TYPO MY TYPE_
INCEST
BOYSLOVE
ROMANCE
SAD,HURT
🍁🍁🍁
Lee Minhyung, membenci dirinya karena hanya memiliki ayah dan menjadi bahan bullyan teman-temannya. Ia selalu bertanya di mana ibunya, masih hidup atau tidak, tapi sang ayah tak sekalipun berniat menjelaskan kondisi mereka.Lalu semua menjadi masalah besar saat Minhyung mulai memasuki usia remaja dan mulai mengenal cinta. Ia terjebak dalam afeksi paling berbahaya. Memang ia sudah tak memikirkan nyinyiran orang di luar sana, tapi rasa yang ia miliki sekarang lebih buruk dari pada kenyataan bahwa ia anak haram.
"Minhyung!"
Minhyung mengeraskan rahangnya saat panggilan itu terdengar rungunya. Suasana gelap ruang tengah yang dingin berubah terang kala seorang lelaki dewasa menyalakan lampu dan menangkap basah dirinya yang baru pulang.
Minhyung menatap lelaki yang kini berdiri di depannya. Ia takut, bukan takut dimarahi atau diberi hukuman, tapi takut jika nanti mereka berakhir tidak baik.
"Dari mana sampai baru pulang jam segini?"
"Bukan urusan, Ayah," jawabnya dingin.
"Bukan begini cara menyelesaikan masalah, Minhyung!" Lelaki itu meninggikan nada suaranya, terlihat jelas ia tengah menahan emosinya.
Minhyung meringis dalam hati, dahulu tak pernah sekalipun lelaki itu meninggikan suaranya saat berbicara dengannya. Ia selalu berucap lembut dan halus, menyisipi bibit kekaguman dalam diri Minhyung.
"Ayah... aku lelah." Minhyung memilih mengabaikan sosok itu dan berlalu menuju kamarnya.
Benar, ia terlalu lelah untuk berdebat masalah 'ia dari mana dan mengapa baru pulang'. Minhyung hanya tak ingin ujungnya mereka akan membahas hal itu lagi.
"Papa memintamu mengunjunginya."
Minhyung berhenti melangkah, apa yang ia takutkan terjadi.
"Dan ayah harap kau mau menemuinya, bagaimanapun dia adalah ayah biologismu."
Satu lagi fakta yang ia benci, kehadiran pria lain dalam kehidupannya dan sang ayah. Minhyung sudah kebal dengan dengan bagaimana lingkungan memandangnya negatif, asal ada sang ayah ia tak apa. Namun bertambah sosok dari masa lalu di mana ia lah penyebab dirinya hadir, Minhyung tak bisa terima. Hayalan bagaimana si pria menghancurkan harta berharga berharga sang ayah membuatnya mengepalkang tangan.
"Ayah... tak bisakah hanya ada kita?"
Si lelaki yang tadinya ingin membuka pintu kamarnya lantas terhenti. Sungguh ia tahu ke mana arah pembicaraan si putra, tapi ia harus mengeraskan hatinya. Minhyung sudah remaja dan beranjak dewasa, bermanja bukan lagi hal yang wajar-wajar saja dilakukan mereka.
Ya, sebenarnya tak masalah, hanya saja...
Lelaki itu merasakan tubuhnya dipeluk erat dari belakang. Ia tercekat, sesekali menelan air liurnya dengan susah. Dalam posisi ini, ia selalu membenci kehidupan yang tak adil untuk mereka berdua.
"Ayah, harus berapa kali aku bilang... aku tak ingin siapapun, aku hanya ingin kita. Kau dan aku, Ayah. Aku tak butuh papa atau siapapun, aku hanya butuh memiliki Ayah."
Jika saja waktu dapat diputar ulang, mungkin lelaki 37 tahun ini akan membatasi setiap hal yang sudah mereka lewati selama 17 tahun hidup bersama. Dulu putranya adalah bayi menggemaskan yang harus ia limpahi kasih sayang. Ia tahu semua kebenaran betapa menderitanya putra kecilnya selama masa menimba ilmu di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARKNO FANFICTION [MarkNo]
Fiksi PenggemarMy memo♡ MARKNO FANFICTION BOYSLOVE MUTURE 🔞 Kumpulan oneshot yang suatu saat nanti dikembangkan jadi long chap :) ___ 17082020- |Jerome_