RAIHAN:KEGILAAN RAIHAN

599 46 5
                                    

"Jika sudah takdir, sebenci bencinya terhadap seseorang pada akhirnya pasti tetap menerimanya, karena takdir akan membuat seseorang berubah bagaimanapun caranya, dan kita tidak bisa mengelak hal itu."

®®®®®®®®®®

"Rai, gak mau dijodohkan sama dia!" tegas Raihan, kemudian hendak beranjak.

"Rai, tunggu! Dengerin papa! Raihan!" bentak Brilian pada putranya itu.

"Kamu tidak bisa menolak, ini sudah takdir kamu jadi papa mohon terima perjodohan ini, karena papa yakin ini yang terbaik buat kamu." ucap Brilian.

Raihan memalingkan wajahnya. "Terserah papa aja." pasrahnya.

"Nak lara, maafkan Raihan ya? Dia emang seperti itu orangnya." ucap Venny meminta maaf atas perkataan Raihan.

"Iya tan, gapapa." jawab gadis itu dengan tulus.

"Jadi ini tetap dilanjutkan?" tanya Fandi.

Lara gadis itu terus menunduk, ia sangat takut karena langsung berhadapan dengan Raihan, tatapannya yang tajam.

"Iya." jawab Brilian dengan mantap.

®®®®®®®®®®

Raihan beranjak menuju balkon kamarnya, ia tak habis pikir dengan jalan pikiran sang papa, tanpa meminta persetujuan dari dirinya tentang perjodohan itu, semuanya terjadi secara tiba-tiba bahkan ia belum mengetahui tentang perjodohan itu.

"Kenapa harus cewek cupu itu? Gue benci sama lo!"

"Kenapa gue harus ketemu sama lo!" ucap Raihan sambil menjambak rambutnya.

Raihan berjalan menuju kamarnya dan menutup pintu balkon, kemudian dia membaringkan tubuhnya, mengambil ponsel dan menghidupkan musik untuk menenangkan pikiran dan hatinya.

Alunan musik perlahan mulai terdengar, sebuah musik yang menyentuh hatinya, dan ingatan tentang masa lalu itu kembali.Ingatan dimana ia benar-benar hancur saat itu karena sebuah perasaannya yang gak seharusnya semakin dalam pada gadis itu.

"Kata orang gue dingin, gak perdulian, Lo tahu gak Ren mereka selalu mandang sikap luar gue mereka gak tahu kalau gue gak seperti yang mereka pikirkan, entah rasanya gue ingin seperti dulu yang selalu sama lo, tapi gue tahu lo bukan yang terbaik buat gue, lo menghancurkan semua kepercayaan gue, dan kenapa dengan bodohnya gue masih berharap lo disini sama gue, gue selalu rindu sama lo Ren, tiap malam gue selalu bilang sama diri gue kalau semua ini gak benar, kenapa lo ninggalin gue?!"

"Ren, gue rindu sama lo, gue tahu gak seharusnya ini terjadi, apa Lo bahagia disana?" tanya Raihan sambil menatap langit-langit kamarnya.

Malam semakin larut, namun cowok tersebut masih terpaku pada masa lalunya, seakan matanya tak mau untuk terpejam, alunan musik yang masih terputar sejak tadi menemaninya dalam sepinya malam, kini berubah menjadi lagu yang entah sejak kapan ia mengakui lagu tersebut sebagai lagu favoritnya.

Lagu tersebut sangat menggambarkan keadaannya saat ini, rintik demi rintik hujan semakin membuat suasana menjadi lebih nyata seakan-akan semua terjadi sekarang.

Hujan yang semakin deras ditambah petir yang berbunyi keras semakin menambah suasana yang nyaman dan semua bayangan itu memenuhi pikirannya.

Hujan Kemarin - Taxi Band

Kemarin ku dengar kau ucap
Kata cinta, seolah dunia
Bagai dimusim semi, kau
Datang padaku membawa luka
Lama, ku tak ingin seolah
Semua seperti dulu...

RAIHAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang