CHAPTER 17

411 52 8
                                    

[who?]

“Aku baru saja berteman dengannya, kak,” jawab Haruto.

“Kau tak mudah bergaul, Haru. Kakak tahu itu. Jadi siapa kali ini yang membuat hatimu luluh?”

“Kakak mau aku mengenalkannya padamu?” tawar Haruto. Asahi mengangguk.

“Ya, bawalah ia ke rumah jika dia ada waktu luang,” pinta Asahi.

“Baiklah, kak. Kapan-kapan akan aku bawa ia kemari.”

Haruto menghela nafas lega. Tubuhnya serasa panas dingin. Begitu pula dengan Jaehyuk, ia bisa merasakan kegelisahan Haruto. Untung saja Haruto menutupinya dengan baik. Mata Haruto dan Jaehyuk bertemu, seperti berbagi kelegaan atas kecurigaan Asahi. Jaehyuk tidak mau membuat mereka bertikai. Lagipula Haruto tidak berbohong bukan? Hanya saja kurang jelas memberikan informasi.

“Kakak benar-benar baik-baik saja? Apa ada yang terluka? Apa kau kedinginan kak?” tanya Haruto.

“Tidak, aku baik-baik saja. Aku bersungguh-sungguh. Jaehyuk segera menemukanku dan membawaku pulang,” Asahi menoleh ke arah Jaehyuk dan tersenyum padanya. Tentu saja pemandangan ini tak biasa dilihat oleh Haruto. Ia memicingkan mata dan tersenyum kepada Jaehyuk.

“Apa?” tanya Jaehyuk disertai kekehan kepada Haruto.

“Apa yang aku pikirkan ini benar?” Haruto melipat tangannya di depan dada. “Hmm, aku rasa memang benar,” ia terkekeh.

“Haru!” Asahi membelalakkan matanya. Ia menatap tajam Haruto.

“Ah, iya iya baiklah. Aku tidak akan mengganggu kalian. Aku akan pergi ke kamarku,” Haruto segera berlalu. Ia berjalan menuju dapur dan meneguk air mineral sebelum akhirnya masuk ke kamar, membersihkan dirinya.

Jaehyuk menyeret pelan Asahi ke pelukannya. Punggung Asahi menempel di dada Jaehyuk. Bisa ia rasakan detak jantung yang sangat berdebar di sana. Asahi mengulas senyum. Jaehyuk menggenggam tangan Asahi.

“Kau menyukainya?”

“Apanya?” Jaehyuk tidak mengerti arah pertanyaan Asahi.

“Menggenggam tanganku. Kau sering melakukan itu,” tukas Asahi.

“Ah, tidak juga. Aku hanya tak mau kau meninggalkanku lagi. Aku takut kehilanganmu, Cha-gi-ya,” Jaehyuk mengeja kata ‘chagiya’ penuh penekanan namun terdengar lembut. Ia mengeratkan genggamannya.

Asahi terkekeh. “Jae, aku tak akan pergi kemanapun. Aku akan di sini. Aku tak akan lari.”

Hati keduanya menghangat. Jaehyuk tersenyum haru. Ia berjanji akan menjaga Asahi. Pokoknya hanya Asahi dan Asahi. Ia benar-benar telah jatuh hati padanya. Apapun yang terjadi nanti, Jaehyuk akan selalu ada. Begitu pula dengan Asahi. Ia menemukan kebahagiaannya pada diri Jaehyuk. Perlahan Asahi menaruh rasa percaya lagi kepada seseorang yang ia cintai. Ya, Asahi mencintai Jaehyuk.

****

“Apa rencanamu kali ini?” seseorang dengan jaket denim menatap tajam Doyoung. Ada Hasrat kemarahan luar biasa yang ia tahan. Matanya menyalak.

“Aku belum memikirkannya,” jawab Doyoung sama kesalnya.

“Kau bodoh. Bagaimana kau membiarkannya lari hah?!” orang lain dengan hoodie hitam mencengkeram kedua sisi kerah jaket Doyoung.

Doyoung menepis tangan orang tersebut. “Beri aku waktu untuk berpikir, sialan!” ia merapikan jaketnya.

“Jika kali ini gagal lagi, aku tak akan melepaskanmu. Dan jangan berharap kau bisa lari dari kami,” tukas salah satu dari mereka.

JAEHYUK'S | Jaesahi ft. Harukyu [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang