[new friends. wait, friends?]
/GREB
Jaehyuk menangkap tubuh mungil Asahi. Tangan Asahi tak sengaja menyentuh dada Jaehyuk, ia bisa merasakan degup jantung Jaehyuk. Sangat cepat. Asahi menahan nafsnya. Mata mereka bertemu, Jaehyuk menatap manik mata Asahi sangat dalam. Asahi memiliki mata yang indah. Sangat cantik dan berkilau bak mutiara. Ditambah dengan lens-nya yang berwarna biru langit. Mata Jaehyuk menurun hingga bibir berwarna pink milik Asahi. Dari mana Tuhan datangkan malaikat tampan ini? Mimpi apa Jaehyuk semalam?
Asahi segera tersadar dan bangkit dari tangkapan tangan kekar Jaehyuk. Wajahnya memerah dan ia segera meraup oksigen dengan rakus. Matanya mengerjap beberapa kali. Ia memutuskan untuk berlari mendahului Jaehyuk. Sedangkan yang ditinggal hanya terdiam sembari menatap punggung yang mulai menjauh darinya.
"Hei, kau curang," ucap Jaehyuk setengah berteriak. Ia kemudian mengikuti langkah kecil Asahi dengan langkah yang lebih luas. Ia berhasil menyusul Asahi.
Mereka sudah sampai putaran yang ke-20. Terlihat Asahi tertinggal jauh di belakang Jaehyuk. Langkahnya semakin kecil dan pelan. Kepalanya juga mulai pusing. Jaehyuk memelankan larinya. Ia berkali-kali menoleh ke belakang untuk memastikan Asahi baik-baik saja. Jaehyuk berhenti, ia berbalik dan menghampiri Asahi. Ia ingin mengatakan sesuatu pada Asahi.
"Hei! Jika kau tak kuat berlari— ASAHI!" langkah Jaehyuk belum sampai di tempat Asahi pingsan. Ia mempercepat larinya. Tanpa basa-basi Jaehyuk segera menggendong Asahi menuju ruang kesehatan. Koridor sekolah nampak sepi karena pelajaran belum berakhir. Sesampainya di ruang kesehatan, Jaehyuk menidurkan Asahi di salah satu bilik. Keringat Asahi masih bercucuran. Ia memanggil petugas kesehatan.
"Bagaimana keadaannya?"
"Aku rasa dia belum sarapan pagi ini. Dia juga menderita anemia. Setelah ini, sebaiknya dia makan. Apapun itu, untuk mengganjal perutnya."
"Ah, baiklah. Terima kasih," ucap Jaehyuk.
Petugas kesehatan itu meninggalkan ruangan. Asahi masih belum sadar. Jaehyuk berinisiatif untuk membelikan Asahi sepotong roti isi di kantin. kembalinya dari kantin, Asahi masih belum juga sadar. Jaehyuk duduk di kursi tepat di samping kanan Asahi. Ia teringat saat kemarin ia menunggu Asahi di rumah sakit. Asahi yang malang. Jaehyuk mengkhawatirkan tangan kiri Asahi. Ia berdiri dan membungkuk, memperhatikan tangan kiri Asahi yang berada di sisi lain. Perban di tangan kirinya belum di buka. Jaehyuk memperhatikannya dengan seksama. Wajah Jaehyuk hanya beberapa senti dari tangan kiri Asahi dan ia mengungkung tubuh Asahi.
Ia melirik ke kiri dan takjub dengan pemandangan di depannya. Tanpa ia ketahui Asahi mulai membuka matanya. Ia terkejut bukan main saat melihat Jaehyuk tengah mengungkung dirinya.
"AAA!!!" sontak Asahi mendorong dengan kuat tubuh Jaehyuk hingga tubuhnya jatuh menabrak kursi dan kepalanya terantuk dinding, cukup keras.
"Argh," Jaehyuk meringis sembari memegang kepalanya.
"EH! Kau tidak apa-apa?" tanya Asahi.
"Sshh, kau tidak melihatnya? Kepalaku terantuk dinding," jawab Jaehyuk kesal.
"Aku minta maaf, lagipula apa yang kau lakukan di atasku?" mata Asahi menatap ke sisi lain.
"Aku hanya memeriksa lukamu. Apa masih sakit?" retoris. Jelas-jelas luka itu dijahit. Asahi hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Apa yang membuatmu pingsan? Kau belum sarapan, ya?" tanya Jaehyuk. Asahi hanya diam tak menjawab.
"Ini untukmu, aku baru saja membelinya," Jaehyuk mengulurkan kantong plastik bening berisi roti dan susu pisang. Asahi menatap kantong itu lalu beralih menatap Jaehyuk seakan bertanya, ini benar untukku?
KAMU SEDANG MEMBACA
JAEHYUK'S | Jaesahi ft. Harukyu [END] ✓
Fanfic"K-kau yang membunuh kedua orangtuaku?" "Sudah kubilang kan Asahi?" "Tidak, Asahi. Kau harus mendengarku dulu." Jaehyuk tak pernah bermaksud untuk membunuh orang tua Asahi. Jaehyuk juga hanya melakukan pembelaan diri. Ia menatap Doyoung penuh amarah...