25. Renjana

2.1K 216 21
                                    

Summary :

Jeno hanya seorang pemuda bebas ikatan sepanjang 25 tahun hidupnya. Tidak mengenal cinta, kecuali milik keluarganya. Jeno percaya bahwa jodoh sudah ada yang mengatur. Selagi ia belum datang, Jeno tidak akan menyiakan kesempatan untuk hidup bebas, berkerja, bermain dan bersantai istirahat di hari libur. Hingga pertemuannya dengan si artis narsis di pinggiran danau Seokchonhosu, membuatnya mulai mengerti bahwa cinta memang benar-benar datang pada waktunya. Walau, cinta juga seperti menggenggam pasir...

Semakin erat kau genggam semakin banyak ia terbuang...


MARKNO-VERS

🍁🍁🍁


Korea Selatan tidak berhenti membiarkanmu mengagumi negara gingseng ini. Danau Seokchonhosu, sebuah destinasi dengan keindahan bak negeri dongeng. Sebuah tempat yang akan memanjakanmu dengan jutaan kelopak bunga di musim semi. Danau yang dikelilingi hampir 300.000 bunga cherry berwarna pink, juga bunga-bunga liar lainnya yang tak kalah cantiknya. Setiap sudutnya menggambarkan keromantisan pasangan yang berbahagia, jalan yang dilalui, kursi-kursi yang disinggahi juga pastinya momen berdua dalam satu potret kamera.

Musim semi impian ada di sana, apalagi dengan dibangunnya taman hiburan Lotte World. Menjadikan tempat ini benar-benar sempurna. Bayangkan saja saat malam hari musim semi yang indah, menaiki bianglala berdua, melihat fenomena alam yang bertabur bintang, danau yang membias rembulan, serta lembutnya tiupan angin yang menyebar aroma bunga-bungaan.

"Sempurna!"

"Berhentilah berhayal, Jaem!"

"Tapi itu benar-benar indah, Jeno. Kau itu belum pernah merasakannya. Bayangkan lagi ya-"

"Tidak!" tolaknya. "Dari tadi kau menyuruhku menghayalkan hal yang aneh-aneh." Ia membuang muka. "Kau sendiri padahal masih jomblo," cibirnya.

"Yak! Aku belum menemukan yang cocok saja. Kau tahu aku ini pemilih orangnya!"

Pemuda bermata bulan itu hanya mengangguk malas untuk menyahuti ocehan sahabatnya. Ia jadi paham mengapa penulis naskah jatuh pada profesi pria itu, dia benar-benar pandai menghayal.

Omong-omong, mereka sedang istirahat makan siang sambil menunggu seorang aktor yang akan melakukan syuting sebuah web drama yang mereka garap di sini. Memang sepanjang pagi tadi adalah proses persiapan dan sekitar pukul 2 siang nanti mereka akan memulai proses pengambilan gambar.

"Kau tahu kan siapa artis kita nanti?"

"Tidak. Aku hanya penata lampu," jawabnya acuh.

"Hei, kau ini tidak asyik sekali sih."

"Jaemin sahabatku, masalah artis dan pemeran itu bagianmu. Jadi wajar jika aku tak tahu. Lagian aku tidak hadir saat kita melakukan rapat."

"Itu salahmu," cibirnya kesal. "Tapi, kau tahu Mark Lee?"

Jeno melihat pada sahabatnya, memorinya merasa mengenali nama itu. Ah, "Dia artis kita? Ku rasa aku pernah melihat namanya di iklan--?" jawabnya ragu.

"Dia sangat tampan Lee Jeno! Dia itu dewa Yunani, andai aku bisa jadi kekasihnya... aku pasti akan sangat bahagia!"

"Aku bersyukur itu tidak terjadi!" sarkasnya.

Jaemin menoleh. "Apa maksudmu? Kau tak senang aku bahagia?!" Lengkingan suara Jaemin mungkin mampu membuat retakan pada tembok China.

Huh, telinga Jeno terasa berdengung dengan itu. "Ini alasannya, kau itu terlalu berisik Na Jaemin. Kau bisa saja memecahkan seluruh gendang telinga makhluk di sini jika kau bicara." Jeno berdiri dari tempatnya.

MARKNO FANFICTION [MarkNo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang