29

994 121 8
                                    

"Ren?!"

Ren mendekati Vaal. Namun Vaal begitu terkejut saat mengetahui adiknya juga menodongkan pistol padanya.

"Pengawal, ambil Yuna!"

Ren segera mengode salah satu pengawal untuk mengambil Yuna dari tangan Vaal.

Vaal mau tak mau menyerahkan Yuna pada pengawal yang menghampirinya. Terlihat jelas aura kemarahan yang dipancarkan oleh pengawal itu.

"Mari Nona, kita obati dulu luka Nona."

Yuna yang sedari tadi begitu menahan rasa lelahnya, tiba-tiba saja pingsan dalam gendongan pengawal bernama "Jeren".

"Nona?! Nona, bangunlah!" Jeren berlutut sejenak untuk membangunkan nona nya, ia juga mengecek apakah nona nya masih bernafas.

Semua orang yang baru kali ini melihat bagaimana rapuhnya seorang Yuna, merasa khawatir. Tak terkecuali Alex dan Ren.

"Cepat bawa dia masuk! Semuanya pergi, aku hanya ingin bicara berdua dengannya!" mereka terlihat ragu meninggalkan Ren.

"Ren, bagaimana ji-"

"Kubilang tinggalkan kami berdua!" Ren yang agaknya cukup emosi segera memotong perkataan Alex.

Alex memutuskan untuk memerintahkan para pengawal masuk ke dalam mansion.

"Kita biarkan mereka, ini adalah urusan mereka. Lebih baik kita urus Nona kalian."

Segera para pengawal bubar, begitupun Alex. Dan tersisalah kakak-beradik Vaalion.

"Mengapa kau kemari?" Ren segera menyimpan pistolnya, ia mendekati Vaal dan bertanya keheranan.

"Ren, aku datang untuk menjemputmu. Kau tak lupa bukan, bahwa aku hanya menitipkanmu sebentar di sini. Hanya sampai aku sanggup untuk mengatakan kebenarannya, dan aku akan menjemputmu. Tapi apa? Kau malah menodongkan pistol pada kakakmu?"

Vaal memegang bahu Ren, namun segera ditepis olehnya.

"Kau bahkan membohongiku kak! Kau berbohong bahwa kau hanya pergi mengikuti ayah, namun apa?! Kau pergi untuk mencari kekuasaan dan MEMBUNUH AYAH!" Ren berteriak kesal.

Vaal membelalak terkejut atas apa yang adiknya ucapkan.

"Ren, apa maksudmu?! Siapa yang berkata seperti itu padamu?!" Vaal mencengkram bahu Ren erat.

"Itu bukan urusanmu! Dan ingat, aku tak akan kembali padamu. Kau mafia kejam yang hanya bisa membunuh orang! Aku tak mau memiliki kakak sepertimu. Kau membuatku malu Vaal!"

Ren berusaha pergi dari Vaal, namun Vaal segera menariknya kembali ia-

Plak!!

Vaal menampar keras pipi Ren, pipi halus itu sampai bengkak dan sudut bibir Ren juga terluka.

Ren menatap kesal dan kecewa pada Vaal. Namun Vaal berusaha menahan gejolak rasa bersalahnya.

"Kau tidak mengetahui apapun, jadi ikuti aku!" Vaal lalu menarik Ren untuk ikut bersamanya.

"Tidak akan, lepas!" Ren menarik-narik tangannya dari Vaal.

Sia-sia, Vaal sangat kuat. Bak harimau induk yang membawa anaknya yang lemah, seperti itulah mereka terlihat.

"Tidak! Kau tidak mengetahui apapun Ren! Aku selalu berusaha menjagamu selama ini! Ikut aku, dasar anak bodoh!"

Ren yang masih terus memberontak membuat Vaal mulai jengah.

"Hahh,maafkan Kakak, Ren."

Bagh!

You Know I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang