CHAPTER 22

302 45 3
                                    

['s]

tw: fluff

"Kau sudah gila?!" Junkyu meninggikan nada bicaranya.

"Iya. Aku gila karena dirimu," ucap Haruto enteng.

"Kau membuatnya? Bagaimana bisa?! Kau menyebalkan, bagaimana jika tidak bisa hilang, huh?" Junkyu memukul bahu Haruto. Sama sekali tidak sakit untuk Haruto, justru menggemaskan.

"Tapi, jika aku lihat-lihat lumayan juga. Bukan begitu? Kau harus melihatnya Kimjun," Haruto terkesan melihat tanda yang ada di leher Junkyu.

"Lumayan ya katamu?" Junkyu tersenyum paksa. Ia turun dari meja dapur dan mendorong Haruto untuk duduk. "Duduklah di sini dan tunggu masakanku siap, tidak ada ciuman lagi selama itu."

Junkyu hendak berjalan namun ditahan oleh tangan Haruto.

"Tidak ada sentuhan," Junkyu menunjuk tangan yang ditahan oleh Haruto.

Haruto melepas genggaman tangannya. "A–"

"Tidak ada bicara," potong Junkyu.

Haruto menghentakkan kakinya.

"Dan tidak ada suara maupun pergerakan," Junkyu meninggalkan Haruto yang diam terpaku. Haruto hanya bisa pasrah. Haruto benar-benar diam selama Junkyu memasak. Perawakan Junkyu dari belakang sangatlah manis, ditambah sekarang ia tengah memasak untuk Haruto. Haruto tersenyum tanpa sadar.

"Mengapa kau tersenyum seperti itu?" pertanyaan Junkyu membuyarkan lamunan.

"Kau cantik," jawab Haruto singkat.

"Hentikan. Mari kita makan. Masakannya sudah matang," perintah Junkyu.

"Masakanmu terlihat enak," puji Haruto.

"Cobalah," Junkyu memberikan sesuap ke mulut Haruto.

"Emm, enak sekali. Persis seperti buatan kakakku, Kimjun. Di masa depan nanti, kau akan memasak untukku karena aku tidak bisa memasak."

/TUK!

Sendok sayur mendarat mulus di puncak kepala Haruto. "Sudah kubilang untuk berhenti. Makanlah saja."

Haruto memilih untuk diam dan makan makanan yang telah dimasak oleh Junkyu. Ini benar-benar lezat, Haruto sangat menikmatinya.

"Kimjun, masakanmu enak. Kau membuat perutku kenyang dan nyaman," puji Haruto.

"Begitukah?" Junkyu membereskan piring dan sendok bekas keduanya makan malam.

"Apa kau masih marah padaku?" tanya Haruto hati-hati.

"Karena kau makan dengan baik, aku sudah tidak merasa kesal. Kemari," Junkyu merentangkan kedua tanganya. Haruto beranjak dari kursi makan dan memeluk Junkyu.

"Terima kasih sudah membuatkanku makan malam, Kimjun," tutur Haruto.

"Sama-sama, Haru. Aku senang jika kau menikmatinya," Junkyu mengusap punggung Haruto.

"Sangat. Bahkan aku menikmati keduanya."

Junkyu melepas pelukannya. "Keduanya?"

Haruto mengecup bibir Junkyu sekilas. Ia maju selangkah, Junkyu mundur selangkah. Begitu seterusnya hingga Junkyu terantuk dinding. Haruto menuntun tangan Junkyu untuk ia kalungkan di lehernya dan merengkuh pinggang Junkyu. Ia menunduk dan kembali mencium bibir Junkyu. Junkyu menerimanya. Haruto medekatkan tubuh Junkyu.

"Haru?" cicit Junkyu disela kegiatan mereka.

"Hmm?"

"Kakiku pegal jika harus terus berdiri," keluh Junkyu.

JAEHYUK'S | Jaesahi ft. Harukyu [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang