[black hoodie]
"Kita bisa melanjutkan yang tertunda tadi bukan?" tanya Haruto. Junkyu terdiam dan melamun.
"Kimjun? Apa yang kau pikirkan?" tanya Haruto yang tidak diberi tanggapan apapun oleh Junkyu.
"Kimjun?" Haruto melambaikan tangan di depan wajah Junkyu.
/CUP!
"Eoh?" Junkyu gelagapan.
"Jadi begitu cara menyadarkanmu dari lamunan, hmm?"
"Apa?" Junkyu tidak paham maksud perkataan Haruto.
"Sedari tadi aku mengajakmu berbicara tapi tidak kau dengarkan," jelas Haruto.
"Begitukah?" Haruto mengangguk.
"Apa yang mengganggu pikiranmu?" tanya Haruto kemudian.
"Tidak ada," jawab Junkyu singkat.
"Kimjun, aku tahu ada yang sedang kau pikirkan. Katakan saja padaku. Kau bisa berbagi masalah denganku. Jangan anggap aku ini sebagai orang lain. Aku ini pacarmu, Kim Junkyu," Haruto menangkup kedua pipi tembam Junkyu.
"Akhir-akhir ini aku selalu memikirkan bagaimana kita dan kakak kita nantinya," Junkyu membuka suara.
"Maksudmu?"
"Haru, kau dan aku menjalin hubungan. Kakakmu dan kakakku juga menjalin hubungan. Meskipun aku dan kakakku hanya saudara tiri, namun orang tua kami telah mempersatukan kami," Junkyu menunduk.
"Jadi maksudmu adalah harus ada pengorbanan dua diantara kita berempat?" tanya Haruto yang dijawab anggukan oleh Junkyu.
"Aku tak pernah berpikir sejauh itu. Yang aku lakukan hanyalah terus mencintaimu. Aku tidak peduli bagaimana kedepannya nanti. Aku hanya ingin bersamamu. Itu saja," Haruto mengusap surai Junkyu.
"Akan aku coba."
"Jangan terlalu memikirkannya. Atau rambutmu akan memutih. Sekarang makanlah saja ya?"
"Benarkah? Rambutku akan memutih jika terlalu memikirkan sesuatu?" Junkyu bertanya dengan polosnya.
"Benar. Jadi sekarang makan saja ya? Perutmu sudah merengek minta makan bukan?" Haruto menepuk pelan perut Junkyu.
"Eung!" Junkyu dan Haruto mulai makan sarapan mereka. Tidak, makan siang.
****
Matahari hampir sampai ke persemayamannya. Keindahannya sangat berketerbalikan dengan keadaan mencekam dan terkesan dingin menusuk hingga ke tulang. Seseorang yang mengenakan hoodie hitam, topi, dan masker berjalan mengikuti seseorang di depannya. Sesekali ia bersembunyi karena orang yang ia ikuti terus menoleh ke belakang.
"Bukankah ada yang mengikuti diriku? Atau hanya perasaanku saja?" gumam Asahi.
Saat ini ia tengah berjalan kaki menuju apartemen Jaehyuk. Ia tak dapat menunggu bus karena ia kira akan terlalu lama dan tak ingin membuat yang lain menunggunya. Jalanan kali ini sangat sepi hingga Asahi dapat mendengar degup jantungnya yang gugup karena perasaannya yang tidak mengenakkan. Ia merasa diikuti oleh seseorang. Terlalu ketakutan, Asahi mempercepat langkahnya.
"Sial, kau ingin lari dariku?"
Asahi benar-benar diikuti oleh seseorang. Ia mempercepat jalannya menjadi setengah berlari dan akhirnya berlari. Terlambat! Orang itu dengan sigap merengkuh tubuh Asahi dari belakang. Asahi sempat melakukan perlawanan. Dipukulnya orang itu dengan tas sekolah miliknya. Namun serangan Asahi tidak ada apa-apanya dibandingkan tenaga orang tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAEHYUK'S | Jaesahi ft. Harukyu [END] ✓
Fanfiction"K-kau yang membunuh kedua orangtuaku?" "Sudah kubilang kan Asahi?" "Tidak, Asahi. Kau harus mendengarku dulu." Jaehyuk tak pernah bermaksud untuk membunuh orang tua Asahi. Jaehyuk juga hanya melakukan pembelaan diri. Ia menatap Doyoung penuh amarah...