sempurna," ujar Sucrose. Kemudian gadis itu memberikan kunci laboratorium kepada Albedo yang langsung diterima oleh lelaki itu.

"Terimakasih atas kerjasamanya, Sucrose. Sekarang waktunya untuk beristirahat," Kata Albedo sambil tersenyum.

"Ba—"

"KAK ALBEDOOO, TOLONG KLEE!!!" teriak seseorang dengan keras. Albedo dan Sucrose melihat ke arah sumber suara. Seorang gadis kecil berlari cepat ke arah mereka dan memeluk pinggang Albedo dengan erat.

"Kak Albedo, tolong Klee, Kak Albedo. Grand Master ingin menangkap Klee...Klee sangat takut," rengek gadis kecil itu sambil bersembunyi di balik jas panjang yang Albedo pakai.

ᴀʟʙᴇᴅᴏ - ɢᴇɴꜱʜɪɴ ɪᴍᴘᴀᴄᴛ • [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang