18. Painful

6.7K 800 20
                                    

Happy Reading ❤️😁

Hazel merasakan puggungnya sakit luar biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hazel merasakan puggungnya sakit luar biasa. Tangannya kebas dan terasa ngilu. Jika ditanya bagian mana yang sakit. Hazel rasanya ingin menjerit dengan lantang sambil menangis karena seluruh tubuhnya kesakitan luar biasa.

Pandangannya masih buram dan tidak bisa melihat secara jelas. Hazel bingung berada di mana sekarang, namun dia bisa merasakan seluruh tubuhnya ditempeli oleh alat medis.

Tenggorokan Hazel rasanya perih dan seperti ada yang mengganjal. Air matanya sudah meluruh menahan sakit di bagian dadanya.

"Hazel denger dokter?"

Mata Hazel mengerjab ketika suara itu ternyata sudah berulang-kali terucap. Sayangnya kesadaran Hazel yang masih minim membuatnya bingung dengan sekitar.

Hazel merasakan kepalanya dielus lembut oleh seseorang. Dingin, tangan itu seperti es yang menempel di kepala Hazel.

Dokter Kevin tersenyum melihat Hazel yang masih shock dan bingung. Tangan Hazel dengan gemetaran terangkat ingin memegang sesuatu namun langsung ditahan oleh Kevin secara cepat.

"Dokter coba lepas ya?"

Kevin dengan perlahan mencoba melepas ventilator portable. Kevin bisa merasakan tubuh Hazel yang menegang, membuat sedikit sulit dan menghambat.

"Hazel, jangan tegang ya, tahan dulu.."

Kevin merasa kesusahan karena Hazel malah menggeser tubuhnya membuat pekikan tertahan Yasfa yang baru masuk langsung menahan alat medis yang hampir lepas.

Hazel memejamkan matanya erat. Rasanya perih dan sesak. Saat alat bantu pernapasan itu sudah terlepas. Tangisan Hazel mulai terdengar dan tersendat.

Hazel terbatuk-batuk berulang-kali dan merasakan dadanya terhimpit. Yasfa dengan telaten memasangkan masker oksigen yang diperintahkan Kevin dengan pelan.

"Hiks.." masker itu sampai mengembun.

Yasfa jadi tidak tega. Sedangkan Kevin mengelus dada Hazel yang naik turun tidak stabil dengan pelan.

"Jangan panik hey, dokter di sini sama Hazel."

Kevin bisa merasakan Hazel meremat sperei dengan erat, tubuhnya tiba-tiba menegang membuat Kevin berulang-kali membisikkan kata-kata penenang untuk Hazel.

Brakk..

"Hazel?" Jeffrey datang dengan keadaan panik.

Hazel semakin menangis tersedu dan menatap bayangang-bayangan aneh di langit-langit ruang rawatnya. Kepalanya ingin pecah semua ingatannya terkumpul membuat goresan luka semakin menganga.

Jeffrey menatap panik Hazel yang terus menangis. Sedangkan Kevin sudah menyuntikkan obat penenang dicairan infusnya. Tidak lama dari itu tangisan Hazel mulai menyudah diganti ringisan kecil.

The Sun Is Fading ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang