6

3.7K 313 7
                                    

Drrttt.. drrttt..

Sesampainya di kamar. Handphone Yuna bergetar menandakan ada panggilan.

"Halo?"

"Nona, saya sudah menyiapkannya. Apa perlu saya bawakan?"

"Tidak perlu Jack. Jangan berani-berani menyakitinya! Perlakukan dia sebaik mungkin. Jika dia memberontak suntik bius saja. Ah, dan tempatkan di kamar yang bagus."

"Baik, nona."

Tut

Yuna mematikan panggilannya. Lalu berjalan memasuki kamar mandi. Ia merendamkan tubuhnya di buth up.

"Hahh.. tadi.." seketika memori berciuman dengan Alex terputar.

"Mmpphh"

Yuna tersenyum ketika mengingat gumaman Alex yang menikmati ciumannya.

"Haha, itukah yang kau sebut polos, anjing kecil? Aku yakin itu ciuman pertamanya. Sungguh beruntungnya aku." Yuna memegangi bibirnya. Mengingat sensasi hangat bibir Alex.

"Yah.. ini seperti refreshing sebelum badai." Yuna memejamkan mata menikmati hangatnya air di tubuhnya.

...

Esoknya, Yuna dan Zen yang semobil bersama puluhan pengawal terlatih yang mengikuti di belakang, melaju kencang membelah jalanan untuk menuju ke sudut kota.

Untuk menemui salah satu mafia yang masih berada di bawah kekuasan Leodor. Sesampainya di sana. Belasan mobil memarkirkan mobilnya di pekarangan luas suatu mansion kecil yang bernuansa dark.

Semua pengawal mansion itu yang mengetahui Yuna keluar dari mobil segera berbaris memberi jalan. Hingga salah satu pengawal mendekati Yuna.

"Maaf, nona. Apakah ada yang perlu saya sampaikan pada bos?" Tanya pengawal itu dengan raut ketakutan.

"Suruh bos mu menemuiku!" Perintahnya dingin.

"Baik." Pengawal itu segera berlari menemui bosnya. Tak lama ia kembali menemui Yuna dan Zen yang berada di ruang tamu.

"Mari nona, ikuti saya."

Yuna mengikuti pengawal itu yang membawanya memasuki bagian dalam mansion. Melewati lorong yang berpencahayaan minim.

Terdapat pintu cukup besar yang dijaga beberapa pengawal di depannya.

"Bos, nona sudah datang." Teriak pengawal itu di depan pintu.

"Hanya dia saja yang boleh masuk." Interupsi seseorang dari dalam. Pengawal itu melirik ragu ke arah Yuna.

"Baiklah. Zen kau tunggu disini." Ucap Yuna dingin.

"T-tapi Nona-"

"Tidak papa. Aku masih cukup kuat membunuh seluruh pengawal di mansion ini." Seketika pengawal yang berada di dekat Yuna menegangkan tubuh.

"Buka pintunya!" Dengan dingin ia memerintah pengawal yang menjaga pintu. Buru-buru mereka membukanya.

Yuna memasuki ruangan yang gelap itu. Hanya ada pencahayaan dari lampu kuning yang menempel di dinding dekat meja kerja.

Tampak lelaki di depan meja, yang duduk di kursi sambil membelakangi Yuna.

"Silahkan duduk!"

Ia memutar kursinya untuk berhadapan dengan Yuna. Yuna duduk di sofa tak jauh dari posisi lelaki itu.

"Ada perlu apa, sampai nona muda ini datang mengunjungi mansionku yang begitu terpencil?" Lelaki itu berjalan menghampiri Yuna.

"Aku tidak akan basa-basi lagi. Apakah benar tikus yang kau suruh merusak labku, adalah milikmu?"

You Know I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang