19

1.5K 164 4
                                    

Kini Alex dan Ren tengah berlatih berbagai macam keterampilan, yang diajarkan oleh pelatih. Mereka berlatih bersama para pengawal yang lain di ruang pelatihan. Sesekali Ren dan Alex tertawa bersama para pengawal, mencoba berbaur dengan orang-orang di sana.

Yuna menatap mereka dari kejauhan dengan lega.

"Dengan begini aku jadi sedikit lebih fokus dengan urusanku." Zen yang ikut memandangi arah pandang Nonanya juga merasa senang apabila Nonanya senang.

"Tadi, Tuan Delen baru sampai di perusahaan. Seperti biasa, mereka melakukan penyambutan yang heboh." Zen memberikan beberapa foto yang diambil oleh pengintainya.

Sesaat Yuna melihat foto-foto yang diambil beruntun itu. Namun ada satu hal mengganjal di foto itu.

Itu adalah tas berwarna hitam polos dengan warna merah gelap, yang dibawa oleh sekretaris Delen.

i-ini!

Yuna lantas menjatuhkan foto-foto itu dengan tangan gemetar.

"Nona? Nona ada apa?" Zen memegangi pundak Yuna yang bergetar. Air mata Yuna luruh begitu saja.

"Nona?! Nona kenapa menangis??" Zen panik, ia tidak biasa melihat sisi lemah Nonanya. Pasti ada sesuatu!

"T-tas itu, tas itu." kaki Yuna lemas, ia luruh di lantai sambil menunjuk foto sebuah tas hitam. Lantas Zen mengikuti arah tunjuknya.

"Tas?" cicit Zen. Ia lalu mengambil foto tas-tas yang dibawa sekretaris Delen.

"Apa maksud anda tas hitam yang mencolok ini?" Zen menunjukkan foto itu di hadapan Yuna.

"Ja-jauhkan!" Yuna mendorong Zen. Ia memeluk lututnya ketakutan.

"Nona..." Zen merasa pilu melihat nonanya ketakutan.

"Tenanglah Nona." Zen mencoba untuk memeluk Yuna namun sedikit ragu. Zen menepis itu, dan berusaha memberanikan diri.

"Kalau begitu, maafkan kelancangan saya" Zen lalu memeluk Yuna, mendekapnya dan mengusap kepala serta punggungnya untuk menenangkan.

Saya akan lakukan apapun untuk anda Nona.

Ren dan Alex kini tengah berlatih sparing dengan beberapa pengawal. Awalnya para pengawal sedikit meremehkan penampilan mereka yang lemah. Namun siapa sangka, kekuatan mereka berada 1 tingkat di atas mereka.

Brugh!

Alex baru saja membanting tubuh lawannya. Tentu saja karena latihan, ia tidak menggunakan tenaga berlebih.

"Wow nak. Kurasa aku akan senang jika kau bergabung di bagian pengawal. Mengapa kau tidak ikut kami saja?" tanya pelatih yang terpukau dengan kekuatan Alex.

"Ah, maaf. Aku hanya disuruh untuk berlatih tapi tidak dengan bergabung dengan kepengawalan. Tentu saja, aku akan melindungi Yuna. Kan aku yang selalu ada di samping Yuna." Alex melirik Ren yang tengah berlatih menangkis gerakan.

"Oh, benar juga, kalian kan istimewa. Tentu saja Nona tidak serta-merta menyuruh kalian bergabung. Tapi Alex, kalau kau mau kau bisa bergabung loh. Biar nanti Ren saja yang menjadi peliharaan Nona, Hahaha." Pelatih itu tertawa dengan candaannya sendiri. Tentu saja Alex menatapnya datar.

Apa-apaan itu, aku ini sedang bersaing dengan Ren!

"Yak baiklah! Cukup di sini dulu latihannya, mari beristirahat!" Ucap pelatih, yang disambut senyum lega para pengawal.

Ren masih enggan berbicara dengan Alex, Ia pun memilih bergabung dengan para pengawal.

"Jadi Ren, apakah kau sudah pernah tidur dengan Nona?" Tanya salah satu pengawal.

You Know I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang