13

2.1K 222 6
                                    

Ren keluar dari kamar mandi dengan bathrobe yang melekat di tubuhnya. Menyadari Ren selesai mandi, Yuna menghampirinya.

"Ren, kau sudah selesai rupanya. Maaf, tapi pakaianmu ada di ruangan Alex. Jadi aku hanya bisa meminjamkan baju tidurku." Yuna menyerahkan baju tidur berbahan sutra dengan model seperti bathtrobe, ukurannya yang oversize serta panjang menyentuh kaki. Tapi itu sangat terbuka di bagian kakinya. Warnanya yang biru gelap akan cocok dipakai di kulit Ren yang putih.

"Kalau begitu aku mandi dulu." Yuna memasuki kamar mandi. Sedangkan Ren masih termenung menatap baju tidur yang ia bawa.

"I-ini, kenapa modelnya terbuka sekali." pipi Ren bersemu merah.










Ren sedang berbaring di kasur Yuna. Jujur saja, walau ini bukan pertama kalinya. Tentu saja ia gugup, bila seorang lelaki sedang berbaring di kasur dan menunggu wanita keluar dari kamar mandi.

"Euh, kenapa rasanya seperti di film romance ya? Aku seperti pengantin baru, yang menunggu pasangannya mandi." membayangkan hal itu Ren bersemu merah.

"Tidak-tidak hentikan pemikiran bodoh itu. Yuna menyuruhku untuk tidur." Ren menutupi kakinya yang terekspos dengan selimut. Lalu mencoba memejamkan mata.





ceklek




Yuna dengan rambut basahnya keluar dari kamar mandi. Ia mengenakan pakaian yang senada dengan Ren namun bagian bawahnya hanya setinggi lutut.

Ia berjalan mendekat ke arah kasur. Lalu duduk di samping Ren.

"Aku tahu kau belum tidur." Ren membuka matanya perlahan saat mengetahui Yuna ada di sebelahnya.

"Eh, ah, itu, aku tidak bisa tidur." jawab Ren penuh gugup.

"Ren, apa kau ingat bahwa aku berjanji untuk menghilangkan bekas dari hinaan yang mau terima?" Yuna kembali menatap leher dan dada Ren yang memiliki banyak kissmark. Itu membuat Yuna geram.

Ekspresi Ren pun menjadi ketakutan, matanya kembali memanas tatkala memori kejadian tadi terputar ulang.

"Kalau begitu, izinkan aku-" tanpa aba-aba Yuna mencium leher Ren. Memainkan lidahnya dengan indah pada kissmark yang bajingan itu berikan.

"Eunghhh, Yunaaa" Ren melenguh merasakan apa yang Yuna perbuat. Yuna menemukan posisi ternyamannya dengan berada di atas Ren. Bahkan baju tidur tanpa kancing yang Ren pakai sudah tak karuan.


tcap    tcap    tcap


Yuna menyesap leher Ren, menciuminya hingga tanda kissmark baru terbentuk. Ia berniat untuk menggantikan kissmark dari bajingan itu dengan miliknya. Karena Ren hanya miliknya.

"Yunaaa, mmmppphhhh..." Ren menutup matanya. Ia malu, namun ia tidak bisa memungkiri bahwa ini adalah sesuatu yang sangat nikmat.

Yuna semakin menunduk dan mengarahkan bibir ranumnya pada dada Ren yang mempesona. Memainkan nipple Ren dengan sensual.


slurppp


"Yuna, Nnnn, hahhh, ngghhhh," Ren menatap Yuna yang sudah tenggelam dengan dunianya sendiri. Ia memegang kepala Yuna, lalu menjambak rambutnya pelan. Menyalurkan apa yang ia rasa.

"A-ah, maaaf aku menjambakmu!" Ren panik sendiri atas perbuatannya.

"Ren, diamlah. Kau boleh melakukan itu padaku. Jadi, mari kita nikmati ini bersama." Yuna mencium lembut bibir Ren. Ren yang tidak pernah berciuman sebelumnya, hanya membelalakkan matanya.

You Know I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang