EXTRA PART

637 39 0
                                    

"Kak Vano!" teriak seorang gadis.

"Kak, berhenti." teriaknya lagi.

Vano yang sedang berjalan kini menghentikan langkahnya, lalu berbalik.

"Mau apa lo?" tanya vano datar.

"Aku punya sesuatu buat kakak." ucap gadis itu seraya mengambil sesuatu disaku roknya.

"Terima ya, Acha mohon." ucap gadis itu.

"Kenapa gue harus terima ini?" tanya vano.

"Karena Acha ingin menjadi kenangan terindah di hidup kak Vano." ucap gadis itu.

"Emang mau kemana Lo?" tanya vano.

"Acha bakal pergi, mungkin dua hari lagi, jadi Acha ingin kasih kenang-kenangan ke kakak, biar kakak ingat kalau pernah ada seseorang yang begitu memperjuangkan kakak dan pernah mencintai kakak sedalam ini." gadis itu pun berbalik setelah memberikan sesuatu kepada vano.

Vano menatap kepergian adik kelasnya itu, tiba-tiba hatinya tidak sinkron dengan pikirannya, ada apa dengan dirinya? Apa ia sudah jatuh cinta pada gadis itu?

Siang ini lara berniat pergi ke minimarket untuk berbelanja, saat sampai ia kemudian memilih barang-barang apa saja yang akan dibeli.

"90.000, semuanya Bu." ucap sang kasir.

"Terimakasih."

Saat sudah berada di luar, tiba-tiba pandangannya tertuju pada seorang laki-laki, mungkin seumuran dengannya, merasa kenal ia pun menghampiri laki-laki tersebut.

"Daniel? Daniel kan?" tanya lara memastikan.

"Iyaa, siaapa? lara?" tebaknya.

"Iya ini aku lara, kamu Daniel kan?" tanya lara lagi.

"Iyaa, kamu sendirian kesini?" tanya Daniel.

"Iya nih, biasa." jawab lara.

"Gimana kabarnya?" tanya Daniel.

"Baik kok, kamu sendiri?" tanya lara.

"Oh aku baik, gimana kabar Raihan?" tanyanya.

"Baik kok, lama ya udah gak ketemu." ucap lara.

"Iya, gimana kalau kita ngobrol-ngobrol lagi?" tawar Daniel.

"Udah lama juga kita gak ngobrol bareng." ucap Daniel.

"Gimana kalau nanti malam? Sekalian aku bawa anak aku, terus kita kenalin." saran lara.

"Boleh-boleh, sharelock aja ya tempatnya, yaudah aku duluan ya." ucap Daniel.

Saat sampai dirumah lara tak sengaja menatap anak sulungnya itu yang tiduran disofa ruang tamu, lara pun menghampiri anak sulungnya itu.

"Kamu kenapa hem?" tanya lara, sambil mengelus kepala vano.

"Gak papa ma, cuma capek aja kok." ucapnya, kemudian menelungkupkan kepalanya.

"Kamu fikir, mama bisa dibohongi?" ucap lara.

"Sini, cerita aja gausah malu." bujuk lara.

Setelah menceritakan semuanya, ingin rasanya lara tertawa, emang anak gak bapak sama aja.

"Jadi kamu itu suka sama dia, kenapa gak bilang aja ke dia?" tanya lara.

"Vano takut ma, takut kalau itu hanya sekedar kagum." ucap vano.

"Kamu itu sama aja kayak papa kamu, telat menyadari, jangan sampai nyesel loh, oh ya kamu mandi dulu ya setelah itu makan, nanti malam ada teman mama sama papa mereka akan ikut makan malam juga, jadi nanti malam kamu gak boleh kemana-mana dan harus ganteng oke?"

RAIHAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang