Fredrick menyadari jika senjata yang berupa beberapa peluru hilang di saku celananya, "Astaga pelurunya hilang."
"Memang kau taruh mana?" tanya Robert temannya.
"Tadi aku taruh di---" Fredrick memotong ucapannya tatkala ia mengingat sesuatu saat bertabrakan dengan seorang kacung bersama dengan pamannya.
"Ya tuhan!" Suara Fredrick meninggi membuat anak buah dan rekan kerjanya menatapnya penuh tanya.
"Ada apa Fredrick?" tanya Robert rekan kerjanya.
"Overdome!! peluruku hilang!"
"Apa!! bagaimana bisa hilang?!" Robert tak kalah terkejut.
"Aku tahu harus menemui siapa?!" Fredrick dengan marah keluar ruangan untuk menemui kacung itu.
Di sebuah Dapur kacung Pribumi dengan paras wanita muda berusaha mengirim peluru tersebut kepada para pejuang yaitu Damar, dengan cara memasukan peluru tersebut ke sebuah kain yang berisi biji-bijian untuk di kirim ke Damar karena ia seorang petani jadi tak akan ada yang curiga.
Damar merencanakan penyerangan di daerah selatan lalu membebaskan tawanan ia juga baru mendapatkan kabar dari Arya sang telik sandi yang berhasil meracun salah satu pimpinan Belanda, tapi karena Arya sembrono ia jadi tertangkap oleh Belanda.
Nindita sedang mencuci di sungai bersama teman-temannya ia segera pulang karena mungkin sudah mulai siang, saat sudah sampai di rumah ia segera ke kamar memakai kebaya yang sudah ia siapakan, gadis berkulit matang itu juga sempat mencuri dengar sang ayah yang berunding tentang taktik dan penyerangan.
"Ya allah hamba tak ingin kehilangan orangtua satu-satunya yang hamba punya,' batin Nindita dalam hati akhirnya ia berusaha mencari ide agar bisa ikut dengan sang ayah.
####
Fredrick menyiksa seorang kacung yang tak mau mengakui ke salahannya tak segan ia menyuruh anak buahnya terus menyiksa wanita malang itu, "katakan dimana je mengirim peluru punya ik," kata Fredrick sambil menjambak kasar rambut wanita itu.
Tetapi Wanita itu hanya bicara lirih, "saya tidak tahu Sinyo."
"Terus siksa dia, sampai je perempuan mau mengaku." Fredrick tanpa rasa kasihan menyuruh menyiksa wanita pribumi malang itu.
Fredrick dengan santainya menyalakan cerutunya kemudian menyembulnya ke udara menikmati saat-saat seorang di siksa seperti itu.
"Goed, Je perempuan akan mati." Fredrick memberi isyarat pada anak buahnya untuk pergi kemudian dengan santainya ia mengeluarkan sebuah pistol lalu di lepaskan ke arah wanita itu yang membuatnya mati dengan kedua tangan di gantung.
"Cih, dasar inlander."
Fredrick melenggang pergi keluar ruangan ia akan mencari siapa itu Damar yang pernah ditugaskan oleh sang paman yakni, Joseph Vandergin yang sekarang menjadi atasannya untuk mencari si Damar yang belakangan ini sudah banyak merugikan.
"Ik zal Damar levend of dood zoeken." Fredrick berjalan sambil menghisap cerutunya lalu menyembulkannya ke udara ia berucap seakan itu adalah sebuah misi atau bisa juga ambisi.
'Aku akan mencari Damar hidup atau mati'
KAMU SEDANG MEMBACA
1930-1945
Historical Fictionkisah karangan yang diambil dari tahun 1930 sampai 1945 tentang fredrick van berg perwira asal Belanda yang mencintai gundiknya Nindita kuworo. tanpa di sadari dari hasil hubungannya dengan Nindita. Fredrick di karunia seorang putri karena tak mau...