[feel]
"Aku akan benar-benar puas jika kau duduk di depanku dan menunggu aku menghabiskan seluruh pesananku."
"Jaehyuk kau gila?!" ucap Asahi penuh penekanan.
"Sajangnim!" Jaehyuk memanggil atasan Asahi.
"Iya, Tuan Muda? Ada yang bisa kami bantu?"
"Bolehkah aku meminta pegawaimu yang satu ini duduk menemaniku makan? Tenang saja aku akan membayar untuk itu. Apakah boleh?" tanya Jaehyuk sopan.
"Ah, tentu saja boleh. Berapa lama yang Anda mau, Tuan," ucap Miss Sandara.
"T-tapi, bu, itu..."
"Asahi, layani Tuan Muda ini. Lagipula kau hanya harus duduk dan menemaninya makan saja. Apakah kau seharusnya berterimakasih kepadanya? Kau sangat beruntung," sanggah Misa Sandara.
"Terima kasih banyak. Aku benar-benar merasa terhormat," Jaehyuk menunduk.
Mau tak mau Asahi duduk di depan Jaehyuk dengan senyuman yang dibuat-buat.
"Lihat? Aku bahkan perlu membayar hanya untuk memintamu duduk diam menemaniku makan," ucap Jaehyuk.
"Segeralah habiskan makananmu Tuan Yoon," ketus Asahi.
"Mungkinkah aku bisa menghabiskan seluruh makanan ini Tuan Hamada?"
Asahi terkejut. Bagaimana bisa Jaehyuk mengetahui marganya? Selama ini ia tak pernah memberi tahu teman-teman barunya di sekolah. Sedetik kemudian Asahi tersadar bahwa Jaehyuk merupakan anak dari kepala sekolah mereka. Jadi semua data siswa di sekolah bisa saja ia ketahui.
"Jangan panggil aku seperti itu," ucap Asahi.
"Kalau begitu bantu aku menghabiskan seluruh dessert ini," Jaehyuk menunjukkan puppy eyes-nya. "Ya? Ya, ya, ya?"
"Jika kau sekiranya tidak bisa menghabiskannya, pesanlah sesuai dengan kemampuan dirimu untuk memakan sesuatu," Asahi beranjak dari kursinya dan hendak meninggalkan Jaehyuk.
"Sajangnim!" dengan cepat Jaehyuk berteriak mengadu. Namun Asahi berhasil menutup mulut Jaehyuk dengan tangannya.
"Kau gila?" bisik Asahi dengan penuh penekanan.
"Ya, aku gila karena dirimu. Jadi duduklah makan bersamaku. Dengarkan aku hari ini saja," jawab Jaehyuk.
Asahi menuruti perkataan Jaehyuk. Ia kembali duduk —dengan malas.
"Aaaaaa...." Jaehyuk menyodorkan suapan tiramisu cake ke arah Asahi.
"B-biar aku sendiri," tangan Asahi terulur untuk mengambil alih sendok kecil dari tangan Jaehyuk.
"Ah, tidak. Aku sudah bilang, dengarkan aku hari ini saja. Buka mulutmu, Manis," titah Jaehyuk.
Mau tak mau, Asahi membuka mulutnya dan membiarkan Jaehyuk memasukkan suapan tiramisu cake yang tak kalah manis dari Asahi.
Asahi menghabiskan waktu kerjanya hanya untuk duduk menemani —yang menurut Asahi— orang aneh ini makan. Dengan sekali-sekali menyuapi Asahi semaunya.
"Jaehyuk," panggil Asahi.
"Eoh? Iya?" Jaehyuk yang sedang menikmati susu pisangnya menoleh ke arah Asahi.
"Jam kerjaku 5 menit lagi. Bagaimana bisa kau melakukan ini? Hari mulai gelap. Apa yang harus aku katakan kepada atasanku?" Jaehyuk menaruh susu pisangnya di atas meja dan menarik nafas panjang.
"Hei, dengar. Aku sudah bilang kepada atasanmu bahwa aku akan membayar. Jadi tidak masalah bukan?" jawab Jaehyuk enteng yang berhasil membuat Asahi geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAEHYUK'S | Jaesahi ft. Harukyu [END] ✓
Fanfiction"K-kau yang membunuh kedua orangtuaku?" "Sudah kubilang kan Asahi?" "Tidak, Asahi. Kau harus mendengarku dulu." Jaehyuk tak pernah bermaksud untuk membunuh orang tua Asahi. Jaehyuk juga hanya melakukan pembelaan diri. Ia menatap Doyoung penuh amarah...