CHAPTER 01

1.3K 124 1
                                    

[how we can meet?]

Asahi menghela nafas. Tak seperti biasanya ia merasa tak enak badan. Berkali-kali ia memutar kepalanya ke kanan dan ke kiri, memijit kepalanya dengan tangan, dan menarik nafas panjang. Namun, mau tak mau ia harus senantiasa tersenyum ramah. Setiap sore ia harus bekerja paruh waktu di café milik salah satu ibu temannya, Miss Sandara. Tiga tahun terakhir ia terpaksa menjadi tulang punggung keluarganya. Untuk membiayai seorang adiknya yang terpaut dua tahun. Orang tuanya jarang pulang ke rumah, dan hanya pulang jika butuh uang. Tentu saja uang itu adalah hasil Asahi bekerja. Namun uang itu tak dipergunakan dengan baik. Uang itu hanya dihamburkan untuk mabuk dan pergi ke klub. Asahi sudah cukup muak dengan hal ini. Ditambah lagi ia hendak memasuki sekolah barunya. Benar, ia baru saja pindah sekolah karena suatu alasan.

"Tolong, dark choco coffee satu."

"Permisi? Hei?" pelanggan itu melambaikan tangan di depan wajah Asahi.

"E-euh iya? Ada yang bisa kami bantu?"

"Aku memesan dark choco coffee satu."

"Baiklah, silahkan ditunggu," jawab Asahi.

"Ini pesanan anda, nona," lanjut Asahi.

"Terima kasih. Lain kali bekerjalah yang benar. Apa kau dibayar untuk melamun?"

"Saya mohon maaf atas ketidaknyamanannya, nona. Semoga hari anda menyenangkan," pelanggan itu tidak menjawab. Ia pergi berlalu begitu saja.

"Asahi?" panggil seseorang dari belakang. Atasannya.

"Eh, iya? Ada apa, bu?"

"Hahaha kau ini kenapa? Ini sudah lebih dari jam kerjamu. Segeralah pulang dan buat PR-mu," pemilik café terkekeh dengan tingkah polos Asahi.

"Ah, baiklah. A-aku lupa. Mari," Asahi menunduk dan melepaskan apronnya. Ia mengambil tas sekolahnya dan keluar café.

Ia hendak menuju perpustakaan kota. Namun, saat hendak menyebrangi jalan–

/BRUK!

Asahi tertabrak mobil. Ia terlempar sekitar 2 meter dari tempat semula. Seorang pengendara mobil lainnya berhenti setelah melihat Asahi. Ia keluar dari mobilnya dan mendekati Asahi yang tergeletak tak bergerak. Matanya terpejam.

"Apakah dia masih hidup?"

Sontak ia mendongak kembali untuk melihat mobil pelaku. Ah, sayang sekali. Pemilik mobil itu melarikan diri. Jaehyuk dengan setelan seragamnya menggendong Asahi dan memasukkannya ke mobil bangku depan, di sampingnya. Ia segera duduk di kursi kemudi dan membawa Asahi ke rumah sakit.

***

Berkali-kali Jaehyuk mengetuk-ngetukkan kakinya ke lantai. Bukan khawatir dengan keselamatannya melainkan siapa yang akan bertanggung jawab nantinya. Bagaimana jika nyawanya tak terselamatkan. Ia bahkan tak mengenali orang itu.

"Keluarga pasien?" tanya seorang suster.

"Mmm, bukan suster. Saya hanya menolongnya di jalan," jawab Jaehyuk.

"Baiklah, ikut saya sebentar."

Jaehyuk hanya menurut. Ia mengurus keseluruhan administrasi Asahi. Dan ia memutuskan untuk bertanggung jawab dengan apapun yang terjadi pada Asahi.

"Pasien hanya mengalami luka ringan. Ia pingsan karena shock saja. Namun ada luka di tangan kirinya yang mengharuskan kami mengambil tindakan serius. Kami menjahitnya, dan jumlah jahitannya hanya empat. Saya harap anda bisa membantu dia melakukan aktivitas seperti biasanya. Tangan kirinya tidak boleh terlalu banyak bergerak," jelas dokter.

"Baik, dok," jawab Jaehyuk.

"Kau boleh membesuknya dan hari ini kami perbolehkan untuk pulang saat dia sadar," lanjut dokter tersebut.

"Baik, dok. Terima kasih banyak. Saya permisi," pamit Jaehyuk.

Asahi telah di pindahkan ke kamar pasien. Perlahan Jaehyuk mengetuk pintu dan membukanya. Asahi masih memejamkan mata. Jaehyuk menutup pintu dengan perlahan. Ia duduk di kursi tepat di samping kiri Asahi.

"Sepertinya kau tidak bersalah. Tapi, mengapa cobaan hidupmu begitu berat?" Jaehyuk melihat luka tangan kiri Asahi yang diperban rapat. Melihatnya saja sudah membuat Jaehyuk ngilu. Ia melihat wajah rupawan Asahi. Terdapat beberapa goresan kecil di sana. Jaehyuk kembali bergidik.

"Lekaslah sadar dan membaik," ucap Jaehyuk. Ia beranjak dan keluar kamar. Ia hendak pergi ke toilet.

***

Lima belas menit kemudian ia kembali. Ia terkejut mendapati Asahi tengah terduduk di ranjangnya.

"Kau sudah sadar?" tanya Jaehyuk. Ia mendekat ke arah Asahi.

"Siapa kau? Dan apa yang terjadi?" Asahi tak kalah terkejut.

"Aku Jaehyuk. Yoon Jaehyuk. Salah satu siswa tahun kedua di TREASURE Senior High School. Kau mengalami kecelakaan dan pingsan di tempat. Lalu aku membawamu ke sini. Semua sudah aku tanggung, tidak usah kau pikirkan. Kau bisa membayarnya kapanpun kau mau," jelas Jaehyuk rinci.

"Kau memiliki luka yang sedikit berat di tangan kirimu. Kau mendapat empat jahitan. Jadi berhati-hatilah. Jangan membuat lukanya tambah parah dan cepatlah sembuh," sambung Jaehyuk. Asahi terdiam. Ia tak tahu harus mengucapkan apa. Terbesit rasa curiga pada Jaehyuk.

"Apa kau yang menabrakku?" selidik Asahi.

"Bukan. Mobil yang menabrakmu sudah melarikan diri. Aku berkendara tepat di belakang mobil itu dan melihatmu jatuh tersungkur. Jadi aku menolongmu," Jaehyuk menjelaskan.

"Ah, begitu rupanya. Aku benar-benar berterimakasih. Apakah aku sudah boleh pulang?" tanya Asahi.

"Ya kau boleh pulang. Tanganmu tidak boleh terlalu banyak bergerak. Dan ini obatmu," Jaehyuk mengulurkan paper bag yang berisi obat Asahi.

"Terima kasih banyak. Kurasa kau bisa meninggalkanku. Aku akan segera pulang ke rumah," ucap Asahi sembari menerima obatnya.

"Dengan keadaan seperti ini? Dan kau memintaku untuk meninggalkanmu? Yang benar saja. Ayo kuantar kau pulang," Jaehyuk mengulurkan tangannya.

"Tidak perlu, aku bisa naik bus," tolak Asahi.

"Aku tidak suka jika seseorang menolak penawaranku."

Asahi berpikir sejenak. Apa yang dikatakan Jaehyuk ada benarnya juga. Tak mungkin ia pulang dengan keadaan lemah seperti ini.

"Mmm, baiklah. Ayo," Asahi turun dari ranjangnya tanpa menerima uluran tangan Jaehyuk.

Jaehyuk mematung sebentar, ia menarik tangan yang sedari tadi ia ulurkan. Wajahnya pasrah. Ia menatap punggung Asahi dan menghela nafas.

"Kau jadi mengantarku pulang kan?" tanya Asahi membuyarkan lamunan Jaehyuk.

"Oh, ya tentu saja. Ayo," jawab Jaehyuk.

- TBC -

voment juseyo

JAEHYUK'S | Jaesahi ft. Harukyu [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang