19. sebuah rasa

2.5K 229 23
                                    

TYPO MY TYPE_
Cerita ini terinspirasi dari karya HoMin 'EL
fyi lagu agnes mo-sebuah rasa tu list paporit saiya☺

MarkNo-vers
Gs for Hwang Injun!


🍁🍁🍁


Ini kesalahan Jeno, kisah mereka awalnya hanyalah pertemanan biasa. Sebagaimana dua sahabat pada umumnya, bertemu pun karena dia adalah kekasih dari teman perempuannya. Lalu seiring berjalannya waktu mereka kian dekat dengan kedok persahabatan. Tidak ada yang akan percaya jika keduanya mulai bermain api asmara.

Awalnya Mark tidak tertarik, hanya menganggap Jeno adik kecil yang menyenangkan karena hobi mereka yang sama, basket. Seringnya intensitas pertemuan keduannya membuat Mark merasakan ketertarikan tersendiri setiap mereka bersama. Mark akhirnya kalah dan mengaku bahwa ia mencintai Jeno, memang tak langsung mengungkapkan karena takut penolakan, tapi semua tingkah yang tersirat mampu Jeno baca dengan baik.

Lalu gayung bersambut, Jeno juga tertarik dengan Mark, walau jelas hubungan keduannya tidaklah normal. Namun baik Mark maupun Jeno masa bodo, cinta mereka yang punya, mau kencan juga pakai uang mereka bukan netizen yang maha benar.

Lalu bulan itu, tepat 5 bulan sebelum ulang tahun Jeno ke dua puluh lima. Mark memberi kado lebih awal, hal yang Jeno lupakan dan ia tutupi dari realita hidupnya adalah status Mark. Hubungan mereka.

"23 april aku akan menikah dengan Injun," ucapnya.

Jeno diam memandang sepucuk undangan berwarna merah muda dan putih itu, pandangannya nanar merasakan jutaan jarum menghujam hatinya. Perempuan yang mengenalkan mereka, Hwang Injun memang sudah lama menjalin hubungan dengan Mark dan rencananya tahun depan mereka akan menikah. Jika bisa Jeno sangat ingin menggagalkan semuanya atau memutar waktu agar ia lebih dulu menemui Mark dibanding wanita China itu.

Jeno mengangkat pandangannya menuju Mark, dia tak bisa menjadi egois. Pandangan Mark yang berawan cukup menyiratkan bahwa laki-laki leo itu lebih menderita. Jeno tersenyum mencoba menenangkan, walau Mark memilih berpaling menatap hujan yang mengenai kaca. Jeno beranjak lalu memeluk pria itu, mengusap tangannya yang bersedekap dengan dagunya yang ia tumpuhkan di pundak kekasihnya-atau kekasih orang? Entahlah.

"Tak apa, bukankah kalian saling mencintai?"

Mark masih bungkam.

"Mark, ingatlah dia wanitamu."

Mark bereaksi, dengan sedikit kasar ia melepas pelukan Jeno. Berbalik dan menatap tajam pria yang lebih muda, dengan senyum menyebalkannya Jeno mencoba terlihat baik.

"Berhenti bersandiwara Jeno! Aku tak suka kau tersenyum saat situasi begini-"

"Lalu aku harus bagaimana? Aku tak bisa egois," potongnya sambil menatap manik bulat milik Mark. "Dengar, cukup kamu tahu aku mencintaimu, Mark."

Jeno semakin dalam memandang manik bulat bak mutiara hitam berkilau terterpa sinar mentari itu. Sangat indah dan menenggelamkan, sayangnya kini sinarnya sedang redup. Dan itu membuat Jeno merasakan sakit, dialah penyebab sinar itu redup. Bisakah Jeno menyesal mengapa mereka harus bertemu? Jika cintanya akan menderita separah ini. Sungguh Jeno tak tega.

"Jen?"

"Bahagiakan Injun Noona. Kalian pasangan yang serasi kok." Jeno kembali tersenyum sambil mengusap pipi Mark yang basah.

Pria beralis camar itu langsung memeluk Jeno erat, menangis sejadi-jadinya dalam pelukan Jeno. Bahunya bergetar hebat, dengan gumaman yang Jeno coba tak dengar. Rasanya sakit, sangat sakit. Tangannya mengusap punggung Mark mencoba menenangkan, pandangannya kosong seperti hatinya yang tanpa rasa.

MARKNO FANFICTION [MarkNo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang