10. I.F.L.Y

3.5K 371 42
                                    

TYPO MY TYPE_

🍁🍁🍁

Mark tersenyum melihat ke lapangan di mana pertandingan basket sedang dilangsungkan. Sekolahnya yang menjadi tuan rumah tahun ini kini sedang bertanding melawan SMA sebelah yang menjadi rival abadi. Sang kapten baru saja mencetak angka dengan tembakan 3 poin. Tentu menghasilkan sorak kemenangan yang meriah. Membuat Mark memegang telinganya karena suara yang ia terima terlalu bising menghasilkan dengungan menyakitkan.

Sepertinya tahun ini SMA mereka akan kembali menjadi juara bertahan. Mark sendiri merasa bangga, terlebih lagi saat sang kapten yang terlihat sangat bahagia bisa menghasilkan poin memuaskan di detik terakhir pertandingan. Mark mengakhiri kegiatannya memantau permainan saat peluit panjang permainan berakhir dibunyikan.

Diantara lalu lalang para siswa siswi Mark berjalan dengan perasaan yang membuncah, kebahagiaannya terasa sangat sempurna di setiap waktu.

Mark kini sudah berada di lorong yang dekat dengan lapangan, di sana masih ada euforia dari tim basket SMAnya. Mereka mengelilingi dan sesekali menepuk bahu sang kapten tanda mereka sangat bangga juga senang atas keberhasilannya.

Lagi, Mark tersenyum tipis. Sebelum kisah penuh kebahagiaan ini, ia sangat tahu berapa banyak luka dan kesedihan yang dipikul sang kapten. Mark mengetahui segalanya, jelas karena ia adalah orang yang selalu berdiri menguatkannya.

Dulunya bahkan sang kapten seperti tak memiliki semangat hidup lagi, terlebih setelah kedua orang tuanya bercerai. Mark ingat, kala itu ia sangat belia tetapi harus merasakan sakit dari perpisahan orang tuanya. Ia harus tinggal bersama sang ayah, sementara ibunya memilih bahagia dengan lelaki lain.

Beranjak remaja kembali ada luka yang datang, sang ayah harus pergi karena sakit. Pilu kembali memeluknya, sang kapten berada dititik gelap hidupnya. Ia tak punya apapun untuk bertahan hidup. Sumber cinta kasihnya telah pergi, kesendirian yang ia rasakan membuat pribadinya memburuk. Mark tak bisa diam, dia sangat menyayangi sosok itu sejak pertama mereka bertemu saat salju pertama turun di bulan desember.

Mark memeluknya, menyalurkan kekuatan juga menjadikan dirinya cahaya baru untuk sang kapten. Menghidupkan kembali kehidupannya yang dingin berkabut. Mark tak menyerah, ia menjadikan diri sebagai rumah untuk kembali juga awal kehidupan baru untuk sang kapten.

Seiring berjalannya waktu, sang kapten kembali menata hidupnya, melanjutkan mimpinya dengan bantuan dari Mark tentunya. Semua berjalan ke arah lebih baik, hidupnya yang kembali berwarna, juga cinta yang tumbuh diantara keduanya.

Dan di sini, hari ini, Mark bangga melihat dia yang dulu jatuh sekarang bersinar, menjadi nomor satu dan tentunya menjadi satu-satunya lelaki yang Mark cintai.

Mark benar-benar mencintai si kapten basket yang ia juluki pangeran salju yang suci. Baginya, si kapten sangat indah, senyumannya yang cantik, tatapannya yang menawan, bibirnya yang seperti buah cerry, rambut yang ia cat berwarna biru sesuai dengan warna favorit Mark. Mark tak memiliki cela untuk berhenti mengagumi, atau menghentikan cintanya. Segala keindahan itu membuatnya jatuh dan semakin jatuh lebih dalam setiap harinya.

"KAK MARK!" ia berteriak nyaring. Mengabaikan teman-temannya ia berlari menghampiri Mark, mengabaikan keringatnya yang mengucur ia langsung memeluk Mark, tersenyum polos tanpa dosa. "Aku menang!" ia berseru girang.

Mark tersenyum, merapikan anak rambut si kapten yang mengganggu pandangnya. "Bau ih, ganti dulu kostumnya, Jen." Mark menggoda, karena pada nyatanya Mark menyukai segala macam aroma pemuda dalam peluknya ini.

"Nanti, Jeno mau peluk kakak dulu! Aku tu senenggg banget." Jeno menampilkan eyesmile andalannya.

Mark gemas, ia mencubit kedua pipi yang memerah terkena panas.

MARKNO FANFICTION [MarkNo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang