Bab 30

94 10 0
                                    

Pagi ini sinar mentari belum menampakkan sinarnya, seorang anak berusia hampir 10 tahun sudah terbangun dan melakukan solat subuh.

"Annastasia bangun liefste!" teriak Arabella dari kejauhan, saat membuka pintu dirinya melihat cucunya sedang melakukan solat jadi ia hanya berdiri dari kejauhan.

Arabella hanya menghelai nafas lelah, ia tak tahu harus apa. Dirinya harus mempersiapkan Annastasia untuk sekolah di rumah sebelum memasukannya ke HBS.

"Je sudah selesai?"tanya Arabella mendekat lalu memeluk cucunya, ia memejamkan matanya.

"Mandi dan sudah ik suruh Jumi untuk siapkan air hangat buat je mandi," ujarnya.

Annastasia atau Melati hanya mengangguk karena dirinya bisa murung, setelah mendengar gentakan dari Fredrick bahkan tak segan berbuat kasar.

****

Di meja makan
"Mama, ik wil rookswoot eten."  Fredrick bicara dalam bahasa Belanda lalu duduk menatap sinis Melati yang duduk tepat di samping Arabella.

"Pa-pa-papa," ucap Annastasia dengan terbata-bata.

"Hmmm," jawab Fredrick sambil meminum kopinya.

"Saya mencoba untuk---" perkataan Anna terhenti tatkala Fredrick menggebrak meja makan, membuat Annastasia dan Arabella terkesiap menatap Fredrick.

"Bisakah je punya mulut diam, pagi ini selera makan ik hilang karena anak campuran ini!!!" Makinya sambil menunjuk kasar putrinya.

"Fred!! Apa yang je katakan?! Dia anak je hasil hubungan dengan Anka teman ik, Damar!" ujarnya sambil memeluk cucunya yang wajahnya pucat dan tubuhnya bergetar ketakutan.

"Mama je sebut anak menjijikan ini cucu!! Cucu je lahir dari istri ik namanya Emma!" katanya dengan nada yang masih tinggi.

"Je tahu, apa yang akan Emma lakukan jika tahu kelakuan je?" ancam Arabella dengan memiringkan senyumnya.

"Je lupa ik juga anak dari Inlander, darah inlander juga mengalir di tubuh je." Arabella menyindir putranya dengan angkuh.

Fredrick langsung pergi pagi ini dengan seragam dinasnya, dirinya hanya bisa meruntuki nasibnya memiliki anak campuran.

Ternoda sudah darahnya, padahal dirinya berencana untuk memurnikan darahnya menjadi Eropa sepenuhnya tapi dirinya begitu bodoh dengan menjalin cinta bersama Inlander.

Arabella masih setia memeluk Anna dengan penuh kasih, tangannya juga membelai rambut cucunya.

Sungguh malang nasib Melati atau Annastasia, dirinya tak di inginkan oleh kedua orangtuanya yang melahirkan dirinya karena keterpaksaan.

Tapi Annastasia beruntung masih memiliki orang-orang disekitar yang begitu menyayanginya, Arabella, Damar, dan Saudara tirinya Panji.

Hidup terkadang penuh misteri dan cobaan, Annastasia menatap neneknya lalu Arabella membawanya ke kamar.

Fredrick ke tempat dimana dirinya singgah sekarang, apalagi kalo bukan tempat bordil milik pengusaha Tionghoa.

Para gadis dari seluruh daratan Asia didatangkan, Vietnam, Thailand, Jepang, Cina, termasuk pribumi. Tentu gadis-gadis itu didapatkan dengan cara perjual beli manusia yang masih marak pada masa itu.

Fredrick datang memesan minuman, lalu melihat sekitar tak ada gadis yang menarik dirinya hanya membutuhkan ketenangan saja.

#Bersambung

1930-1945Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang