[why do i care?]
"Hei," ucap Jaehyuk.
"Kau marah? Sampai kapan? Apa kau akan terus tidak mempedulikanku?" ia berbicara dengan seseorang yang membelakanginya.
"Aku kan sudah minta maaf, kau seharusnya memaafkanku," Jaehyuk menyilangkan tangannya.
Jaehyuk tidak tahan lagi. Ia mendekati Asahi dan membalikkan badannya. Ia menangkup wajah Asahi. Jaehyuk membeku di tempat. Lagi-lagi mata berlian itu mengunci pandangannya. Benar-benar cantik. Ia menggeleng kecil.
"Aku minta maaf, kau memaafkan aku kan?" tanya Jaehyuk. Kali ini terdengar lebih tulus dan benar-benar dari hatinya. Asahi mengangguk canggung sebagai jawabannya. Jarak wajah mereka terlalu dekat. Asahi bisa mendengar detak jantungnya sendiri. Menyadari bahwa mereka semakin canggung, Jaehyuk melepas tangannya dari wajah tampan Asahi.
"Asal kau tahu, aku tulus kali ini," ucap Jaehyuk setengah canggung.
"Aku tahu," ucap Asahi.
"Dari mana kau tahu?"
"Matamu yang mengatakannya."
"Mataku? Kau peramal?" tanya Jaehyuk.
"Aku serius," ucap Asahi.
Jaehyuk hanya menaikkan kedua bahunya. Mereka berdua saling terdiam cukup lama. Akhirnya Jaehyuk membuka pembicaraan lagi.
"Kenapa kau mengikutiku?" Asahi tak mengerti denga pertanyaan Jaehyuk.
"Saat aku tidur di kelas tadi. Bukankah kau tahu bahwa kau juga akan dihukum?" sambung Jaehyuk.
"Aku tahu," Asahi menjawab singkat.
"Lalu mengapa? Mengapa kau melakukannya?" tanya Jaehyuk.
"Hanya ingin," sejujurnya Asahi pun tidak mengerti mengapa ia melakukannya. Ia hanya mengikuti kata hatinya tanpa berniat untuk dihukum Bersama-sama dengan Jaehyuk.
Jaehyuk Kembali terdiam.
"Apa kau tahu, Asahi?" Jaehyuk menarik nafas panjang.
"Aku-" Jaehyuk menggantungkan perkataannya. Asahi menoleh.
"Apa?" tanya Asahi penasaran.
"Lupakan saja," jawab Jaehyuk.
"Tidak jelas," ucap Asahi asal-asalan.
"Kau tahu siapa yang baru saja kau hadapi? Bagaimana bisa kau mengucapkannya?" Jaehyuk benar-benar tak habis pikir dengan manusia yang ada di sampingnya ini. Ia tak pernah mendengar seseorang yang berani mengolok dirinya. Baru kali ini.
"Kau anak kepala sekolah. Dan aku tidak peduli," jawab Asahi. Memang benar kan? Untuk apa ia takut? Toh itu hanya sebuah jabatan.
"Woah, apa ini? Apa kau mulai membenciku? Benarkah? Setelah aku meminta maaf kepadamu? Ketahuilah bahwa aku tak pernah meminta maaf kepada siapapun kecuali kau," ucap Jaehyuk.
"Aku tidak menyuruhmu, aku tidak peduli. Karena aku tahu dirimu. Aku bukan sok tahu. Namun lebih baik mulai hari ini, kau jangan berbicara kepadaku lagi. Aku sudah memiliki teman, kau tidak perlu mengasihaniku lagi. Oh, satu lagi. Kau mendapat pengecualian berbicara padaku jika itu berhubungan dengan akademik. Sampai jumpa," Asahi meninggalkan Jaehyuk sendirian.
"Dia mengancamku? Huh, siapa dia?"
***
Haruto sedang berada di halte bus. Ia hendak pulang menuju rumahnya. Tak lama kemudian bus yang ia tunggu pun datang. Ia tengah mengantre untuk membayar ongkos bus. Saat satu orang yang tepat di depannya berhenti cukup lama, ia mulai kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAEHYUK'S | Jaesahi ft. Harukyu [END] ✓
Fanfiction"K-kau yang membunuh kedua orangtuaku?" "Sudah kubilang kan Asahi?" "Tidak, Asahi. Kau harus mendengarku dulu." Jaehyuk tak pernah bermaksud untuk membunuh orang tua Asahi. Jaehyuk juga hanya melakukan pembelaan diri. Ia menatap Doyoung penuh amarah...