"Cinta itu sederhana, kita hanya perlu memahami dan mengerti untuk mengetahui apakah itu benar cinta, yang rumit adalah saat kita tidak bisa memastikannya dan membedakannya."
®®®®®®®®®®
Siang ini matahari tampak sangat terik, Raihan berniat mengunjungi rumah lara untuk membicarakan tentang pernikahannya besok.
Raihan menuruni anak tangga, lalu berpamitan pada sang bunda.
"Bun, Raihan mau ke rumahnya lara dulu ya?" izinnya.
"Iya, kamu udah siap kan buat besok?" tanya Venny.
"Iya Bun,kalau gitu Raihan pergi dulu ya." ucapnya lagi.
Sebenarnya jarak rumah mereka sangat dekat, hanya bersebelahan,tidak jauh.
Setelah keluar dari pekarangan rumahnya, Raihan menatap ke atas dimana langit biru dipenuhi oleh awan-awan, dan sinar matahari yang cukup terik, membuat pemandangan yang sangat indah.
"Bagus, tapi sayang panas." gumam Raihan saat menatap ke arah langit, Raihan merupakan penyuka langit, apalagi saat langit siang dimana matahari tepat berada diatas kepala.
"Assalamualaikum wr.wb." ucap Raihan sambil mengetuk pintu rumah lara.
"Waalaikumsalam wr.wb." jawab seseorang dari dalam, dan tampaklah seorang perempuan paruhbaya.
"Eh, Raihan? Masuk masuk." ajak Tania.
"Iya tan."
"Duduk dulu, Tante buatkan minuman ya." ucap Tania.
"Iya tan, oh iya laranya mana tan?" tanya Raihan.
"Lara ada diatas paling lagi tidur dia, biasa kalau libur gak akan bangun kalau gak dibangunkan." ucap Tania.
"Saya boleh ke kamarnya Tan?" izin Raihan.
"Boleh, kalau bisa bangunkan ya? Kalau gak bangun siram aja Rai!" teriak Tania karena Raihan telah menaiki anak tangga menuju kamar lara.
"Gue lupa lagi yang mana kamarnya." gumam Raihan kebingungan.
Raihan terus mencari, sampai disebuah pintu paling ujung kanan barulah ia tahu bahwa pintu ini adalah kamar lara, karena didepan pintu telah tertera nama 'Alara Wirananta.'
Cklek
Saat membuka pintu kamar tersebut, tampak sebuah kamar atau bisa disebut bukan kamar lagi, melainkan kapal pecah, dimana semuanya berserakan, ia kira perempuan itu orangnya rapi ternyata tidak semua seperti itu.
Raihan perlahan memasuki kamar tersebut, terlihat sebuah gundukan diatas kasur yang tertutup selimut tebal, pasti itu lara, kemudian Raihan menyibakkan selimut tebal tersebut, dan terpampang jelas seorang gadis yang masih tertidur pulas, dengan posisi bertolak belakang dari posisi tidur normal.
"Ck. Dasar cewek gila!" gumamnya.
Raihan meneguk ludah saat tak sengaja pandangannya tertuju pada pakaian gadis itu, celana pendek sebatas paha dan kaos lengan pendek sedikit transparan.
"Bangun! Bangun!" teriak Raihan, sambil memukul gadis itu dengan guling yang tadi ia ambil.
"Ishh, siapa sih ngantuk tahu." kesal gadis itu.
"Bangun gak? Atau gue gendong?" ancam Raihan, tapi tak ada pergerakan sama sekali dari gadis itu.
Terpaksa ia menggendong gadis itu menuju kamar mandi, saat akan sampai tiba-tiba suara jeritan menghentikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIHAN [SELESAI]
Ficção Adolescente[jangan lupa di follow] Raihan Argantara merupakan ketua dari Genk Gempur, pesonanya membuat siapapun menekuk lutut karena parasnya yang nyaris sempurna. Tentang perjodohan tak terduga yang membuat keduanya harus melengkapi satu sama lain, dan mener...