RAIHAN:BANDARA

542 47 6
                                    

"Mengenalmu adalah takdir terindah tuhan yang dipersembahkan kepadaku, aku tak menyesalinya, terimakasih telah mengukir cerita terbaik di hidupku."

®®®®®®®®®

Lara gadis itu terduduk di pojok kelasnya, mengamati setiap pergerakan teman-temannya, tapi ada yang mengganjal entah ia tak tahu, seperti ada sesuatu yang akan terjadi.

"Kenapa hati gue gak enak gini?" gumam Lara.

Dilain tempat Raihan dan teman-temannya kini tengah berada dikelasnya, membicarakan tentang keberangkatan Daniel hari ini.

"Pesawat Daniel bakal take off siang ini, gimana?" tanya Bian, setelah membicarakan pertemuannya dan Daniel semalam.

"Oke, istirahat ini kita harus samperin dia dan minta izin ke BP." final Davin.

Raihan berlari dengan terburu-buru menuju ruang BP untuk meminta izin, 20 menit lagi pesawat jurusan Indonesia - Perancis akan take off.

Setelah selesai meminta izin Raihan segera menemui teman-temannya di parkiran sekolah, hari ini Gerald membawa mobil jadi mempermudah mereka menuju bandara Djuanda.

"Buruan rald!" panik Raihan.

"Sabar Han, gue tahu lo panik karena takut ketinggalan pesawat, gue sama!" ucap Gerald.

®®®®®®®®®®

Sesampainya di Bandara, Raihan berlari mencari keberadaan Daniel, sungguh ia takut kalau pesawat jurusan Indonesia - Perancis sudah lepas landas.

"Daniel!" teriak Angga, saat tak sengaja melihat Daniel.

"Gue kira kalian bakal gak datang." ucap Daniel setelah dihadapan mereka.

"Gak mungkinlah, ini adalah pertemuan terakhir kita mana bisa kita melewatkannya." ucap Angga.

"Makasih ya kalian udah datang." ucap Daniel, ia terharu dengan kedatangan mereka.

"Maaf kalau gue punya salah sama kalian, gue menyesal udah lakukan itu sama kalian." ucap Daniel.

"Tenang aja niel, gue udah maafin." ucap Ernan.

"Rai, gue minta lo jagain lara baik-baik ya?" pinta Daniel.

"Iya niel." jawab Raihan.

"Gue gak bisa lama-lama, makasih kalian udah datang dan gue minta maaf atas kesalahan gue yang dulu." ucap Daniel tulus, kemudian memeluk satu persatu Genk Gempur.

"Rai, gue minta tolong sama lo kasih surat ini ke lara ya?" pintanya.

"Ini sudah takdir gue, bagaimana pun caranya takdir tetap tidak akan bisa dirubah, dan setelah ini gue akan menetap di Perancis." ungkap Daniel.

"Yaudah gue pergi." ucap Daniel.

"Jaga diri lo baik-baik bro!" ucap mereka serempak.

Daniel hanya menganggukkan kepalanya, ia tersenyum pada anak-anak Genk Gempur kemudian berbalik badan meninggalkan mereka.

Punggung Daniel semakin menjauh, cowok tersebut tak dapat lagi menahan air matanya, tanpa sadar air matanya lolos begitu saja, ia berhenti sejenak untuk menengok kebelakang dan tersenyum, pemandangan yang tak akan pernah ia lihat lagi, Genk Gempur hanya tersenyum.

RAIHAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang