EPILOG

561 43 2
                                    

"Terimakasih telah menjadi bagian dari hidupku yang sangat berarti, dan menjadikanku sebagai rumah untukmu pulang."
-Raihan Argantara

®®®®®®®®®®

1 tahun kemudian...

"Ra, dasi aku mana!" teriak Raihan sambil mengobrak-abrik isi lemari.

"Ada disitu, coba cari yang benar." teriak lara, dari dalam kamar mandi.

"Gak ada, aku udah cari." ucap Raihan.

"Ish, iya-iya bentar." jawab gadis itu.

Gadis itu pun menghampiri Raihan yang sedang mencari-cari keberadaan dasinya.

"Ini, apa?" ucap lara kesal.

"Kamu nemu dimana?" tanya Raihan.

"Tuh, diatas nakas apa? Bisa nyari gak sih?" kesal lara, pasalnya dia mandi harus terburu-buru karena Raihan.

"Yaudah, nih pasangin sekali." ucap Raihan dengan entengnya.

"Rai, kok kamu makin ngeselin sih? Dulu-dulu aja gak gini." adu lara.

"Emang kenapa? Nyesel nikah sama aku? Enggak kok aku cuma ke kamu ngeselinnya." ucap Raihan.

"Terserah deh, nyesel banget aku nikah sama kamu." ucap lara bercanda.

"Bukannya aku yang harus nyesel? Nikah sama cewek cupu?" tantang Raihan.

"Rai, kenapa bilang kayak gitu? Ihhh kamu nyebelin sana!!!" usir lara, entah itu lelucon atau memang benar tapi kata-kata Raihan benar-benar menyakiti hatinya.

"Maaf, aku bercanda kok, jangan marah ya?" ucap Raihan.

"Tauk, sana berangkat!" usirnya lagi.

®®®®®®®®®®

Raihan membuka pintu kamarnya, tampak lara sudah tertidur pulas, ia menghampiri lara dan duduk di pinggiran kasur, sambil terus menatap wajah tenang lara.

Raihan mengelus rambut hitam milik lara, lara semakin mengeratkan selimutnya karena udara yang semakin dingin, ya diluar hujan sangat deras.

Terimakasih atas semuanya, Tuhan terimakasih telah menghadirkannya dalam hidupku.

"Kamu udah pulang, Rai?" tanya lara, berusaha bangkit dari tidurnya.

"Udah kamu tidur aja." ucap Raihan.

"Kamu udah makan?" tanyanya lagi.

"Udah sayang, bawel!" ucap Raihan.

"Ra, makasih ya atas semuanya!" ucap Raihan.

"Makasih?" tanya lara tak mengerti.

"Iya, pokoknya buat semuanya."

"Yaudah tidur lagi yuk." ajak Raihan.

"Hmm."

"Kenapa lagi?" tanya Raihan.

"Aku masih gak nyangka aja, penyakit yang aku derita bisa hilang gitu aja, makasih udah semangati lara, pokoknya makasih buat Rai yang selalu ada, dan mencintai lara dengan keadaan apapun." ucap gadis itu sesegukan.

"Udah ya Ra, itu artinya Allah sayang sama kamu, kalau kamu percaya sama Allah maka Allah akan memberikan yang terbaik bagi hambanya, sama-sama dan aku berterimakasih banget sama Tuhan karena udah ngirimkan orang seperti kamu."

"Mau janji gak sama aku?" tanya Raihan.

"Apa?" tanya lara.

"Mari buat rumah tangga yang harmonis." ucap Raihan.

"Janji!"

"Yuk tidur." ucap Raihan, yang kemudian diangguki oleh lara.

Raihan kemudian ikut membaringkan tubuhnya disamping lara, dan memeluknya dari belakang.

®®®®®®®®®®

Lara terbangun dari tidurnya, kemudian ia menoleh ke arah samping dimana Raihan tidur, suaminya itu sangat pulas dalam tidurnya, lara pun menikmati pemandangan indah ini, rahang yang tegas, alis yang tebal, bulu mata yang lentik dan hidung yang mancung.

Lara mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Raihan, rasanya seperti mimpi ia menikah dengan Raihan, tidak ada dalam rencana hidupnya, bahkan untuk menjadi pacar Raihan pun itu tidak pernah ada dalam pikirannya sebelumnya.

Tidak ada yang tahu bukan takdir Tuhan akan seperti apa? Dan semua yang telah ditetapkan olehnya adalah yang terbaik.

Lara yang dulu dan sekarang telah berbeda, tidak ada lagi kacamata dan rambut kepang duanya, setelah menikah dengan Raihan ia memutuskan untuk melepas semuanya, bahkan seluruh sekolah tidak menyangka bahwa itu dirinya, mereka fikir ia adalah murid baru.

"Morning." ucap Raihan dengan suara serak khas bangun tidur.

"Morning too." jawab lara.

"Rai, kenapa kamu bisa seganteng ini?" tanya lara dengan polosnya.

"Kamu ini, lucu banget tahu, pertanyaan macam apa ini." ledek Raihan.

"Jadi daritadi, kamu mikir ini? Kenapa suamimu bisa seganteng ini?" tanya Raihan menggoda.

"Rahasianya adalah...." ucap Raihan menggantung.

"Apa?" tanya lara antusias.

"Karena udah ditakdirkan untukku, dan jadi suami kamu." jawab Raihan asal.

"Ngawur!"

"Makin sayang, sini sini acuu peluk." ucap Raihan, lalu memeluk lara.

"Makasih ya udah nerima aku." ucap lara.

"Sama-sama sayang."

Terimakasih Tuhan telah menjawab semua doa-doa ku, dan mengirimkan imam yang baik seperti Raihan.

®®®®®®®®®®

Kita usai disini
Terimakasih para readers 🙂😭

Maaf ya kalau gak sesuai dengan harapan kalian, maaf juga kalau gak nyambung,  terimakasih udah nunggu cerita ini❤️

Aku harus tamatkan karena emang udah gak bisa lanjutkan, tenang masih ada extra part kok, makasih banyak ya 🥺❤️




RAIHAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang