RAIHAN:PENGAGUM RAHASIA

481 46 1
                                    

"Mencintaimu tak perlu untuk saling mengenal, sejatinya cinta hadir pada siapa saja tanpa memilih dia akan jatuh pada siapa."

®®®®®®®®®®

Bryan, cowok itu sedang terduduk dipinggir lapangan basket dengan peluh membasahi tubuhnya, hari semakin sore langit pun telah berubah warna menjadi jingga, membentuk senja yang indah, namun cowok tersebut masih tak ingin beranjak dari tempat tersebut.

"Hai, kakak haus ya?" tanya seorang gadis, yang entah sejak kapan dia berada disini.

"Enggak."

"Yah, padahal aku udah bawain minuman buat kakak, soalnya aku lihat tadi kayaknya kakak capek, terima ya kak?" ucap gadis itu.

"Lo siapa? Lo gak kenal gue kan?" tanya Bryan dingin.

"Iya, aku emang gak kenal sama kakak, tapi aku mau kasih ini." kekeuh gadis itu.

"Gak usah, gue gak butuh! Bawa lo aja." tolak Bryan.

"Tapi, aku udah niat buat beliin kakak, pliss terima ya kak?" ucap gadis itu sekali lagi.

Bryan hanya menoleh pada gadis itu, kemudian mengambil bola miliknya dan meninggalkan tempat tersebut.

Gadis itu menatap punggung Bryan yang mulai menjauh, ia sudah lama mengagumi Bryan, karena setiap sore ia melihat cowok itu bermain basket di lapangan ini, tapi baru kali ini dia berani menghampiri cowok tersebut.

Aku akan selalu nunggu kakak, setiap sore, dan itu sudah menjadi rutinitasku akhir-akhir ini.

®®®®®®®®®®

Rena dan lara kini berada di kantin, banyak yang memperhatikannya, tapi ia tidak terlalu memikirkannya.

"Ini, demi apa? Ganteng banget! Otw bias nih harus, ya ampun Taemin, benar-benar nih anak!" teriak Rena histeris.

"Kenapa na? Lo lihat apa sih." ucap lara kepo.

"Ini Shinee comeback, lo harus lihat ra, ini ganteng banget sumpah!" ucap Rena dengan heboh.

"Apasih, gue gak ngerti, gak biasa aja, gak ada yang lain apa?" keluh lara.

"Lo mau lihat yang lain? Nih gue kasih video EXO lo harus lihat!" ucap Rena seraya mengotak-atik ponselnya.

"Nih, ganteng kan? Heh! Gak main-main nih, awas aja lo sampai bilang jelek." ucap Rena.

"Duh Abang Suho, gimana? Ganteng-ganteng kan? Coba lo pilih gue mau tahu selera lo seperti apa?" ucap Rena.

"Gue lagi pusing, udah na! Lo lihat sendiri aja." ucap Lara.

"Yah, gak seru lo!" cibir Rena.

Lara melepaskan kacamatanya, kemudian memejamkan matanya dengan bersandar pada kursi.

Seorang cowok diam-diam sedang mengamati setiap pergerakan gadis itu, ia tidak mengerti pada perasaannya, entah dorongan darimana ia tidak bisa melepaskan pandangannya dari gadis itu.

Ia tahu sepertinya gadis itu sangat lelah, terlihat dari raut wajahnya saat tidur seperti itu, hari itu pun sudah semakin dekat, akankah dia bisa menerima takdir tersebut?

Raihan terus menatap gadis itu yang sedang tertidur, pikirannya berkelana menerawang jauh ke masa depan.

"Rai, lo lihat apasih?" tanya Angga, kemudian Angga mengikuti arah pandangan Raihan.

"Lo kenapa Rai? Kalau kasihan samperin, kayaknya dia capek." ucap Angga.

"Gue gak tahu." ucap Raihan pada akhirnya.

"Gue tahu lo masih bingung kan? Sama perasaan lo?" tebak Angga.

"Dia gadis yang baik, dan tulus! Gue yakin itu." ucap Angga.

Bian hanya mendengarkan percakapan antara keduanya, tak ada yang mau membuka suara, semua hanyut dalam kegiatannya masing-masing.

"Gue harap lo ngambil keputusan yang tepat Rai! Jangan pernah sia-siakan itu." ucap Bian.

"Dia punya rahasia yang hebat, maaf gue gak bisa kasih tahu ke lo sekarang, tapi kalau sudah waktunya gue bakal kasih tahu, dan ingat gue gak bakal mengkhianati sahabat gue sendiri, gue punya alasan mengapa gue lakukan hal itu, gue bilang kayak gini karena gue yakin cepat atau lambat bakal ada kesalah pahaman diantara kita." ucap Bian, yang lain tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh Bian.

"Kalian akan mendapatkan jawabannya, dalam waktu dekat ini, dan gue mau jujur sama kalian kalau lara punya penyakit, maka dari itu akhir-akhir ini gue selalu menghilang, sebenarnya gue gak boleh ngucapin ini sama kalian, tapi karena gue gak mau kalian salah paham, terutama Lo Rai!" ucap Bian.

"Tapi, gue gak mau kasih tahu apa penyakitnya, karena gue berjanji gak bakal ngasih tahu pada siapapun, termasuk kalian." lanjutnya.

"Gue gak bakal mengkhianati kalian, dan lo Rai jangan pernah sakiti lara lagi, gue tahu lo cowok yang baik dan cinta itu datang seiring berjalannya waktu." ucap Bian.

®®®®®®®®®®

Bel pulang sekolah telah berbunyi, semua siswa-siswi berhamburan keluar kelas, dan terburu-buru untuk pulang.

"Lo kenapa diam aja bry?" tanya Ernan.

"Gue gak apa-apa." jawab Bryan.

"Bohong! Kayaknya lo daritadi kebanyakan bengong." ucap Ernan.

"Jadi kemarin gue kan lagi main basket, terus gue udah selesai nih gue mau pulang, nah pas ada cewek nyamperin gue dia kasih gue minuman, tapi gue tolak setelah gue langsung pergi, dan gue masih bingung cewek itu siapa? Kenapa ngasih gue minuman padahal kenal aja enggak." jelas Bryan.

"Mungkin dia pengagum rahasia lo kalik, siapa tahu?" ucap Ernan.

"Ya bisa jadi, bisa enggak." jawab Bryan.

"Lo coba aja lagi main disana, mungkin dia akan datang lagi dan lo jadi cowok jangan cuek, ya takut orang!" ucap Ernan.

"Gue males kalau sama cewek yang gak kenal, apalagi cari perhatian." ujar Bryan.

Bryan terus memikirkan kejadian kemarin, dimana ia bertemu seorang gadis di lapangan basket yang tiba-tiba memberinya minuman, siapa gadis itu? Bahkan ia tak kenal sedikitpun dengannya.

"Gue mau ke lara dulu." ucap Raihan, pada teman-temannya.

"Sukses bro!" ejek Angga.

®®®®®®®®®®

Vote and komen ya ❤️🥺
Terimakasih
Udah stok disitu aja idenya😭



RAIHAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang