8

3K 271 9
                                    

kriettt

drap..

drap..

drap..

drap..

cahaya rembulan yang menerangi gudang, memperlihatkan sosok perempuan yang tengah berdiri menatap salah satu sel penjara.

"Bangun!" interupsi wanita itu.

Brak!

Wanita itu menendang jeruji sel itu.

"Nghh.." Alex mengerjap, kesadarannya yang pulih, terkejut meihat sosok wanita di depannya.

"Y-Yuna?"

"Kurasa kau nyaman berada disini. Apakah kau ingin bermalaman disini?" tanyanya sinis.

"T-tidak Yuna. Kumohon, bebaskan aku! Aku tidak kuat berada disini. Mereka berteriak, mereka berteriak minta tolong. Kumohon ampuni aku, hikss.." Alex meronta-ronta dibalik jeruji sel. Dia sungguh ketakutan berada disana.

"Astaga, lihatlah little puppyku yang ketakutan ini." Yuna berjongkok menyeka air mata Alex.

"Yuna kumohonn!" Alex meraih tangan Yuna meminta pertolongan.

"Lepaskan! Berani sekali seekor anjing menggenggam tangan majikannya!" Yuna menepis tangan Alex, lalu menjambak rambutnya.

"Hikss, sakit Yuna. Lepaskan kumohon." melasnya sambil memegangi tangan Yuna.

"Kurasa aku terlalu lembek kepadamu. Hingga kau seenaknya memasuki kamarku. Apa kau ingin kepalamu terlepas dari tubuhmu, Hah!?" Yuna mempererat cengkramannya.

"Akhhh, tidak Yuna. Kumohon, maafkan aku! Aku menyesal, kumohonn. Aku akan menuruti kemauanmu." Alex menangis memohon ampunan pada Yuna. Namun yang  ditatap malah menatap sinis.

"Hahh, kurasa memang aku harus menghukummu agar kau tersadar." Yuna melepas cengkramannya lalu mendorong Alex hingga terjatuh.

bugh











ceklek

"Cepat keluar! kau merindukan kasur empukmu bukan?" Yuna meninggalkan Alex, segera saja Alex keluar dari sel tersebut menyusul Yuna.

Mereka terlihat berjalan menuju mansion. Alex berjalan tepat di belakang Yuna dengan langkah kecilnya.

"Ck, kemarilah!" Alex menjejerkan posisinya dengan Yuna.

"Apa kau takut disana?" tanya Yuna tanpa melirik Alex.

"Iya."

"Apa yang kau takuti?"

"Kegelapan, teriakan, darah, mayat. Mereka semua." tangan Alex bergetar ketika mengingat betapa menakutkannya situasi yang baru saja ia alami.

Yuna melirik tangan Alex dan segera menggenggamnya.

"Y-Yuna?"

"Aku hanya menggenggamnya karena ingin. Lagipula kau milikku." ucap Yuna memalingkan muka.

aku, milik Yuna?


"Ya, aku milikmu." Alex tersenyum menatap tangannya yang menyatuh dengan Yuna.













Sesampainya di depan kamar Alex. Yuna melepaskan genggamannya.

"Tidurlah. Ah, hampir lupa. Mulai saat ini kau sekamar dengan Ren."

You Know I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang