13. i'm not the only one

2.8K 266 59
                                    

TYPO MY TYPE_

MarkNo Ver.

Happy reading!

🍁🍁🍁

You and me we made a vow
For better or for worse
I can't believe you let me down
But the proof is in the way it hurts

Kau dan aku, kita telah bersumpah
Dalam suka dan duka
Aku tak percaya kau mengecewakanku
Tapi bukti di depan mata, sungguh sakit


Dalam diam lelaki itu masih berkutat dengan beragam alat masak. Tangannya dengan lihai mengerjakan dua masakan sekaligus. Memotong beberapa daun bawang untuk mempercantik makanannya. Sialnya mungkin lain dipikir lain dikerjakan telunjuknya malah terluka. Ia mendesis pelan, membawa jari berdarahnya untuk dicuci.

Selanjutnya ia mengelap luka itu dan menempelkan plester untuk melindungi dari infeksi.

Makanan sudah ia hidangkan, di saat bersamaan seseorang turun sambil merapikan dasinya. Ia tersenyum lalu berjalan ke arah pria itu. Tangannya terulur membantunya, pria itu tersenyum dan membiarkan ia melakukan tugasnya.

"Jarimu kenapa, Jev?" Ia bertanya selepas lelaki itu selesai memasangkan dasi nya.

"Hanya terluka biasa, tak perlu khawatir." Ia kembali tersenyum.

Luka kecil yang menghias jemari pucat itu hanyalah secuil sakit yang ia rasa, ah bahkan mungkin tak mengambil persen dalam sakitnya.

Wajah prianya tampak khawatir, tapi jauh di dalam hati Jevian ia lebih terluka. Bagaimana mungkin pria di depannya ini masih bersikap sedemikiannya sedangkan...

"Tapi aku khawatir. Akhir-akhir ini kamu juga lebih diam dan suka merenung."

"Sungguh, aku tak apa. Ayo makan, Jacob" Ia menggandeng tangan pria itu.

Jevian tak menyentuh makanannya, tapi dia lebih memperhatikan prianya. Seorang yang berstatus pasangannya, senyuman hangat miliknya tak pernah luntur jika itu untuk Jacob Parker. Jevian sangat mencintainya, karena cinta itu ia ingin mempertahankan keutuhan keluarga kecil mereka.

"Sayang, mengapa tak makan?"

"Aku bahkan sudah kenyang saat melihatmu makan."

"Honey itu hal tak mungkin. Makanlah aku tak ingin kau sakit, Love." Jacob menggenggam tangan Jevian.

Namun Jevian hanya balik tersenyum, ia tak berkata tetapi hatinya meraung merasakan lara.

Apa begini juga kau memperlakukannya?

For months on end I've had my doubts
Denying every tear
I wish this would be over now
But I know that I still need you here

Berbulan-bulan, aku tlah meragu
Menyangkal setiap air mata
Kuharap ini kan berakhir
Tapi kutahu aku masih membutuhkanmu di sini

"Kau yakin tak ingin pergi denganku?"

Jevian menggeleng.

"Baiklah, baik-baik di rumah. Aku mencintaimu." Jacob mencium kening Jevian kemudian. "Aku berangkat."

Jevian hanya mengangguk sambil tersrnyum.

Jacob memasuki mobilnya, lalu perlahan melaju meninggalkan pekarangan rumah. Jevian masuk ke dalam rumah, ia menutup pintu rapat.

MARKNO FANFICTION [MarkNo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang