11

2.1K 226 17
                                    

Lelaki itu nampak mendekati Ren yang sedang terkulai lemas.

Tangannya tanpa permisi melepas kancing baju Ren. Hingga pada kancing terakhir, ia takjub dengan pemandangan  tubuh Ren yang bersih. Dengan dada yang cukup bidang dan perut sedikit mengotak, namun tidak terlalu kekar.

Siapapun yang melihat tubuhnya pasti ingin menyentuhnya, ah tidak! Namun melindungi tubuh mungil itu.

"Astaga, kau memiliki tubuh seorang uke. Bahkan wajahmu juga. Yah, aku tak sabar melihat bagian kecil itu." Lelaki itu nampak hendak meraih celana Ren. Namun Ren tiba-tiba sadar dari pingsannya.

"APA YANG KAU LAKUKAN?!" Ren menendang spontan perut lelaki itu hingga sedikit terpental.

Dugh!


"Akh, sialan!" Lelaki itu tersungkur kesakitan, tak disangka tenaga orang yang baru sadar begitu kuat.

"Hah, biarlah aku bermain denganmu terlebih dahulu sebelum Tuanku membuatmu berlumuran darah." Lelaki itu berlari menuju Ren dan membekap mulutnya dengan kain. Ren meronta-ronta ketika atasannya sudah terlepas.

"Mppphh!! Hepashan ahu!"
(lepaskan aku)

"Tidak! Mana mungkin angsa secantik ini aku lepaskan." Tangan lelaki itu mulai menyentuh dada Ren bahkan ia hendak menciumi lehernya. Ren mulai menangis.

"Hiksss, HUNA!"
(YUNA)

"Tidak usah menahannya. Aku akan senang mendengar desahanmu." Lelaki itu memberikan cupangan di leher Ren. Kini leher Ren terlihat memiliki banyak kissmark. Air matanya pun tak berhenti mengalir.

Lelaki itu semakin meliar bahkan tangannya bermain-main dengan dada Ren, menyesapnya dan sesekali memainkan lidahnya di sana.

"Hidak!! Hangan hahuhan hini, hikss!"
(Tidak!! Jangan lakukan ini, hikss!)

YUNA TOLONG AKU!!!!!









BRAK!!!

Spontan lelaki itu dan Ren menengok ke arah suara.

"DASAR BAJINGAN!" Yuna yang terlihat emosi, segera saja ia menancapkan gas mobilnya dan menabrak lelaki itu hingga terpental.

"Huna?" Ren menatap Yuna penuh haru. Penyelamatnya datang.

"Pengawal! Tangkap dia dan ikat dia di tiang itu!" Perintah Yuna penuh emosi.

"Baik Nona!" Para pengawal segera menangkap lelaki itu, ia sempat mengelak dan beradu jotos dengan para pengawal walau kondisinya sudah berlumuran darah.

Yuna segera keluar dari mobil dan berlari menuju Ren.

hup


Yuna memeluk Ren sangat erat. Lalu menatapnya sesaat. Tersadar Ren sedang diikat, ia segera memutuskan tali kasar itu dengan pisau kecilnya, dan membuang kain sumpalan di mulut Ren.

"Yuna!!!" Ren memeluk Yuna begitu saja, hingga pisau yang Yuna pakai terjatuh.

"Yuna aku takut! Hiks, Di-dia menghinaku Yuna! Dia melakukan, hikss, hal mengerikan padaku. Tolong aku Yuna!!" Ren menangis sejadi-jadinya di pelukan Yuna. Yuna membalas pelukan Ren tak kalah erat.

"Sayangku, maafkan kelalaianku. Aku pasti akan membalas hinaan yang kau terima. Tapi sebelum itu-" Yuna mengambil jas yang Dean berikan dan memakaikannya pada tubuh mungil Ren yang penuh bercak merah. Melihat bercak itu, emosi Yuna tersulut lagi.

"Tck, Bajingan sialan!" Yuna menatap nanar pada tubuh Ren.

pasti dia sangat ketakutan

You Know I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang