CHAPTER 25

272 35 3
                                    

[mutualism]

"Sial, siapa yang berani mendahului kita?" ucap Yedam kesal.

"Mengapa kau tak hubungi saja bocah ingusan itu? Tanyakan padanya," cetus Jihoon.

Yedam kembali menghubungi Doyoung.

"Kemana saja kau?"

Doyoung menarik sebelah sudut bibirnya yang tidak dapat dilihat oleh Yedam, "Melaksanakan tugasku."

"Tugas apa, berandal?!"

"Asahi telah bersamaku."

"APA?"

"Segera transfer uang yang kalian janjikan jika kalian ingin aku membawanya dalam keadaan bernyawa."

"Kau tidak memiliki bukti."

"Bajingan, hahaha. Aku telah mengirimkan fotonya. Lihatlah."

Yedam mengecek ruang obrolannya dengan Doyoung. Dan benar saja. Asahi bersama Doyoung. Foto itu baru saja diambil.

"Brengsek!"

"Apa?" tanya Jihoon. Yedam menunjukkan foto Asahi, "Loudspeaker," perintah Jihoon.

"Sudah cukup bukti, tuan-tuan? Atau perlu bicara dengan Asahi?"

"Baiklah, akan aku kirim ke nomor rekeningmu."

"Aku ingin sekarang. Jangan tutup panggilan. Dan segera kirimkan bukti transfernya."

"Berandal sialan!" umpat Jihoon. Ia mengangguk untuk memberi isyarat kepada Yedam.

"Sudah kami transfer. Bawa dia ke tempat biasa."

–TUT–

"Apa? Halo? Halo? Sial, dia memutus panggilan sepihak," Yedam sangat geram dengan perilaku Doyoung.

"Hubungi lagi," ucap Jihoon dengan tatapan tajam.

Doyoung tidak dapat dihubungi. Ia telah memblokir nomor Yedam. Mereka mencoba menghubungi dengan ponsel Jihoon. Sama sekali tak membuahkan hasil.

"BAJINGAN SIALAN KAU KIM DOYOUNG!" teriak Yedam. Nafasnya tersengal.

"Tenanglah sedikit. Kita harus menemukannya sebelum dia benar-benar mendapatkan tempat persembunyian yang tidak pernah kita ketahui," Jihoon menenangkan Yedam.

"Kita berangkat sekarang?" tanya Yedam.

"Kapan lagi? Ayo masuk ke mobil!"

Jihoon berlari diikuti oleh Yedam. Mereka memasuki mobil dan memakai sabuk pengaman. Yedam mengambil kemudi. Yedam terdiam sejenak.

"Tunggu."

"Apa lagi yang kau tunggu?" kesal Jihoon.

"Apa kau merasa kehilangan sesuatu?" ucapan Yedam membuat Jihoon berpikir.

"Apa?"

"Tas kita! Tertinggal di apartemen Jaehyuk!" Yedam menepuk dahinya, "Kita ambil?"

"Ponsel kita ada pada kita masing-masing. Kau meninggalkan sesuatu yang penting di tas sekolahmu?" tanya Jihoon.

"Ya. Dan kau juga," jawab Yedam datar.

"Aku? Apa?"

"Gelang kita ada di sana, bodoh," Yedam mendorong pelan kepala Jihoon dengan telunjuknya.

Jihoon berpikir cepat, "Apa itu lebih penting daripada keadaan sekarang? Asahi berada di tangan Doyoung. Dia bisa melakukan apapun dengan uang satu juta won di rekeningnya. Kau ingin ada pembunuhan lagi?"

JAEHYUK'S | Jaesahi ft. Harukyu [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang