[one day]
"ASAHI!"
Asahi menoleh ke sumber suara. Sebuah motor sport berwarna merah dan hitam mendekat. Pemilik motor membuka kaca helm-nya.
"Selamat pagi!" sapa Jaehyuk.
Asahi menatap Jaehyuk dengan kaku. Ia melirik ke trotoar, lalu kembali melirik Jaehyuk. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali.
"Eee.... Pagi? Ya, hai. Selamat pagi juga," Asahi gugup dan bergegas menuju ke sekolah.
"Hei!" panggil Jaehyuk yang membuat Asahi menoleh.
"Ada apa?" tanya Asahi. Jaehyuk terkekeh.
"Kau pikir apakah kau bisa tepat waktu untuk sampai ke sekolah?"
Asahi tidak menjawab. Ia nampak berpikir.
"Naiklah, pakai ini," Jaehyuk melempar helm ke arah Asahi. Asahi menangkapnya.
"Uhm, baiklah."
Asahi memakai helm-nya. Namun ia kesulitan mengaitkan pengait helm-nya. Jaehyuk yang melihat itupun mengambil langkah sigap. Ia menyeret dengan halus tangan Asahi supaya mendekat kepadanya. Lalu dikaitkannya pengait itu. Sontak perlakuan Jaehyuk berhasil membuat jantung Asahi berdebar cukup kencang. Seketika Asahi lupa cara bernafas dan cara berkedip, seseorang tolong dia!
Jarak wajah Jaehyuk dan Asahi sangat dekat. Jaehyuk dapat melihat pantulan dirinya di mata Asahi. Mata biru yang indah, lebih indah dari ribuan serbuk berlian. Benar-benar menakjubkan. Mereka berdua sadar setelah Asahi memanggil Jaehyuk.
"Uhm, Jaehyuk?" panggil Asahi.
"Eoh? Ya?" Jaehyuk mengerjapkan matanya berulang kali.
"Bukankah kita akan terlambat?" sambung Asahi.
"Ah! Ya benar, kita akan terlambat jika tak bergegas. Ayo segera naik," titah Jaehyuk.
Asahi hendak menaiki motor Jaehyuk, tetapi ini terlalu tinggi. Bagaimana bisa ia naik tanpa berpegangan bahu Jaehyuk. Dengan canggung, Asahi pun memberanikan diri untuk bertanya.
"Apakah boleh aku memegang bahumu sebagai pegangan?" tanya Asahi terbata.
"Eoh? Tentu saja."
Asahi memegang bahu Jaehyuk dengan canggung. Walaupun begitu ia berhasil naik ke atas motor Jaehyuk. Syukurlah.
"Pegangan," ucap Jaehyuk.
"Hmm?" Asahi tak paham dengan ucapan Jaehyuk. Ia hanya berpegangan pada kedua bahu Jaehyuk. Dengan canggung. Jaehyuk menyeringai. Ia dengan sengaja mengegas motornya lalu mengerem mendadak. Yang menyebabkan Asahi terlempar ke badan Jaehyuk dan reflex memeluknya. Mata Asahi membulat.
"Begini lebih baik," ucap Jaehyuk. Kemudian ia melajukan motornya dengan kecepatan yang cukup tinggi karena terburu-buru. Untung saja jalanan tidak terlalu ramai.
****
"Pulang sekolah ada janji?" tanya Jaehyuk saat Asahi turun dari motornya.
"Kurasa tidak. Tapi aku harus bekerja," jawab Asah sembari membuka kaca helm-nya.
"Mau kuantar?" tawar Jaehyuk.
"Tidak teri-"
"Aku tidak menerima penolakan," Jaehyuk hendak meninggalkan Asahi.
"Jaehyuk!" panggil Asahi.
"Ya?"
Asahi sedikit mendongak dan tersenyum canggung. Ia kesulitan melepas helm-nya. Hal itu sukses membuat Jaehyuk terkekeh gemas. Ia segera mendekat dan melepaskan pengait pada helm yang dikenakan Asahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAEHYUK'S | Jaesahi ft. Harukyu [END] ✓
Fanfiction"K-kau yang membunuh kedua orangtuaku?" "Sudah kubilang kan Asahi?" "Tidak, Asahi. Kau harus mendengarku dulu." Jaehyuk tak pernah bermaksud untuk membunuh orang tua Asahi. Jaehyuk juga hanya melakukan pembelaan diri. Ia menatap Doyoung penuh amarah...