22. cinta diujung jalan

2.3K 230 16
                                    

TYPO MY TYPE_

WARN; adegan kekerasan dikit, kata-kata kasar dikit, penyiksaan dikit. Pokoknya dikit-dikit☺


🍁🍁🍁

Mungkin jika bisa Jeno ingin memutar waktu, kembali kemasa saat ia berada di kasta teratas. Seorang putra bangsawan yang bisa bertindak semaunya, menyombongkan segala kepunyaan keluarganya dan menjadi manusia tak tahu tata krama, jika bisa ia ingin mengubah semua itu.

Hidupnya tidak akan semenyedihkan sekarang andai salah satu dosa besarnya tidak ia lakukan. Menghancurkan seorang pemuda lugu hingga ia harus pergi menghadap yang maha kuasa lebih dulu. Namanya Andy Lee, Jeno kira dia adalah seorang pemuda miskin yang karena beasiswa mampu masuk di sekolah elit yang terkenal seantero Neoholic.

Dengan kekuasaannya ia membuat pemuda itu bertekuk lutut dikakinya, menjadikannya satu-satunya siswa yang ia renggut seluruh hartanya. Jeno terlalu angkuh untuk mengerti karma, maka hal terakhir yang ia lakukan sebelum Andy pergi selamanya adalah menyuruhnya menggugurkan bayi yang ada dalam perutnya. Jeno memang sejahat itu, dia mengambil semua kesenangan tapi ia tidak menginginkan sebuah aib. Lagi pula ia tak pernah menginginkan menjadi orang tua diusia muda.  Cih gila saja!

Namun, Jeno tidak menginginkan juga Andy pergi secepat itu. Meninggalkannya pada penyesalan yang mendalam lalu perlahan karma datang.

Hari kelulusannya di akademi menjadi hari paling buruk dalam hidupnya, ayah dan ibunya meninggal karena sebuah kecelakaan. Belum sembuh lukanya ia malah menghadapi fakta bahwa kekayaan ayahnya sudah dicuri, diatas namakan orang lain yang ternyata adalah pamannya yang serakah.

Jeno tak memiliki apapun, sekalipun sebenarnya ia adalah pewaris. Dalam hitungan hari semua yang jeno miliki tinggal sebuah halusinasi. Jeno yang tampan dan terpandang menjadi gelandangan pinggir jalan. Tak ada satu orang pun yang menampungnya, ia kedinginan di trotoar hampir-hampir hipotermia jika tidak ada seseorang yang datang menyelamatkannya.

Jeno pikir mungkin hidupnya bisa lebih baik dan ia bisa merampas kembali haknya, tetapi apalah daya jika ternyata rumah yang sekarang ia tinggali tak lebih buruk dari neraka. Saat ia terbangun ia melihat seorang lelaki dewasa yang menatapinya penuh benci.

"Tidak akan ku biarkan pembunuh sepertimu mati dengan mudah, Jeno Kim." Ucapannya sama tajam dengan tatapannya.

Membuat Jeno detik itu juga bergetar ketakutan, seperti merasa deja vu namun dalam lain keadaan.

Byurrr!

Jeno tersentak saat siraman air itu mengguyur dirinya yang tengah termenung pagi itu.

"Aku tidak menyuruhmu melamun, Sialan!" Dibarengi dengan lemparan sebuah ember di samping Jeno.

"Aaakh!" Jeno merasakan rambutnya dijambak kasar.

"Aku menyuruhmu bekerja, pel lantainya!"

"Ma-maaf, Tuan-" bahkan Jeno tidak bisa jelas menjawab ucapan lelaki itu.

Plak!

Dengan kasar ia menampar wajah Jeno tanpa melepaskan cengkramannya pada surai hitam Jeno. Membuat sudut bibir Jeno membiru dan berdarah, ah itu bukan hal yang mengherankan lagi. Jeno sudah sering mendapatkan ini, bahkan lebih. Jika pakaiannya dibuka, sudah banyak bekas kekerasan yang mungkin permanen di tubuhnya.

"Sudah ku bilang aku tidak pernah butuh maafmu, Keparat! Selesaikan tugasmu dalam 10 menit atau kau akan merasakan hukuman baru untuk tubuh menjijikanmu!" Dengan kasar ia melepaskan jambakannya hingga membuat Jeno oleng hampir menyentuh lantai.

MARKNO FANFICTION [MarkNo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang