"Kesalahan terbesar saat kamu memaksa seseorang untuk mencintaimu kembali."
®®®®®®®®®®
Raihan memarkirkan motornya di parkiran sekolah, setelah membuka helmnya teriakan demi teriakan memenuhi indera pendengarannya, ia sudah biasa mendapat pujian di setiap pagi, bahkan sudah terbiasa.
Raihan berjalan disepanjang lorong koridor, banyak tatapan para siswi tertuju padanya, Raihan tetap acuh dengan terus berjalan, namun bukan karena dirinya sombong, melainkan karena ia bersyukur karena terlahir dengan sehat dan ia sangat berterimakasih pada mereka yang telah memujinya.
Saat akan berbelok menuju kelasnya, tiba-tiba seorang gadis menabraknya, ia yang merasa kesal langsung memberikan teguran pada gadis tersebut.
"Lo bisa jalan gak sih?!" tegur Raihan pada gadis itu.
"Maaf Rai, lara buru-buru soalnya." ucap Lara pelan.
"Rai, gak marah kan?" tanya Lara.
"Hah? Apa kata lo? Jelas gue marah! Gue gak tahu kenapa kadang gue bersikap baik sama lo! Padahal lo selalu ngundang amarah gue, gue jijik lo dekat-dekat sama gue, gue benci!" sentak Raihan.
Setelah mengatakan hal tersebut, ia selalu berpikir kenapa ia bisa jadi se labil ini? Terkadang mengakui lara tapi dilain sisi dia juga membenci gadis itu.
"Rai? Kenapa lo berubah? Lara tahu kalau menerima seseorang itu gak mudah, lara tahu kalau lara bukan perempuan yang sempurna seperti perempuan lainnya, tapi perempuan itu sama kalau dia sudah berada dititik terendah, dia akan pergi!" ucap Lara.
Jam istirahat pun telah tiba, Raihan dan teman-temannya kini sedang berada di kantin menikmati makanan mereka sesekali bercanda dan tertawa ringan.
"Kemarin Daniel ke rumah gue." ucap Raihan membuka percakapan.
"Terus?" tanya Gerald.
"Dia minta maaf sama gue, katanya dia udah dikeluarin dari sekolah, dan dia udah bukan lagi bagian dari Genk Kobra, dia akan pindah ke luar negeri, tapi gak tahu kapan dan sebelum dia pergi dia mengucapkan salam maaf buat kalian juga, dia minta gue jadi sahabatnya untuk yang terakhir." penjelasan Raihan membuat teman-temannya berpikir, apakah ini sebuah permainan?
"Lo serius? Gue takut aja kalau dia nipu lagi, takut itu hanya akal-akalannya saja." tuduh Angga.
"Iya, gue masih gak percaya takutnya dia hanya mempermainkan lo!" ucap Davin.
"Udah, jangan berpikiran negatif terus! Emang kalau mau maafkan orang harus bukti? Gak ada salahnya kan maafkan orang itu, dan kita harusnya mendoakan kalau itu memang benar meminta maaf bukan hanya permainan." nasihat Reval.
"Benar sekali bang! Gue ikut lo." ucap Ernan.
"Lo main-main mulu, heran gue sama lo!" ucap Bian.
"Lara mana Rai? Kok gue gak lihat tuh, biasanya kan pasti kesini." goda Bryan.
"Kenapa lo, nanya Lara? Biasanya kan lo paling acuh saat kita bicara." heran Ernan.
"Gue cuma nanya!" tekan Bryan.
"Lo itu cowok terjahat yang gue kenal Rai, gue tahu Lara emang gak kayak perempuan kebanyakan yang tampil sempurna, dia itu sederhana dan sangat menyukai dirinya yang seperti itu, perempuan itu semua cantik dan setelah gue lihat Lara itu suka sama lo! Cinta sama lo! Dia tulus Rai, mau sampai kapan lo sia-siakan lara? Gue cuma saranin cepat peka, cepat sadar, jangan sampai menyesal dimasa depan." ucap Ernan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIHAN [SELESAI]
Teen Fiction[jangan lupa di follow] Raihan Argantara merupakan ketua dari Genk Gempur, pesonanya membuat siapapun menekuk lutut karena parasnya yang nyaris sempurna. Tentang perjodohan tak terduga yang membuat keduanya harus melengkapi satu sama lain, dan mener...