28

932 123 0
                                    


"Sial, kemana sih perginya Ren?" Alex berusaha tak membuat kegaduhan.

Sulit sekali baginya menemukan Ren.

tau begini, lebih baik aku tidak membawanya

Alex pun menyadari ada lorong yang terpencil, agak gelap pula.

apa Ren di sini? ia bahkan takut dengan hantu. rasanya tak mungkin ia kemari.

Alex sebenarnya sedikit ragu untuk kesana, atmosfer tempat itu sangat suram dan mencekam.

Namun ia harus menemukan Ren dan pergi dari sini.

"Lebih baik memeriksanya, daripada tidak sama sekali."

Alex pun memasuki kamar Delen. Ia terpukau pada interior kamar yang tak main-main harganya.

wow, kamarnya jauh lebih mewah dari kamar Yuna

Alex seketika lupa tujuan.

"Ah, tidak! Aku harus fokus mencari Ren."  Ia lalu mulai memeriksa keadaan di kamar Delen.

Alex lalu tersadar ada barang yang terjatuh di depannya.

mengapa vas ini terjatuh?

Alex membungkuk mengambil vas itu, tanpa ia sadari Delen sudah berada di belakangnya.

"Vas, ini terlihat mahal. Bahaya jika ini pecah." Alex menaruh vas itu pada meja didekatkannya.

Ia lalu berbalik dan,




"Hai, tidak sopan loh memasuki kamar orang." Delen tersenyum ramah. Namun tidak dengan Alex yang melebarkan matanya.

buagh!

Delen segera memukul Alex yang hendak mendorongnya.

Seketika Alex pingsan di tempat. Delen lalu mengangkat Alex bak karung dan membawanya untuk berkumpul bersama Yuna, Reon, dan Ren.




Brak!

Yuna yang memeluk Reon segera melepaskannya. Ia melotot begitu mengetahui siapa yang Delen bawa.

"Aku bawakan satu anjing untukmu!" Delen lalu menggeletakkan Alex di samping Ren.

"Delen, kau apakan dia?!" Yuna yang hendak memberontak kembali dicengkram Reon.

"Yuna, kau tahu. Kemarin aku baru saja menunjukkan sesuatu yang menarik pada Reon. Dan aku akan memberikan hadiah yang khusus kuracik ini pada anjing-anjingmu."

Delen lalu mengeluarkan botol kecil dari saku jas nya.

Yuna seketika syok ketika mengetahui bahwa itu bukanlah ramuan biasa.

Yuna mendorong Reon yang lengah dan seketika menggelayuti kaki Delen.

"Tidak!! Tidak kumohon! Jangan sakiti mereka, kumohon!" Yuna menangis.

Bisa berbahaya jika cairan mematikan itu mengenai kulit mereka barang setetes.

"Delen, kumohon!!" Delen malah semakin marah. Ia lalu membuka tutup itu dan hendak menuangkannya.

"TIDAK!"



BRAK!!

Delen gagal menuangkan cairan itu, ia begitu terkejut ketika ada seseorang yang membuka pintu.

"Bajingan psikopat! Kau apakan adikku? Cepat tangkap mereka!"

V-Vaal?

Yuna makin dibuat kebingungan ketika mengetahui bahwa orang itu adalah Vaal.

You Know I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang