5. Bintang 14 Hari

4K 348 14
                                    

TYPO MY TYPE_

Happy reading~

🌹🌹🌹



14 hari yang lalu

"Aku hamil."

"Apa maksudmu?"

"Aku mengandung bayimu." Gadis itu menatap penuh perhatian.

"Gila!" Kemudian ia terkekeh sinis. "Bagaimana bisa?"

"Kau lupa? Kau melakukannya  malam itu saat kau mabuk."

Pemuda itu hanya tersenyum sinis. "Kau sengaja menjebakku, bukan?"

"Tidak. Mengapa kau menuduhku? Aku yang korban di sini!"

"Aku tak akan tanggung jawab!" Finalnya sambil beranjak berdiri. "Kau tahu situasiku dan aku tidak mencintaimu. Kita hanya teman, kebodohanmu jika sampai begini." Setelahnya pemuda itu berlalu pergi.

Tinggalah sang gadis yang kini hanya menangis meratapi nasibnya. Dunianya hancur diusia yang sangat muda dan itu karena kebodohannya terjerat pada pesona si pemuda tampan yang sialnya tak tertarik dengan perempuan.

"Kau akan merasakan sakit yang sama."

🌹🌹🌹

Hari ini Jeno uring-uringan tak mendapati kabar kekasihnya, sudah hampir 23 jam kekasihnya mengabaikan segala jenis panggilannya. Sudah ratusan pesan ia kirim, namun jangankan terbalas dibacapun tidak. Ia sangat khawatir, tidak biasanya pacar bulenya itu mengabaikannya selama ini. Apalagi mereka tidak dalam pertengkaran yang mengakibatkan Mark-kekasihnya mengabaikannya selama ini.

"Sudahlah, Jen, mungkin Mark sedang ada tugas. Kau berlebihan sekali baru ditinggal sehari." Jaemin-saudara kembarnya- merasa jengah melihat tingkah uring-uringan Jeno.

"Aku tidak bisa Jaem. Mark tidak pernah begini sebelumnya, ini terlalu lama untuk dia mengabaikanku."

"Tenanglah, Jeno. Mark bukan anak kecil yang bisa hilang tersasar, dia dewasa dan juga punya kehidupan lain selain dirimu."

"Karena itu. Aku takut ini akan buruk, Jaem. Bagaimana jika dia meninggalkanku? Atau dia mendapatkan seseorang yang baru? Aku tak bisa tanpanya, Jaem."

Jaemin mendesah kesal, ada kalanya ia ingin menghapus Jeno sebagai saudara kembarnya. Lelaki 20 tahun itu seperti memiliki kepribadian ganda, terkadang sangat tak peduli dengan Mark dan terkadang seperti akan mati jika Mark tidak mengabarinya satu jam saja.

"Berhenti berpikiran buruk, berdoa saja ia baik-baik di sana. Jika besok tetap belum ada kabar darinya kau kunjungi saja rumahnya."

Jeno tidak menjawab, hanya menatap layar ponselnya yang menampilkan ruang obrolannya dengan Mark yang hingga detik ini tetap bercentang satu. Ada apa dengan Mark, di mana dia, sedang apa, dengan siapa, dan mengapa mengabaikannya?

"Makanya jadi orang tuh kalau lagi disayang ya disayang balik, lah ini sok-sokan tsundere." Jaemin berniat menggoda Jeno, tapi sepertinya hal itu malah membuat Jeno semakin murung.

"Aku-aku salah ya? Apa Mark mulai bosan denganku? Lelah akan sikapku yang terlalu kekanakan yah?"

Jaemin menyesali ucapannya beberapa saat lalu.

MARKNO FANFICTION [MarkNo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang