8(a). drippin love

5.4K 369 75
                                    

TYPO MY TYPE_


🍁🍁🍁

"Jen, jangan deket-deket Jaemin."

"Kenapa?"

"Gue cemburu."

Bagaimana pun Jeno mencoba membuang kilasan hayalan itu tetap saja tidak bisa. Malah seperti menari-nari mengolok-olok Jeno disaat sendirian seperti ini.

Tidurnya pun jadi tak lelap gara-gara memikirkan hal itu, sekarang sudah pukul 2 dini hari dan Jeno masih menjadi ulat nangka yang tak bisa diam. Untung dia tidur sendiri padahal sudah dipastikan ia akan mendapat sumpah serapah dari teman sekamarnya.

Ini semua salah si camar sialan itu, Jeno akui hubungan mereka memang sedikit spesial dalam artian hubungan saling menguntungkan. Dan Jeno dengan bodohnya mulai berharap pada si menyebalkan itu.

Jeno kembali membuka selimutnya kemudian terduduk, entah mengapa tiba-tiba ia ingin merenung. Selama 21 tahun hidupnya, ia tak pernah merasa segunda ini. Menjalani hari dengan selalu tersenyum dan berpikiran positif, bagaimanapun ia tak ingin terlihat lelah dan buruk. Baginya, cukup dirinya yang mengetahui ia baik-baik saja atau tidak baik sama sekali.

Kali ini, ia dihadapkan pada kasus baru bernama cinta. Ini tentu tidak akan terjadi jika seseorang tidak memulainya, semua afeksi yang ditawarkan diri nya siapa yang mampu menolak?

Jeno mengutuk dirinya, mengapa ia bisa berharap sedang dari awal terbentuknya hubungan simboisis mutualisme mereka dikarnakan Mark butuh dan Jeno mau. Iya, mengapa ia mau menerima tawaran si bejat yang ternyata hanya memanfaatkan dirinya saja-ralat menikmati tubuhnya saja.

Ia merenung, entah mengapa sekarang banyak kenangan yang menyeruak masuk memenuhi otaknya. Tentang bagaimana Mark memperlakukannya, si member nct 127 itu sangat unggul membuatnya terlena kemudian terjebak.

Contohnya saja setiap rayuan klasik yang ia lontarkan, walau mulut Jeno mengejek tapi hatinya berdebar. Dan wajah paniknya tidak akan terelakkan. Lalu beberapa saat lalu ia terpaksa memenuhi panggilan Mark yang mengajaknya ke sungai Han malam-malam hanya untuk melihat langit, Jeno mengumpat tapi Mark dengan senyumannya mampu menyihir Jeno sampai terjadi sebuah ciuman manis yang memabukkan.

Jeno menyerah, memang salahnya berharap berlebihan pada semua ucapan serta perlakuan si leo itu. Jeno kembali merebahkan tubuhnya, pandangannya menatap ke langit kamarnya. "Andai gue ga ngeiyain permintaan lo hyung. Semua ga bakal gini."

Ada jeda cukup lama dalam diam dan hanyutnya pikiran pemuda april ini.

"Gue ga bakal jatuh hati sama elu."

Jeno menghela nafas, sepertinya ia harus mengurangi rutinitasnya berdekatan dengan Mark.

Beberapa hari setelahnya, di ruang latihan mereka bertemu. Jeno mencoba mengabaikan atensi Mark di sekelilingnya, setidaknya ia bisa melakukan ini saat di belakang kamera. Jeno tanpa sadar tersenyum miris, mengingat semua interaksi mereka di depan kamera terlihat brothership sekali. Nyatanya mereka adalah dua orang berstatus friendshit.

Latihan selesai, Jeno sangat lelah tapi ia merasa butuh ke toilet, ia kebelet pipis. Tentu ia langsung ngacir tanpa sadar seseorang mengikutinya.

Merasa selesai dengan urusannya, Jeno sangat lega. Ia mencuci tangan dengan serius, belum menyadari seseorang yang bersandar di pintu toilet yang sudah ia kunci dari dalam.

Jeno terkejut setengah mati saat mendapati Mark berdiri menatapnya, ia berusaha mengontrol mimik muka terkejutnya. "Lo ngehindarin gue?"

Terlihat jelas ya?

MARKNO FANFICTION [MarkNo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang