CHAPTER 13

419 63 3
                                    

[he came]

"Asahi," panggil Jaehyuk.

"Apa?"

"Apa rencanamu setelah ini?"

"Maksudmu?" Asahi tak mengerti dengan pertanyaan Jaehyuk.

"Kegiatanmu setelah ini," saat ini Asahi tengah membereskan piring kotor di meja makan.

"Entahlah. Biasanya kan aku pergi ke sekolah," Asahi menaikkan kedua bahunya.

"Bagaimana kalau kita pergi jalan-jalan?" tawar Jaehyuk.

"Memangnya kita mau kemana?" tanya Asahi.

"Kau sendiri ingin kemana? Bagaimana dengan Sungai Han?" saran Jaehyuk.

"Bukan ide yang buruk. Kita berangkat sekarang?"

"Ya, sekarang saja."

"Tapi aku ingin mandi dulu, kau mau menunggu?" tanya Asahi.

"Baiklah, aku akan menunggu di ruang tengah," jawab Jaehyuk.

"Kau tidak mau mandi?" Asahi menatap Jaehyuk.

"Tidak. Badanku masih wangi, coba kau cium," ucap Jaehyuk sembari mendekat ke arah Asahi.

"Ah, tidak mau. Ya sudah aku akan pergi mandi. Aku tak akan lama," Asahi berlalu meninggalkan Jaehyuk sendiri.

"Baiklah," jawab Jaehyuk.

Jaehyuk duduk di sofa ruang tengah. Belum ada lima menit Jaehyuk duduk, ia sudah merasa bosan. Kemudian ia beranjak dan keluar rumah, melihat halaman rumah Asahi. Ternyata Nampak lebih menyegarkan di pagi hari. Jaehyuk meregangkan otot-ototnya. Ia menghirup dalam-dalam oksigen yang sangat segar ini.

"Sepertinya aku akan betah menginap di sini," monolog Jaehyuk.

"Kau kira rumahku ini villa atau apa?" Asahi mengejutkan Jaehyuk.

"Hei kau mengejutkan aku. Omong-omong, cepat sekali mandimu."

"Aku ini mandi bukan bersemedi, Jaehyuk. Ayo, kita berangkat. Aku akan mengunci pintu," kata Asahi seraya mengunci pintu rumahnya.

"Ayo," Jaehyuk menggandeng tangan Asahi.

"Eum, Jae? Apa perlu seperti ini? Bagaimana jika orang-orang melihat kita?" tanya Asahi. Ia merasa tak nyaman karena Jaehyuk melakukannya tanpa aba-aba.

"Kau tidak nyaman ya? Atau tidak suka?"

"Bukan begitu. Aku hanya tak terbiasa, Jae."

"Maka kau akan terbiasa denganku," ucap Jaehyuk mengeratkan genggaman tangannya.

Jarak rumah Asahi dengan Sungai Han cukup dekat. Jadi mereka cukup berjalan kaki dan tidak perlu menaiki bus atau transportasi lainnya. Sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara. Hanya Jaehyuk yang menggenggam Asahi dengan erat seakan tak akan melepaskan Asahi untuk selamanya.

Mereka sampai di Sungai Han lima belas menit kemudian. Asahi menghirup udara segar dalam-dalam. Ia melepaskan genggaman tangan Jaehyuk perlahan. Ia mendekat ke bibir sungai.

"Kau menyukainya?"

"Sangat," jawab Asahi sembari mengangguk.

"Asahi," panggil Jaehyuk. Ia menitih Asahi untuk duduk di rumput yang hijau.

"Iya, Jae?"

"Entah bagaimana aku harus memulai mengatakannya. Aku tak pandai dalam hal ini karena aku tak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Terakhir kali aku katakan padamu bahwa aku menyukaimu. Dan sekarang aku ingin kau menjadi milikku. Aku tidak ingin melihatmu kelelahan setiap pagi. Aku tidak ingin melihatmu bekerja begitu keras. Walau aku tahu bahwa kau ingin bertindak yang terbaik untuk adikmu dan dirimu sendiri. Aku tahu, uang bukanlah segalanya. Namun kita akan tetap membutuhkannya bukan? Ku mohon jadilah milikku, jangan berpaling dariku, teruslah bersamaku, aku tidak akan hanya menjagamu, namun juga Haruto. Aku akan menyayanginya. Seperti kau menyayanginya," Jaehyuk menarik nafas.

JAEHYUK'S | Jaesahi ft. Harukyu [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang